Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Metropolis
Warga Digigit Kucing,
Petugas Distankan Vaksin Rabies Kucing di Perumahan Putri Tujuh

Metropolis - - Kamis, 11/01/2018 - 07:30:58 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Petugas bidang penanganan hewan Dinas Pertanian Perikanan Pekanbaru menyisir melakukan vaksinasi rabies terhadap kucing di perumahan Putri Tujuh.

Vaksinansi rabies pada hewan penular rabies (HPR) ini dilakukan menyusul adanya kasus gigitan kucing peliharaan pada seorang warga Putri Tujuh, RW 03 Kelurahan Sidomulyo, Barat, baru-baru ini.

Menurut Kasi Keswan dan Kesmavet Distankan Pekanbaru, Herlandra, apabila hewan menggigit itu mengidap rabies, maka paling lama 14 hari HPR (anjing, kucing dan kera-red) mati.

Namun, walaupun hewan (kucing) menggigit warga tersebut, hingga berakhir observasi tidak mati, menurut staf Bidang Peternakan Pekanbaru drh Rita yang turun langsung bersama petugas drh Yudi, mengatakan, vaksinasi rabies kucing itu tetap diperlukan.

Dari penyisiran kucing-kucing peliharaan dan liar di wilayah RW 03 RT 5, 6 dan 7 Sidomulyo Barat, Rabu (10/1/2018), ada sebanyak 26 kucing divaksin rabies.

Menurut Rita, jumlah ini cukup lumayan dalam penyisiran program vaksinasi HPR yang membawa dampak pada masyarakat. Dikatakan, wilayah Kecamatan Tampan, tidak terlalu tinggi kasus gigitan HPR, berbeda dengan di Rumbai, Marpoyan Damai, Tenayan Raya dan Payung Sekaki. "Ada memang sejumlah kasus, tapi yang tinggi di Rumbai," katanya," Kamis (11/1/2018).

Vaksinasi terhadap HPR ini idealnya dilakukan minimal sekali enam bulan, dan maksimal sekali 1 tahun. Menurut Rita, setelah vaksinasi ini maka pihaknya akan melakukan vaksinasi paling lama tahun depan. Namun demikian, ini tergantung situasi tentang tingkat endemis kasus rabies di suatu wilayah.

Sementara itu, salah seorang warga Jl Pastoran, Palas-Rumbai Pekanbaru Karantina, S mengaku mengalami kasus gigita kucing yang menimpa anaknya.

Masalah inipun diadukan ke Distankan Pekanbaru. Ia mengatakan, di wilayah tersebur kerap terjadi kasus gigitan hewan penulas rabies (HPR), seperti anjing dan kucing.

Kasi Kasi Keswan dan Kesmavet Distankan Pekanbaru, Herlandra, menagatakan, jika ada warga digigt HPR silahkan laporkan ke Distan untuk dapat rekom ke puskesmas untuk diberikan vaksin anti rabies.

Dan jika hewan menggingit mati ia meminta membawa kepala hewan itu ke Kantor Distan Pekanbaru untuk dicek ke laboratorium memastikan postif rabies atau tidak. "Inilah cara memastikan hewan terkena rabies, sedangkan penanganan manusia di dinas kesehatan," kata Herlandra.

Herlandria mengaku, di Pekanbaru ini masih tinggi kasus rabies. Ia mencontohkan, pada Agustus 2017 saja ada 136 kasus, dari jumlah itu, postif hasil labor 6 kasus, neagatif nol, a1 kasus tak bisa diperiksa (cek labor) karena hewan sudah lama mati dan juga tidak dapat membawa kepala hewan untuk dicek (lisis). Dari jumlah 16 teresebut 83 kasus hewan liar (90 persen anjing), dan bebas observasi 32 kasus. [has]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved