Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Sosial Budaya
Jurnalis di Jalan Tuhan

Sosial Budaya - - Minggu, 18/02/2018 - 11:53:11 WIB

SULUHRIAU- Jurnalisme  akan mati. Penulis dan wartawan senior Aristides Katoppo mengungkapkan kekhawatirannya demikian dalam pertemuannya dengan para jurnalis senior pada awal tahun ini.

Pertemuan tersebut menghadirkan antara lain Ashadi Siregar, Retno Intani, Aristides Katoppo, Wahyudi M Pratopo. Mereka bicara soal dampak teknologi informasi terhadap generasi zaman now sebagai generasi penjelajah informasi yang tidak hanya lokal tapi juga global, generasi yang menjemput tantangan. Di sini, wartawan senior Aristides mengkhawatirkan the death of journalism sebagai dampak teknologi digital pada proses produksi konten.

Tanda-tandanya memang telah muncul sejak akhir 2011. Sebagaimana ditulis Supadiyanto di Kompasiana.com, para pengusaha media cetak di seluruh dunia menjadi terpukul dengan tutupnya perusahaan koran yang dianggap tertua The New York Times (NYT) pada Desember 2011.

Dikabarkan bahwa NYT telah melego 16 surat kabar daerahnya kepada Halifax Media Holdings senilai USD 143 juta. Koran yang dijual antara lain, Sarasota Herald Tribune, The Press Democrat di Kalifornia, Ledger di Kalifornia, Herald Journal di Carolina Utara, Daily Comet di Los Angeles, dan belasan koran daerah lainnya yang oplahnya mencapai 43 ribu eksemplar. Kini, NYT memilih mengembangkan bisnis media online.

Istilah jurnalis kedengarannya punya konotasi yang baik dalam sejarah peradaban manusia. Para pencipta karya fiksi pun menciptakan tokoh-tokoh komik terkait dengan profesi jurnalis, seperti tokoh Tintin yang merupakan reporter asal Eropa beserta anjingnya Snowy. Sebut saja tokoh-tokoh superhero Amerika Serikat seperti Clark Kent (Superman) dan jurnalis foto Peter Parker (Spiderman); mereka adalah jurnalis sekaligus jagoan pembela kebenaran.

Di dunia nyata, jurnalisme bahkan berhubungan dengan pekerjaan yang amat dekat dengan penyampaian wahyu Tuhan. Tidak main-main. Hakikat jurnalisme, yaitu pekerjaan menyampaikan hal-hal yang perlu diketahui orang lain secara kontinu, adalah aktivitas yang tak bisa dilepaskan dari hubungan antara manusia dan Tuhannya.

Jurnalisme konvensional yang menghabiskan banyak kertas menurut saya memang sedang sekarat. Tapi, bagaimana dengan kehadiran jurnalisme muslim yang jumlahnya tampak kian bertambah, apakah mereka akan bernasib sama dengan jurnalisme konvensional?

Jurnalisme Aktivitas Islami

Dalam tulisan ini membedakan antara kata Muslim (dengan M huruf besar) dan muslim (m huruf kecil). Yang pertama mengacu kepada identitas legal-formal seseorang yang menganut sebuah agama, yaitu Islam. Seorang Muslim adalah orang yang tercatat beragama Islam.

Yang kedua, muslim berarti, orang yang tunduk dan berserah diri kepada Allah. Yang kedua ini beriman kepada Tuhan, yaitu menerima segala-sesuatu yang datang dari-Nya. Jika sebagian jurnalis menghindari penyebutan nama Tuhan dalam feature (karya-karya) mereka, hal itu tidak dilakukan oleh seorang jurnalis muslim yang beriman kepada Tuhan. Baginya, segala sesuatu terjadi dengan izin-Nya.

Jurnalisme muslim ditandai dengan lima karakter utamanya yakni;

Tauhid, yaitu mengesakan Tuhan. Dalam hal ini termasuk mengesakan peraturan dan hukum-Nya, mengintegrasikan firman-Nya dalam satu kesatuan makna. Ciri tauhid lainnya ialah, konsisten (karena berasal dari satu Tuhan) dan tak terpisahkan. Seperti ajaran Islam yang tak memisahkan antara kehidupan duniawi dan ukhrowi, antara ilmu dan iman, antara perkataan dan perbuatan.

Jujur, berarti apa adanya. Menerima kenyataan sejauh ditangkap indranya; apalagi, dengan didukung teknologi pengindraan yang semakin canggih dan semakin akurat. Ini berhubungan dengan tugas reporter dan fotografer atau kameramen sebagai indra dalam sebuah organisasi pers, kita terbiasa menyebutnya ujung tombak.

Menyampaikan kebenaran, artinya merujuk kepada penilaian Allah sebagai satu-satunya pihak yang benar. Prakteknya yaitu dengan mengacu kepada pegangan orang beriman yaitu Alquran dan sunah Rasulullah serta ijtihad para ahli (yang punya otoritas) dan pakar di bidangnya dengan merujuk kepada kedua pegangan.

Independen, yaitu bermodalkan sumber-sumber halal atas dasar hubungan suka-sama-suka, serta bebas dari tekanan pihak mana pun, baik negara, publik, maupun pihak pemilik modal.

Adil, yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Cover both sides, cover all sides, dan imparsial alias tidak memihak kecuali memihak kepada kebenaran yang datang dari Tuhan. Simaklah firman Allah di kitab suci mengenai hal ini,

Tak berbeda jauh dengan jurnalisme konvensional, jurnalisme muslim saat ini tengah bertahan hidup. Ia tidak pernah benar-benar mati. Ia tetap eksis sejak perutusan para nabi dan rasul Allah hingga ke Nabi Penutup Muhammad Rasulullah, lalu berlanjut hingga saat ini. Bahkan, akan terus berlanjut hingga kiamat kelak.

Hingga hari ini media-media Islam perlahan berguguran mengikuti rekan mereka yang konvensional. Sebagian karena terlalu membatasi diri pada segmen pembaca khusus, sebagian karena tergeser oleh “revolusi” digital, sebagian lagi tak lain karena soal modal.

Kemunculan media Islam online memberi harapan baru, tapi tampaknya tidak bagi peningkatan taraf hidup seorang freelance yang masih harus berkutat dengan pemenuhan ekonomi rumah tangganya.

Seorang freelance tetaplah seorang jurnalis yang tak bisa menyampaikan sesuatu untuk tujuan k





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved