BI Sebut Daya Beli Masyarakat Kelas Menengah ke Bawah Turun
Ekbis - - Kamis, 02/11/2017 - 17:41:07 WIB
|
Ilustrasi
|
TERKAIT:
SULUHRIAU, Pekanbaru- Pihak Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan daya beli masyarakat kelas menengah ke bawah, sehingga berpengaruh besar terhadap perekonomian nasional.
Akibat penurunan tersebut, sektor rumah tangga lebih hati-hati dan lebih selektif dalam konsumsi, utamanya terjadi untuk kelompok rumah tangga yang di bawah berpendapatan menengah (middle income) hingga berpendapatan rendah (lower income).
Hal itu dikatakan Kepala Kantor Perwakilan BI Riau Siti Astiyah. Ia mengatakan, daya beli lemah tidak mempengaruhi kelompok atas atau orang kaya, karena tingkat pendapatannya terus meningkat. Sebab jika dilihat dari dana pihak ketiga (DPK) bank naik 11 persen.
Secara nasional, dari data uang beredar BI per September perolehan DPK perbankan nasional tercatat Rp 4.992 triliun meningkat 11,1 persen dibandingkan periode bulan sebelumnya Rp 4.237 triliun.
Sedangkan DPK Giro Tercatat Rp 1.110 triliun tumbuh 12 persen dibandingkan periode bulan sebelumnya Rp 1.073 triliun, kemudian DPK tabungan tercatat Rp 1.592 triliun tumbuh 10,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya Rp 1.562 triliun.
Sedangkan untuk simpanan berjangka atau deposito tercatat Rp 2.290 triliun atau tumbuh 11,3 persen dibandingkan periode bulan sebelumnya.
Siti astiyah mengatakan, khsusus Riau, saat ini memiliki potensi untuk merubah pola ke era digital ekonomi, karena memiliki potensi untuk memberlakukan penggunaan e-money, juga menjadi salah satu faktor penurunan daya beli masyarakat ke ritel.
Sehingga dipastikan ditutupnya beberapa ritel, tidak berarti daya beli masyarakat menurun, tetapi karena perubahan pola yang bersifat konvensional ke ekonomi digital. [slt,rri]