Kamis, 25 April 2024
Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029
 
Kesehatan
Induk Paus Orca Berduka, Mayat Bayinya Dibawa Berenang Berhari-hari

Kesehatan - - Selasa, 31/07/2018 - 10:17:05 WIB

SULUHRIAU- Pemandangan menyayat hati itu terlihat ketika sang induk yang tengah berduka terus membawa bangkai bayinya berenang selama beberapa hari di Lautan Pasifik.

Induk paus pembunuh (orca) itu menolak melepaskan mayat bayinya dan mendorongnya berenang di lautan selama enam hari.

Tahlequah, juga dikenal sebagai J35, melahirkan pada Selasa namun bayinya hanya bertahan hidup selama setengah jam.

Namun sang ibu menolak melepaskan anaknya dan tetap mendorong tubuh mati itu dengan kepalanya agar si anak tetap berada di permukaan air.

Paus lain yang merupakan anggota kawanannya tetap berada di dekat Tahlequah sepanjang waktu di dekat Pulau San Juan di Laut Salish, lepas pantai British Columbia dan Negara Bagian Washington.

"Tidak bisa dipercaya. Dia masih membawa bayinya dengan kepalanya, mendorongnya di air. Seluruh keluarganya juga tetap berada dekat dengannya," ujar Taylor Shedd dari Soundwatch yang memantau kawanan paus tersebut.

"Sirip punggungnya melengkung sempurna, pundak putihnya cemerlang dengan goresan paling samar... Lengkungannya berkilauan di bawah sinar matahari saat ia menyelam. Itu adalah pemandangan paling indah di dunia kalau Anda tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi," katanya melalui email.

Induknya kurang gizi

Ini adalah bayi orca pertama yang lahir dari Southern Residents Killer Whales dalam tiga tahun terakhir. Para peneliti mengatakan bahwa orca terancam punah karena habitatnya dicemari suara kapal laut, polusi air dan juga penurunan populasi salmon Chinook.

Berbeda dari orca yang lain, orca dari Southern Residents Killer Whales secara eksklusif hanya makan ikan berlemak yang populasinya menurun drastis karena penangkapan berlebih dan berubahnya habitat.

Karena kekurangan gizi, tingkat kegagalan kehamilan pada orca betina pun sangat tinggi. Sebuah studi Universitas Washington menemukan adanya kegagalan sebanyak dua pertiga dari total kehamilan orca antara 2007 dan 2014.

Saat ini hanya ada 75 paus pembunuh yang tersisa di tiga kawanan. Ini adalah tingkat terendah dalam hampir tiga dekade dan jumlahnya turun dari 98 ekor pada tahun 1995.

"Rata-rata kami berharap ada beberapa bayi orca lahir setiap tahun. Fakta bahwa kami belum pernah melihat adanya kelahiran dalam beberapa tahun terakhir dan kemudian mengalami kegagalan reproduksi adalah bukti adanya masalah berat terkait kemampuan reproduksi," ujar Brad Hanson, ahli biologi margasatwa dari Pusat Sains Perikanan Barat Laut di Seattle.

Pernah terjadi lonjakan jumlah bayi paus pembunuh dalam waktu singkat pada Desember 2014, seiring dengan adanya pasokan salmon yang melimpah. Pada saat itu, sekitar 11 bayi orca lahir, tapi setengahnya kini sudah mati.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved