Kamis, 25 April 2024
Polisi Gerebek Bandar Narkoba Kampung Dalam, Ada yang Mencebur ke Sungai dan Satu Orang Diamankan | Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau | Tak Kantongi Izin, Disperindag Pekanbaru Segel Dua Gudang di Komplek Pergudangan Avian | laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024
 
Daerah
Membasmi Hama Tikus Dapat Uang

Daerah - - Senin, 19/02/2018 - 09:15:46 WIB

SULUHRIAU- Ratusan warga Desa Bringinan, Kecamatan Jambon, Ponorogo terlihat ramai-ramai turun ke sawah. Bukannya panen raya, mereka sibuk mencari gorong-gorong tempat persembunyian tikus agar dapat hadih, unik!

Sekitar 300 warga daftar ikut mencari hama tikus di sawah. Tidak hanya bapak-bapak, bahkan pesertanya juga ada ibu-ibu dan anak-anak yang ikut mencari tikus. Mereka rela membawa peralatan seadanya dan nyemplung ke sawah.

"Kami hadiahi bagi penangkap tikus terbanyak dapat hadiah uang jutaan Rupiah, sedangkan kalau ada yang menangkap tikus hidup dihargai Rp 5 ribu per ekor kalau tikus mati dihargai Rp 2.500," tutur Kepala Desa Bringinan, Barno saat ditemui detikcom, Senin (19/2/2018).

Bapak dua anak ini menambahkan kegiatan ini berawal dari keluhan warga yang takut tak bisa panen akibat banyaknya serangan hama tikus. "Seluas 88 hektar sawah padi di desa kami dipastikan diserang hama tikus," jelasnya.

Pantauan detikcom, ratusan warga terlihat membawa karbit yang dibakar guna menarik perhatian tikus. Mereka pun tak segan nyemplung ke sawah yang langsung disambut dengan lumpur. "Bahkan ada anak-anak dan ibu-ibu yang ikutan nyari tikus," imbuhnya.

Pria yang juga mantan TKI ini menambahkan kegiatan ini dinamai dengan 'Bringinan Darurat Hama Tikus' yang menggandeng Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo. "Bahkan ada warga yang tadi sudah menangkap tikus dan dibeli oleh dinas pertanian," ujarnya.

Guna memudahkan dalam mencari tikus, lanjutnya, desa menyediakan 50 kg karbit dan obat lainnya. Tidak hanya itu, nantinya masyarakat juga diwajibkan membuat perangkap tikus. "Kegiatan menangkap tikus ini dikenal dengan istilah 'gropyok', nanti yang paling banyak dapat hadiah," imbuhnya.

Kegiatan ini sebenarnya bukan agenda tahunan, namun banyaknya warga yang mengeluh akibat serangan tikus yang mengganas dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Makanya diadakan acara gropyok ini. "Ini sebagai penyemangat warga untuk membasmi hama tikus supaya tidak gagal panen," pungkasnya.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved