Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Metropolis
Pasca Bentrok Demo BEM Sri dengan Polisi di DPRD Riau, 1 dari 6 Mahasiswa Dirawat Intensif

Metropolis - - Selasa, 25/09/2018 - 07:39:21 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Aksi tiga tuntutan rakyat yang di laksanakan di depan DPRD Provinsi Riau oleh Aliansi BEM Se Riau, Senin (24/9/2018) ricuh.

Ini berawal ketika Masa aksi orasi dan menyampaikan tuntutan. Bentrokan yang terjadi antara pihak kepolisian dan mahasiswa ketika mahasiswa yang berdiri didepan pintu gerbang DPRD Provinsi Riau menyampaikan aspirasi dan tuntutan mereka mendapatkan dorongan keras dari pihak kepolisian yang sudah bersiap siaga.

Hingga mendorong barisan pemegang spanduk tuntutan mahasiswa yang berdiri dibarisan depan pun menjadi terdorong, terjatuh bahkan terinjak-injak.

Akibat aksi dorongan dari pihak kepolisian dan upaya pemukulan mundur mahasiswa, membuat 6 Mahasiswa dievakuasi ke ambulan dan dibawa oleh Masa aksi Universitas Muhammadiyah Riau.

5 diantaranya laki-laki, 1 Perempuan. Korban diantaranya luka-luka, ada yang mengalami luka dikepala, lebam hingga pingsan.

Korban yang kondisinya terlalu lemah dan tidak bisa dilakukan penanganan awal dibawa ke Rumah Sakit Syafira Pekanbaru.

Hingga Senin malam pukul 22.42 WIB, sebanyak 5 korban lainnya sudah mendapatkan perawatan medis namun salah seorang korban dirawat intensif dikarenakan tindakan repressif dan kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian.

Menurut, Korban yang bernama Ahmad Zikri (22) mahasiswa UMRI sebagaimana rilis yang diterima dari BEM Sri, Zikri mendapatkan tendangan dan serangan lutut dari pihak kepolisian yang berjaga didepan gerbang.

"Kondisi masih kondusif hingga pada saat kami berorasi, tiba tiba polisi mendorong kami dari depan dengan sangat kuat hingga kawan kawan mahasiswa lain mundur nahkan terjatuh, lalu tiba - tiba saya yang masih bisa tegak mendapatkan tendangan dari pihak kepolisian. Setelah tendangan ke bagian pinggang, lalu di beri tendangan dengan lutut kearah perut yang membuat saya tidak bisa berdiri hingga dibantu sama mahasiswa lainnya untuk berdiri. Kami tidak bisa melakukan apa apa." ungkap zikri.

Korban yang sekarang masih dirawat di rumah sakit Syafira masih terus mendapatkan perawatan lanjutan. Karena rasa sakit dan nyeri dibagian pinggang, yang membuat ia sulit untuk duduk dan berdiri.

Pada saat yang lain, Koordinator Pusat BEM Se Riau Work Rian Kofrianto menyayangkan adanya insiden kekerasan ini ia beranggapan tidak seharusnya pengayom masyarakat bertindak seperti itu.

"Saya hanya berharap setiap aksi jangan sampai ada tindak kekerasan. Jika ditanya dari mahasiswa. Mahasiswa tidak pernah terbesit untuk bentrok bahkan bertindak kekerasan dengan siapapun pada saat penyampaian orasi Namun kenapa kami yang diberi penindakan keras dan membabi buta. Kami BEM Sri akan menindaklanjuti Kekerasan ini." Ungkap lelaki yang akrap disapa Dion tersebut

Seperti diketahui, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Riau menggelar aksi berajuk Tritura selamatkan kesejahteraan rakyat dan masyarakat Riau.

Ribuan masa aksi dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI), serta gabungan masa aksi dari Stikes Hangtuah Pekanbaru, Stie al insyiroh, Stifar Riau, Stie bangkinang, dan rekan rekan Mahasiswa Stie Indragiri Rengat dan Stai Nurul Fala Inhu yang melakukan longmarch Dari Universitas Muhammadiyah menuju Kantor DPRD Provinsi Riau.

Masa Aksi yang datang ke kantor DPRD Provinsi Riau, disambut oleh pihak kepolisian yang sudah membuat barikade didepan pintu masuk DPRD Provinsi. Dalam aksi tersebut juga terdapat masa aksi dari UR, UIN dan Abdurrab yang sudah duluan aksi. Masa aksi pun melakukan orasi dan menyampaikan Tuntutan aksi. Hingga pukul 16.40 WIB, masa aksi Aliansi BEM Se Riau meminta agar dapat masuk ke dalam kantor DPRD menyampaikan dan memberikan Tuntutan tersebut kepada Salah satu pimpinan DPRD Provinsi Riau, Namun belum ada upaya ataupun tanggapan dari pihak DPRD.

Bentrokan pun tak dapat dielakkan, antara masa Aksi dari mahasiswa Aliansi BEM Se Riau dengan pihak kepolisian. Akibat bentrokan tersebut Sebanyak 6 mahasiswa, 5 Laki laki dan 1 Perempuan menjadi korban tindakan kekerasan dan represif dari pihak kepolisian. Namun Masa aksi tetap meminta tuntutan mereka agar diterima oleh pihak DPRD. Pasca bentrokan, Akhirnya Pihak DPRD melalui ketua DPRD Provinsi Riau Septina Primawati Rusli bersama 1 anggota Dewan lainnya, Suardiman Ambi menemui masa aksi untuk menerima Tuntutan dari Aliansi Mahasiswa BEM Sri yang berisikan 3 tuntutan.

Berikut pernytaan sikap BEM Sri;

1. Usut tuntas kasus korupsi PLTU Riau, terutama membersihkan antek - antek PLN yang korup

2. Meminta pengelolaan blok rokan untuk kesejahteraan Rakyat Riau, memajukan pembangunan Riau dan memprioritaskan Putra daerah Riau

3. Meminta kepada presiden dan pemerintah menstabilkan perekonomian bangsa menghentikan impor yang membabi buta, serta mendukung penuh ekonomi kerakyatan menengah kebawah

Setelah penerimaan tuntutan dari Korpus BEM Se Riau Work Rian Kofrianto kepada Septina, masa aksi dari Aliansi BEM Se Riau pun membubarkan diri. (rls,jan)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved