Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Sosial Budaya
Ustadz Abdul Somad Dikirimi Rp100 Juta oleh Pemfitnah Topi Tauhid

Sosial Budaya - - Rabu, 19/09/2018 - 19:15:38 WIB

SULUHRIAU- Isu mengenai topi hitam bertuliskan kalimat tauhid 'La Ilaha Illallah', yang beberapa hari ini menjadi fitnah ke Ustadz Abdul Somad, justru berujung jadi keberkahan.

Topi itu dipersoalkan Ormas GP Ansor lantaran identik dengan simbol Ormas Hizbut Tahrir Indonesia yang sudah dibubarkan pemerintah. Gara-gara itu, ceramah UAS di sebuah daerah batal digelar.

Melalui akun instagramnya, UAS mengabarkan bahwa karena fitnah itu, dia justru dikirimi Rp100 juta oleh salah satu orang yang memfitnahnya.

"Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Topi yang dipakai jadi fitnah. Sebagai bentuk penyesalan, 'Ustadz, saya transfer 100 juta ke rekening Ustadz'," kata UAS menceritakan dalam akun IG miliknya yang diposting pada Kamis, (19/9/2018).

Postingan UAS disertai foto-foto dengan judul ‘Musibah berubah menjadi madrasah’. Hingga ketika diteliti VIVA, postingan UAS sudah mendapat sekitar 650 komentar, serta lebih dari 30 ribu likes.

Tidak diketahui siapa yang memberikan uang tersebut, namun UAS mengaku setelah ditawari uang sebanyak itu langsung meminta kepada pengirim supaya sama-sama mengantarkan ke Kampung Durian Cacar, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

"Saya jawab, 'kita antar duit itu bersama-sama ke Durian Cacar. Kita buat Madrasah. Namanya Madrasah at-Tauhid. Karena tulisan di topi itu kalimat Tauhid'," kata UAS.

Setelah Subuh tadi, UAS mengaku bersama si pengirim uang itu, bertolak ke Kampung dimaksud, melewati jalur lintas Timur Sumatera, selama enam jam.

"Kami disambut Datuk Perpatih, Pak Mangku dan Pak Batin dari para tokoh adat. Adapun dari pemerintahan hadir Pak Kades, Kapolsek dan masyarakat," kata UAS.

"Semoga Madrasah at-Tauhid ini bisa menjadi penawar duka masyarakat pedalaman untuk mencerdaskan anak bangsa," kata UAS mendoakan.

Sumber: Viva.co.id | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved