Jum'at, 26 April 2024
Polisi Gerebek Bandar Narkoba Kampung Dalam, Ada yang Mencebur ke Sungai dan Satu Orang Diamankan | Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau | Tak Kantongi Izin, Disperindag Pekanbaru Segel Dua Gudang di Komplek Pergudangan Avian | laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024
 
Kesehatan
Asma, Rokok dan Polusi 'Renggut' 3,6 Juta Nyawa di Dunia

Kesehatan - - Sabtu, 19/08/2017 - 12:54:56 WIB
(Foto REUTERS/Srdjan Zivulovic)
TERKAIT:
   

SULUHRIAU- Sebuah penelitian terbaru merilis sejumlah penyakit paru-paru yang paling mematikan. Ada dua penyakit paru-paru, salah satunya disebabkan rokok yang telah membunuh 3,2 juta orang di dunia pada tahun tersebut.

Diberitakan AFP, The Lancet Respiratory Medicine merilis hasil penelitian terbaru mereka dan menyebut ada dua penyakit paru-paru yang paling mematikan dan telah membunuh 3,6 juta orang di seluruh dunia.

Dua penyakit tersebut adalah penyakit paru obstruktif kronis (COPD) yang sebagian besar disebabkan oleh merokok dan polusi, dan asma yang menyebabkan 400 ribu orang meninggal.

COPD merupakan kelompok kondisi tertentu dari paru-paru yang menyebabkan penderitanya kesulitan bernapas, beberapa di antaranya adalah emfisema dan bronkitis.

Studi yang dilakukan menemukan prevalensi asma di tahun penelitian meningkat dua kali lipat, namun untuk COPD melonjak delapan kali lipat.

Penelitian itu menyebut pengobatan untuk kedua penyakit tersebut sebenarnya mampu dijangkau berbagai lapisan masyarakat, namun yang kebanyakan terjadi adalah tidak terdiagnosis, salah didiagnosis, atau tidak terobati.

COPD menjadi peringkat ke-empat penyebab kematian di dunia pada 2015 menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Peringkat pertama penyebab kematian ditempati oleh penyakit jantung dengan 9 juta kasus, stroke dengan enam juta kematian, dan infeksi pernapasan bawah sekitar 3,2 juta kematian.

Penelitian yang dilakukan oleh The Lancet Respiratory Medicine itu dipimpin oleh Theo Vos, seorang profesor di Institut of Health Metrics and Evaluation di the University of Washington.

Vos dan tim menganalisis data dari 188 negara untuk mengamati, di masing-masing negara, jumlah kasus kematian dan penyebabnya setiap tahun dari 1990 hingga 2015.

Prevalensi COPD dan rasio kematiannya menurun pada periode pengamatan tersebut, namun jumlah kematian cenderung meningkat hampir 12 persen. Meningkatnya jumlah kematian ini ditengarai karena bertambahnya angka penduduk.

Untuk kasus asma, prevalensi naik hingga 13 persen hingga menjadi 358 juta orang di seluruh dunia. Namun angka kematian menurun hingga seperempatnya.

"Penyakit ini kurang mendapat perhatian dibandingkan penyakit kronis tidak menular lainnya seperti kardiovaskular, kanker, atau diabetes," kata Vos dalam pernyataannya.

Studi tersebut menemukan sejumlah negara dengan kejadian COPD tinggi pada 2015 adalah Papua Nugini, India, Lesotho, dan Nepal.

Sedangkan untuk asma, penyakit ini banyak ditemukan di Afghanistan, Republik Afrika Tengah, Fiji, Kiribati, Lesotho, Papua Nugini, dan Swaziland.   

Sumber: CNNIndonesia.com





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved