Kamis, 25 April 2024
laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya
 
Sosial Budaya
Klarifikasi,
Penjelasan Tim Ustadz Abdul Somad soal Topi dan Uang Rp100 Juta

Sosial Budaya - - Kamis, 20/09/2018 - 11:21:34 WIB

SULUHRIAU- Ustadz Hidayat dari tim dakwah Ustadz Abdul Somad menyebutkan terdapat kekeliruan penafsiran dalam berita yang dimuat VIVA terkait tulisan di Instagram ustadzabdulsomad.

Hal itu dikemukakan ustadz Hidayat, sebagai klarifikasi dari berita VIVA berjudul "Ustaz Abdul Somad Dikirimi Rp100 Juta oleh Pemfitnah Topi Tauhid" yang dilansir Rabu, (19/9/2018).

Dalam berita tersebut, antara lain tertulis:

"Melalui akun instagramnya, UAS mengabarkan bahwa karena fitnah itu, dia justru dikirimi Rp100 juta oleh salah satu orang yang memfitnahnya.

"Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Topi yang dipakai jadi fitnah. Sebagai bentuk penyesalan, 'Ustadz, saya transfer 100 juta ke rekening Ustadz'," kata UAS menceritakan dalam akun IG miliknya yang di-posting Kamis, 19 September 2018."
 
Menurut Hidayat, makna fitnah dalam tulisan di IG ustadz Abdul Somad berarti ujian. "Topi itu menjadi ujian baru bagi kami," ujarnya, saat dihubungi VIVA Rabu malam, (19/9/2018).

Lantaran menjadi ujian, menurut Hidayat, yang memakai topi merasa bersalah, walaupun dia tidak salah. Rasa bersalah itu, dinilai sebagai sesuatu yang wajar, karena sudah membuat orang tidak nyaman. "Sebagai bentuk rasa bersalah, yaitu diaktualisasikan dalam bentuk bersedekah. Itu yang 100 juta," ujar Hidayat.

Hidayat menyebutkan, orang yang menyumbang itu bukan orang lain, melainkan sahabat dakwah. "Yang nyumbang salah satu relawan dakwah. Mereka ini ke mana-mana biaya sendiri, menjadi sukarelawan," katanya.

Menurut dia, dari komentar-komentar di Instagram tidak ada yang menafsirkan lain. Semua bisa memahami apa yang dimaksud dalam tulisan di IG itu.

Sementara itu, dengan adanya berita VIVA tersebut menjadi salah tafsir dan berdampak. "Jelas dampaknya, jika berita seperti itu, orang jadi marah," ujar Hidayat.

Sumber: viva.co.id | Editor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved