Jum'at, 26 April 2024
Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama | Sumringahnya Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 setelah Kalahka Korsel Melalui Adu Penalti | Polisi Gerebek Bandar Narkoba Kampung Dalam, Ada yang Mencebur ke Sungai dan Satu Orang Diamankan | Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau
 
Religi
Mengenal Lebih Dalam Dakwah Digital Ustadz Abdul Somad asal Riau [1]

Religi - - Minggu, 19/11/2017 - 11:15:02 WIB

SULUHRIAU- Nama Ustadz Abdul Somad (UAS) penceramah muda bernas dari Riau. Demikian viral ceramah lengkap darinya, termasuk cuplikan durasi 3-6 menit lintas aneka gawai beserta aneka media sosial perantaranya.

Selain viral, decak kagum banyak bermunculan karena penguasaan ilmu, terutama hadist, seolah mengalir tak bertepi. Sekalipun tak bisa ditahan pula, saat bersamaan, tak sedikit yang keberatan, benci, bahkan muncul rumor dirinya dilaporkan ke kepolisian atas materi dakwah yang dinilai anti kebhinekaan.

Penelusuran penulis menunjukkan setidaknya pada dua kanal utama ceramahnya di Youtube, yakni Tafaqquh Online dan Fodamara, video Ustadz Abdul Somad sudah ditonton total akumulasi 16,255 juta view dari total 1.410 video yang mencakup dirinya. So, rerata satu video ditonton hampir 12.000 kali.

Di fanspage facebook maupun instagram, dua akun personal media sosial yang aktif digunakannya, total pengikutnya mendekati 300.000. Karenanya, namanya demikian berseliweran di jagat daring tanah air kurun beberapa bulan terakhir.

Apa yang membuat ceramahnya, dalam arsip digital maupun streaming, kerap diburu banyak warganet Indonesia kontemporer? Adakah rahasia komunikasi publik Islami yang dilakukannya dalam rentang dakwah dan mengajar kembali di Indonesia sejak 2008 lalu?

Setelah menelusuri nomor kontak awal dari humas Tafaqquh Online, penulis akhirnya bisa bersilaturahmi digital dengan Bang Hidayat, asisten pribadi UAS.

Dan, akhirnya wawancara bisa dilakukan melalui telepon siang baru-baru ini selepas da'i kelahiran 18 Mei 1977 ini shalat Jumat-an. Hampir setengah jam lebih berbincang tak terasa, yang dalam waktu bersamaan, menyisakan hikmah dan kesan mendalam.

Bagi alumni S1 Al-Azhar, Mesir serta S2 Dar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Kerajaan Maroko tersebut, tidak ada sesuatu yang baru dalam dakwahnya, sekalipun banyak warganet menyebutnya sebagai penceramah berilmu tinggi namun rendah diri, tegas prinsip namun lembut perangai, dan serius tapi santai.

"Tidak ada hal baru (dalam ceramah saya), hanya melanjutkan perintah Allah Swt dan Rasul SAW. Bahwa kita ummat terbaik, yang diperintahkan untuk mengajak pada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Sekalipun kita semua bermunajat, berdoa rame-rame, namun jika tak amar ma'ruf nahi munkar, maka doa takkan dikabulkan," katanya.

Jadi, sambung UAS, yang dilakukan dalam dakwahnya simpel dan sederhana saja yakni menegakkan QS Ali Imran 110: Ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia guna menyuruh kepada yang ma'ruf dan melarang yang mungkar dan beriman kepada Allah Swt.

Dalam perspektif lain, merujuk cendekia besar Muslim Hasan Al-Banna, kewajiban menyampaikan kebenaran ini adalah manunggal dengan muslim di manapun. Nahnu duat qobla kulli sya'in, alias semua dari kita adalah pendakwah sebelum menjadi siapa-siapa.

Lalu, jika benar sesimpel dan senormatif begitu, sergah penulis, mengapa dampak tausyiah UAS terasa lebih masif? Bukankah itu pula yang sekian tahun dilakukan oleh banyak asatidz, dari kampung hingga kota, dari yang direkam ataupun tidak?

Menurut ayah satu anak ini, pembobotan materi tentu menjadi nilai tambah. Misal seniornya sesama lulusan Al-Azhar di Pekanbaru, Dr. Mustafa Umar, LC, MA, yang fokus membahas tafsir Al-Quran, terutama dari Tafsir Al-Ma'rifat. Demikian pula dirinya, yang lulusan sekolah hadist utama di dunia tersebut, maka hadist menjadi fokus subtansi dakwahnya.

"Demikian pula juga jika ada pendakwah ahli politik, akan bahas sisi tersebut [untuk menarik audiens]. Intinya, apapun spesialisasi kita, maka luruskan niat untuk amar ma'ruf nahi munkar, sehingga akan terjaga dari saling mengejek dan saling menjatuhkan yang lain," sambung pria tinggi ini.

Saling mengejek, bahkan tahdzir (memperingatkan orang lain dari kemunkaran, red) intensif kemudian menjadi kosakata yang cukup lekat dengan UAS. Terutama terkait dengan sejumlah pemikirannya, baik dari sisi praktik ibadah maupun pendiriannya terkait jihad.

Polemik malah berkepanjangan ketika pendapat UAS soal bom bunuh diri di Palestina diplintir demikian rupa, melenceng dari substansi karena sampai dikaitkan dengan bom bunuh diri di Kampung Melayu. Menariknya, proses klarifikasi berulang disampaikan, terutama di fanspage Facebook serta Instagram miliknya.

"Begini, dakwah itu identiknya di mimbar, hanya ceramah. Identiknya juga amar ma'ruf, mengajak shalat saja. Namun jika ada kebathilan dilekatkan pada kita, maka menyingkap kebathilan itu adalah dakwah. Singkaplah dengan klarifikasi, dengan tabayyun, karena ketika orang benar namun diam saja, maka pihak yang bathil justru merasa benar," jelasnya, tegas.

Bagi UAS, kondisi ummat sekarang bisa digolongkan tiga rupa; Para pencinta yang mereka tak perlu kau jelaskan apapun, para pembenci yang percuma kau jelaskan apapun, dan yang abu-abu dalam bersikap.

Nah, sambung dosen UIN Sultan Syarif Kasim Riau ini, terutama yang abu-abu inilah yang harus dicerdaskan dengan penjelasan komprehensif sehingga tujuan akhir mengajak kebaikan dan cegah kemunkaran via dakwah tetap terjaga. Itupun porsinya jangan-lah berlebihan.

Dalam salah satu videonya, Abdul Somad pernah bertekad sekembalinya ke Indonesia, akan banyak buat buku terkait hadist. Apa daya, waktunya kemudian kadang habis menjelaskan khilafiyah furuiyah dari mulai celana isbal, kewajiban qunut, tahlilan, dan banyak lagi. [Bersambung]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved