Jum'at, 29 Maret 2024
Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
 
Internasional
Mark Zuckerberg Pasang Iklan Permintaan Maaf di Surat Kabar

Internasional - - Senin, 26/03/2018 - 09:47:00 WIB

SULUHRIAU- Mark Zuckerberg, pendiri, sekaligus Direktur Eksekutif Facebook telah menggunakan sejumlah iklan di koran-koran Inggris dan Amerika Serikat untuk menyatakan permohonan maaf. Hal ini dilakukan setelah skandal yang melibatkan aplikasi buatan Cambridge Analytica.

Dalam permohonan maafnya, Mark mengatakan Facebook sebagai platform jejaring sosial tidaklah layak menyimpan informasi pribadi, jika tidak dapat melindunginya. Iklan di koran-koran yang memuat tanda tangan Mark juga menyebutkan aplikasi buatan peneliti Cambridge University telah membocorkan data jutaan pengguna Facebook sekitar empat tahun lalu.

"Ini adalah pelanggaran kepercayaan, dan saya menyesal kita tidak bisa melakukan lebih banyak soal ini. Sekarang kita mengambil langkah untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi," ujar iklan tersebut.

Masalah privasi Facebook telah mendapat kecaman setelah Cambridge Analytica, perusahaan konsultan politik yang berafiliasi dengan kampanye pemilihan Presiden Donald Trump 2016, mendapatkan data secara tidak tepat. Perusahaan ini dituduh telah memberikan pengaruh bagaimana orang-orang memilih atau bahkan berpikir soal politik dan kemasyarakatan lewat sebuah permainan.

Cambridge Analytica mendapatkan data-data dari seorang peneliti yang membayar 270 ribu pengguna Facebook untuk menyelesaikan kuis profil psikologis pada tahun 2014. Tetapi kuis tersebut juga mengumpulkan informasi tentang teman-teman mereka, sehingga jumlah pengguna yang terkena dampak menjadi sekitar 50 juta orang.

Sejumlah surat kabar yang memuat iklan permohonan maaf adalah The New York Times dan The Washington Post di Amerika Serikat dan The Sunday Times serta The Sunday Telegraph di Inggris. Dalam permohonan maaf juga disebutkan Facebook membatasi data yang diterima aplikasi saat pengguna masuk.

Facebook juga kini menyelidiki setiap aplikasi yang memiliki akses ke sejumlah besar data. "Kami berharap ada aplikasi lainnya. Dan ketika kami menemukannya, kami akan melarang mereka dan memberi tahu semua orang yang terkena dampak," tulis iklan itu.

Mark menutup penyataan maafnya di koran dengan mengatakan: "Saya berjanji untuk melakukan yang lebih baik untuk Anda."

Tetapi permintaan maaf menghindari penyebutan nama 'Cambridge Analytica'. Sebaliknya, menulisnya sebagai "aplikasi kuis yang dibuat oleh seorang peneliti universitas".

Nilai saham Facebook telah turun lebih dari 70 miliar dolar AS, atau lebih dari Rp 700 triliun sejak skandal kebocoran data pengguna Facebook dilaporkan. Hal ini menjadi ancaman baru terhadap reputasi Facebook.

Sebelumnya Facebook diserang karena penggunaan Facebook di Rusia untuk mempengaruhi pemilih Amerika dengan unggahan-unggahan "berita palsu", sebelum dan sesudah pemilu AS 2016. Pada 22 Maret, Mark secara terbuka membahas skandal itu melalui unggahan panjang di halaman Facebook miliknya.

Hanya empat hari sebelumnya, pengacara Facebook mengancam akan menuntut Guardian karena melaporkan cerita. Berbicara di sebuah konferensi di New York, kepala kemitraan berita Facebook, Campbell Brown, mengakui ancaman tersebut sebagai sebuah "kesalahan".

Sejak saat itu Mark telah melakukan apa yang disebut 'tur permohonan maaf' di sejumlah jaringan televisi global, karena skandal pengambilan data-data pengguna Facebook yang terus merusak reputasi perusahaannya.

Kampanye Trump telah membayar 6 juta dolar AS, atau lebih dari Rp 60 miliar, selama Pemilu AS 2016, meskipun sejak pihak Trump telah menjauhkan diri dari Cambridge Analytica. Dua senator Amerika Serikat juga telah meminta Mark untuk bersaksi di depan Kongres soal tuduhan yang melibatkannya.

Sumber: Republika.co.id | Editor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved