Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Daerah
Stafsus Jokowi Ancam Natalius Pigai Agar Tak Sebar Fitnah

Daerah - - Jumat, 27/04/2018 - 20:03:37 WIB

SULUHRIAU- Staf Khusus Presiden Joko Widodo Bidang Kelompok Kerja Papua, Lenis Kogoya menanggapi soal kritik yang kerap dilontarkan oleh mantan komisioner Komnas HAM Natalius Pigai. Lenis yang juga kepala suku di Papua itu mengancam akan mencari Natalius Pigai jika tak berhenti menyampaikan kritik yang bernada fitnah.

Lenis mengatakan, dirinya selama ini selalu menahan untuk menanggapi kritik yang disampaikan Natalius Pigai. Kritikan Natalius dinilainya sebagi bentuk fitnah. Namun kini, dia mengaku sudah tak tahan lagi.

"Saya beberapa kali dapat catatan yang saya simpan, itu hampir setiap kalimat, kata itu selalu kritik Pak Jokowi terus. Hari ini baru saya mau bicara, khusus saudara Natalius Pigai selalu keluarkan kata-kata yang fitnah (terhadap) lambang negara yaitu Presiden RI," kata Lenis di kantornya, Gedung Sekretariat Negara, Jl Veteran III, Jakarta Pusat, Jumat (27/4/2018).

Lenis mengatakan, dirinya saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Jokowi dan juga masih sebagai kepala suku di Papua. Dia juga dulunya menjabat sebagai Ketua Tim Relawan Nusantara di Papua. Untuk itu, kata Lenis, dirinya merasa bertanggungjawab untuk menyampaikan jawaban atas kritik yang disampaikan Natalius Pigai.

"Bahwa saya juga yang mendorong Pak Jokowi menjadi Presiden, saya bertanggung jawab untuk saya menyampaikan beberapa hal, kalimat-kalimat yang fitnah oleh (terhadap-red) Presiden yaitu (yang disampaikan-red) saudara Natalius Pigai," katanya.

Dia menegaskan, kritik yang disampaikan Natalius Pigai itu sarat dengan fitnah. Sementara, di Papua sendiri tidak ada budaya menyampaikan kritik yang bernuansa fitnah.

"Saya mau sampaikan bahwa tidak ada budaya di Papua untuk kekerasan dan kritik fitnah dari Presiden ke-1 sampai ke-6. Orang Papua tidak pernah mengkritik pejabat negara, siapapun baik menteri atau lingkungan pemerintahan. Malah karakter orang Papua itu ramah walau dibilang orang Papua suka perang dan sebagainya, tetapi keberagaman di Papua dan kebersamaan di Papua, dan keanekaragaman baik kristen dan nasrani, itu contoh Indonesia harus belajar dari Papua," jelasnya.

Lenis juga menegaskan, dirinya sebagai Kepala Suku Provinsi Papua menolak keras kritik Natalius Pigai yang dinilainya sebagai fitnah. Bahkan, Lenis menegaskan Natalius Pigai tidak berhak lagi menyampaikan kritik bernuansa fitnah.

"Kalau kritik (bermuatan fitnah) saya sebagai kepala suku Provisni Papua semuanya tolak. Dan dia tidak punya hak untuk mengkritik (fitnah-red) Presiden. Kalau dia mau belajar, mau sama dengan Presiden, lebih baik dia pulang di kampung. Pulang kampung di sana dia bangun kepintaran itu. Sama seperti saya, saya sekolah pulang dulu. Setelah master harus buat sesuatu. Bukan mengkritik, bukan menghina, bukan fitnah orang. Tapi ini saya lihat beda. Jadi Natalius harus pulang ke kampung, belajar mulai dari lapangan sana," tegasnya.

Sebagai kepala suku, Lenis pun meminta agar Natalius Pigai berhenti menyampaikan kritik bernuansa fitnah terhadap Jokowi. Jika tidak, Lenis mengancam akan mencari keberadaan Natalius Pigai.

"Jadi Natalius saya mau sampaikan, saya kepala suku Papua, stop bicara mulai dari detik ini. Saya sudah larang tidak boleh kritik (fitnah) Presiden. Saya sudah sangat marah. Kepala suku provinsi sudah sangat marah. Saya membawa Presiden Jokowi ke Papua satu tahun tiga kali. Bagaimana caranya saya rajuk sampai Jokowi bisa ke Papua satu tahun tiga kali," tegasnya.

"Jadi, saudara Natalius Pigai, fitnah selama ini saya amati terus. Tetapi terakhir ini sudah stop bicara. Kalau tidak mau dengar lagi saya cari dia. Saya Kepala Suku dan dia harus menghadap ke saya. Saya bicara tidak boleh lagi mengganggu Jokowi. Jokowi tahun depan dua periode titik. Tidak ada lain-lain. Dua periode titik," tambahnya.

Sebelumnya Natalius Pigai menyampaikan, banyak janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belum direalisasikan hingga tahun keempat ini. Misalnya di Papua, dari 39 janji presiden hanya dua janji yang terealisasi.

"Di tingkat nasional itu yang kami hitung itu kurang lebih 66 janji Presiden yang secara langsung dan yang tidak tercatat itu sudah lebih dari mungkin ratusan lebih dari itu. Papua saja, ini saya pakar Papua, 39 janji. Di Papua, 2 yang direalisasi. Yaitu jalan Wamena-Wamena-Duga, ruas jalan baru. kemudian sebuah pasar kecil pasar mamak mamak. Cuma dua itu," ujar Pigai, di Kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (20/4).

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved