Jum'at, 26 April 2024
Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama | Sumringahnya Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 setelah Kalahka Korsel Melalui Adu Penalti | Polisi Gerebek Bandar Narkoba Kampung Dalam, Ada yang Mencebur ke Sungai dan Satu Orang Diamankan | Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau
 
Sport
Terobos Lapangan Saat Final Piala Dunia, Anggota Pussy Riot Dipenjara 15 Hari

Sport - - Selasa, 17/07/2018 - 08:36:10 WIB
Anggota Pussy Riot saat menerobos pertandingan final Piala Dunia 2018 antara Prancis vs Kroasia di Luzhniki Stadium, Moskow, Minggu (15/7). (Foto: Clive Rose/Getty Images)
TERKAIT:

SULUHRIAU- Anggota band Pussy Riot sukses menerobos laga final Piala Dunia 2018. Hukuman penjara 15 hari langsung dijatuhi kepada sang penyusup.

Empat orang menghentikan sejenak pertandingan final Piala Dunia 2018 yang pertemukan Prancis vs Kroasia di Luzhniki Stadium, Moskow, Minggu (15/7/2018). Mereka masuk ke-lapangan di menit ke-51.

Para pitch invader itu masuk ke lapangan dengan mengenakan seragam polisi. Pussy Riot, band punk rock asal Rusia, kemudian mengklaim aksi itu dengan tujuan mengkritik pemerintahan Rusia di bawah rezim Vladimir Putin, yang juga tengah menonton final tersebut.

Dikutip Sky Sports, keempat orang itu bernama Veronika Nikulshina, Olga Pakhtusova, Olga Kurachyova dan Pyotr Verzilov. Mereka pun diadili di pengadilan Moskow dan dijatuhi hukuman kurungan penjara 15 hari serta dilarang nonton pertandingan olahraga selama tiga tahun ke depan.

Kurachyova mengatakan, aksi mereka dimaksudkan untuk mempromosikan kebebasan berbicara dan mengutuk kebijakan FIFA. Mereka menuding FIFA bersekutu dengan para pejabat otoriter yang melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

"Sangat disayangkan jika kami dianggap mengganggu para olahragawan. FIFA terlibat dalam permainan yang tidak adil, itu yang amat disayangkan," katanya menjelaskan.

Laga final sendiri ketika itu tetap dilanjutkan. Prancis akhirnya keluar sebagai juara dunia usai menang 4-2 atas Kroasia, yang menurut bek Dejan Lovren, momen Kroasia menjadi terganggu karena aksi Pussy Riot.

Sumber: detikBola, | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved