Tak Masuk 200 Nama Mubaligh Rekom Kemenag, UAS: Saya Penuh Sampai April 2020
Daerah - - Sabtu, 19/05/2018 - 13:30:30 WIB
SULUHRIAU- Nama Ustadz kondang asal Riau Ustadz Abdul Somad (UAS) tidak masuk dalam daftar 200 mubaligh rekomendasi Kementerian Agama (Kemenag).
Menyikapi hal ini, Ustaz Abdul Somad akhirnya buka suara. Ustaz dari Riau ini menjawab santai pertanyaan publik soal namanya yang tak ada dalam daftar sebagaimana yang dirilis Kemenag pada Jumat (18/5/2018) lalu itu.
"Sebab Kemenag tidak ingin mengecewakan masyarakat. Karena saya penuh sampai April 2020," jawab ustaz Somad dalam sebuah screencapture percakapanannya dengan seseorang, di akun Instagramnya, Sabtu (19/5/2018).
Memang, setelah daftar nama tersebut dirilis, publik mencari nama ustadz Somad. Namun, karena namanya tidak terdaftar, publik pun bertanya-tanya.
Bisa dipahami, selama ini Ustadz Somad kerap kali disebut sebagai mubaligh sejuta umat karena ketenarannya. Ustadz lulusan Al-Azhar Kairo itu sering diundang untuk mengisi ceramah di banyak tempat di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.
Sementara itu, mendapat jawaban sang ustadz, publik pun menuliskan sejumlah komentar.
"Singkat padat menusuk banget ustadz," komentar @kuade.fans di unggahan Ustadz Somad.
"Jawabannya singkat padat dan langsung meroket, enggak perlu nunggu-nunggu sampai September," sahut @vandytjg.
Sebelumnya, menyangkut tingginya pertanyaan publik soal tidak adanya nama Ustadz Somad, Menag Lukman Hakim Saifuddin mengaku tidak tahu menahu.
"Itu kan masukan dari sejumlah (pihak). Jadi jangan tanyakan. Jadi prosesnya, untuk diketahui oleh publik, bahwa nama-nama itu datang dari sejumlah ormas-ormas Islam, dari masjid-masjid besar yang kami mintai masukan," ungkap Lukman di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (18/5/2018).
Menag Lukman menegaskan, 200 nama itu dipilih berdasarkan tiga indikator. Mulai dari kompetensi yang dimiliki para mubaligh terhadap pemahaman ajaran agama Islam, hingga komitmen kebangsaan dalam dirinya.
Lebih lanjut, dari penuturan Menag Lukman, 200 nama tersebut merupakan tahap awal. Jumlahnya akan terus bertambah seiring dengan banyaknya mubaligh di Indonesia. [han,ckl,Rol]