Kamis, 25 April 2024
laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya
 
Daerah
Tak Masuk 200 Nama Mubaligh Rekom Kemenag, UAS: Saya Penuh Sampai April 2020

Daerah - - Sabtu, 19/05/2018 - 13:30:30 WIB


SULUHRIAU- Nama Ustadz kondang asal Riau Ustadz Abdul Somad (UAS) tidak masuk dalam daftar 200 mubaligh rekomendasi Kementerian Agama (Kemenag).

Menyikapi hal ini, Ustaz Abdul Somad akhirnya buka suara. Ustaz dari Riau ini menjawab santai pertanyaan publik soal namanya yang tak ada dalam daftar sebagaimana yang dirilis Kemenag pada Jumat (18/5/2018) lalu itu.

"Sebab Kemenag tidak ingin mengecewakan masyarakat. Karena saya penuh sampai April 2020," jawab ustaz Somad dalam sebuah screencapture percakapanannya dengan seseorang, di akun Instagramnya, Sabtu (19/5/2018).

Memang, setelah daftar nama tersebut dirilis, publik mencari nama ustadz Somad. Namun, karena namanya tidak terdaftar, publik pun bertanya-tanya.

Bisa dipahami, selama ini Ustadz Somad kerap kali disebut sebagai mubaligh sejuta umat karena ketenarannya. Ustadz lulusan Al-Azhar Kairo itu sering diundang untuk mengisi ceramah di banyak tempat di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.

Sementara itu, mendapat jawaban sang ustadz, publik pun menuliskan sejumlah komentar.

"Singkat padat menusuk banget ustadz," komentar @kuade.fans di unggahan Ustadz Somad.

"Jawabannya singkat padat dan langsung meroket, enggak perlu nunggu-nunggu sampai September," sahut @vandytjg.

Sebelumnya, menyangkut tingginya pertanyaan publik soal tidak adanya nama Ustadz Somad, Menag Lukman Hakim Saifuddin mengaku tidak tahu menahu.

"Itu kan masukan dari sejumlah (pihak). Jadi jangan tanyakan. Jadi prosesnya, untuk diketahui oleh publik, bahwa nama-nama itu datang dari sejumlah ormas-ormas Islam, dari masjid-masjid besar yang kami mintai masukan," ungkap Lukman di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (18/5/2018).

Menag Lukman menegaskan, 200 nama itu dipilih berdasarkan tiga indikator. Mulai dari kompetensi yang dimiliki para mubaligh terhadap pemahaman ajaran agama Islam, hingga komitmen kebangsaan dalam dirinya.

Lebih lanjut, dari penuturan Menag Lukman, 200 nama tersebut merupakan tahap awal. Jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan banyaknya mubaligh di Indonesia. [han,ckl,Rol]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved