Kamis, 25 April 2024
KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029 | Maju Pilgubri, Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau
 
Sosial Budaya
Jelang Aksi 212,
CMI: Jangan Benturkan Islam dengan Negara

Sosial Budaya - - Selasa, 29/11/2016 - 17:43:53 WIB

JAKARTA, Suluhriau- Ketua Umum (Ketum) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Prof. Dr Jimly Asshiddiqie, SH, menghimbau agar tetap berhati-hati dan tidak terbawa emosi sehingga rawan dibenturkan dengan negara oleh oknum-oknum tertentu.

Hal itu dasampaikannya dalam menangga akan berlangungnya aksi Bela Islam Jilid III di Monas, Jakarta pada 2 Desember 2016 (Aksi 212).

Ia mengatakan, menghargai keputusan mereka yang akan melakukan aksi unjuk rasa itu sebagai bagian dari hak berekspresi dalam demokrasi.

"Jika ingin berpartisipasi silahkan, namun turunkan emosinya dan hadapi dengan rasionalitas yang tinggi," ujar Jimly dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) di Gedung Nusantara V, MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/11/201) malam yang dikirim rilisnya diterima media ini, Selasa, (29/11/2016).

Menurut Jimly, ICMI sebagai lembaga intelektual muslim tetap menghimbau agar umat Islam tetap mengedepankan dialog dalam menghadapi masalah kebangsaan. Karena itu, tugas ICMI sebagai bagian dari pemimpin umat adalah mengarahkan.

"Kita menjaga, agar Islam ini tidak dibenturkan dengan negara dan kebangsaan seolah-olah kalau melaksanakan Islam itu anti terhadap negara atau sebaliknya jika bernegara lalu menomerduakan Islam dan agama. Disinilah fungsi kehadiran ICMI dituntut,"kata Jimly.

Mantan Ketua MK itu menekankan, dunia Islam harus bersatu untuk kemajuan peradaban umat Islam oleh sebab itu Islam tidak bisa dipisahkan dengan konsep kebangsaan.

Jimly juga menegaskan, ICMI harus tetap adil kepada semua golongan atau agama, meski bukan melindungi namun tetap harus bersikap ramah. Karena itu, ia menghimbau agar kader ICMI juga harus bisa menjadi perekat kebangsaan dilingkungan non muslim, karena ICMI hadir sebagai Islam yang rahmatan lil alamin.

"Kita (Islam) jangan dibenturkan dengan negara, bagaimanapun ICMI-nya itu keislaman Keindonesiaan tidak dapat dipisah. ICMI juga jangan sampai seolah-olah dibenturkan anti agama lain, ICMI itu harus menjadi perekat bangsa dan agama,"katanya.

Sementara itu pada kesempatan yang sama Ketua Dewan Pakar Pusat ICMI Zulkifli Hasan meminta ICMI perlu menyiapkan sebuah konsep dan gagasan bagaimana agar umat Islam dapat mengusai sains dan teknologi.

"Oleh sebab itu setiap dari kita (Dewan pakar ICMI, red) ketika menulis artikel tentang sains dan teknologi  maka kaitkanlah penjelasannya tersebut dengan ayat Al-Quran," katanya.
 
Pihaknya juga melihat, setelah terjadi fenomena aksi damai 411 melihatkan bahwa umat Islam itu bersatu. "ICMI harus bisa mempersatukan diantara perbedaaan tersebut dan menjadi payung di antara mereka," ujarnya. (rls,jan)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved