Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Sosial Budaya
Ustaz Abdul Somad, Pendakwah Lantang di Pusaran Provokasi

Sosial Budaya - - Jumat, 29/12/2017 - 10:29:18 WIB

SULUHRIAU- Sesosok pria tinggi besar muncul dari balik pintu lift di lantai 2 Gedung Sarana Jaya, Jakarta, pada Kamis (28/12) pukul 11.05 WIB.
Dibantu barisan simpatisan Front Pembela Islam, ia membelah kerumunan manusia. Di belakangnya, muncul sosok yang dinanti, Ustaz Abdul Somad (40). Lantunan salawat pun berkumandang.

Somad langsung masuk ke aula yang tak terlalu besar untuk berceramah bertajuk Islam sebagai Solusi Menjawab Problematika Ummat. Ini merupakan bagian dari rangkaian safari dakwahnya pada 28-29 Desember. Ketatnya penjagaan membuat warga yang hendak berswafoto dan pewarta yang bermaksud mewawancarainya pun gagal.

Lulusan Universitas Al-Azhar, Mesir, ini langsung tancap gas membagikan ilmunya kepada para jemaah. Secara garis besar, ia menceritakan ada tiga masalah utama umat, yaitu kemanusiaan, perbedaan keyakinan, dan hawa nafsu. Ia menjelaskan dengan ringan bahwa Islam ditakdirkan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut.

Ratusan anggota jemaah yang sudah dibuat menunggu berjam-jam, karena jadwal ceramahnya adalah pukul 09.00 WIB, mampu dibuat menikmati kajian tersebut. Tak jarang, Somad, yang ketika itu berkostum kemeja putih panjang, serban hijau, dan peci hitam, menyelipkan humor.

Misalnya, saat seorang jemaah bertanya kepada Somad. Ia mengaku gundah karena baru saja melakukan pendekatan atau ta'aruf dengan seorang perempuan penghafal Alquran. Masalahnya, dirinya bukan penghafal Alquran. Ada ketakutan bahwa dirinya tidak bisa menjadi imam yang baik bagi perempuan tersebut.

"Kalau kamu pusing, ya buat saya saja," Somad berseloroh, disambut gelak tawa jemaah. Namun demikian, ia tetap melanjutkannya dengan penjelasan yang detail dari sisi agama.

Selain itu, candaannya muncul ketika ia bicara soal kesombongan. Somad pun menyarankan jemaah untuk sering bertaubat kepada Sang Pencipta.

"Taubatlah engkau. Tapi jangan taubat mengundang Ustaz Somad," ucapnya.

Di mata jemaah, Somad dikenal sebagai pendakwah yang humoris. Gaya humorisnya pun menular kepada sikapnya dalam memandang suatu masalah. Dia selalu santai menanggapi persoalan.

Hal itu terlihat dari pandangan Somad yang tak mau ambil pusing terhadap dua penolakan terhadap dirinya saat hendak berceramah di penghujung 2017. Pertama, penolakan di Bali. Pada Jumat (8/12), Hotel Aston, Denpasar, tempatnya menginap, didatangi oleh sejumlah orang, sembari mengeluarkan sejumlah tudingan anti-NKRI kepadanya.

Hal itu disebut tak lepas dari cuitan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Bali Arya Wedakarna yang dianggap provokatif. Anggota Fraksi-PKB di DPR Lukman Edy mengadukannya ke Badan Kehormatan (BK) DPD. Kuasa hukum Abdul Somad, Kapitra Ampera, mengadukan tindak persekusi itu ke Komnas HAM.

Kedua, penolakan di Hong Kong, pada Sabtu (23/12). Somad ditolak otoritas Hong Kong saat hendak memberi ceramah kepada TKI. Kontroversi menyebar di medsos. Ada akun yang mencibirnya, banyak pula yang membelanya mati-matian.

Saat pihak lain sibuk membelanya, lalu bagaimana Somad menyikapi penolakan-penolakan itu?

Ustaz lulusan Daar al-Hadits Al-Hassania Institute, Maroko, ini tak hirau dengan hujatan kepadanya. Menurut Somad, masih banyak hal yang bisa diurus ketimbang membalas caci-maki. Ia tidak ingin menghabiskan energi untuk hal semacam itu. Baginya, musuh sebenarnya adalah kebodohan dan kemiskinan.

Ia pun meminta jemaah untuk meneladani sikap Nabi Muhammad SAW saat dihina orang lain. "Saya cuma minta, Ya Allah, berikanlah mereka hidayah. Berikanlah anak cucu mereka menjadi golongan yang mengagungkan-Mu," ucapnya.

Dalam hal penolakan dari otoritas Hong Kong, ia cuma mengklarifikasi melalui fanpage-nya di facebook dengan netral, dan menyebutkan bahwa tidak ada penjelasan resmi dari otoritas soal sebab penolakan terhadapnya itu.

"Sebagai warga negara yang taat, saya kembali. Saya sudah serahkan semuanya ke Pemerintah," aku Somad.

Somad, yang juga penulis buku 99 Pertanyaan Seputar Sholat, mengaku sedang berfokus menggalang bantuan pembangunan masjid, musala, dan sekolah Al-Quran di berbagai daerah pedalaman di Indonesia. "Saya sibuk berdakwah saja," akunya.

Hal ini sejalan dengan imbauan dari Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Zainut Tauhid Saadi. Bahwa, Somad sebaiknya tak terprovokasi dengan penolakan tersebut. "Semoga beliau sabar dan mengambil hikmah dari peristiwa tersebut," kata dia, seperti dikutip dari Antara.

Menurut Ketua Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Muda Ahmad Zakiyuddin, dikutip dari Antara, Somad memang merupakan tokoh Islam yang ramah dan damai, bukan sosok radikal yang patut ditakuti oleh negara manapun.

Sumber: CNNIndoenesia.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved