Jum'at, 29 Maret 2024
Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
 
Nasional
Ratna Sarumpaet Ngaku Bohong Soal Penganiayaannya, Ini Pernyataannya

Nasional - - Rabu, 03/10/2018 - 20:32:00 WIB

SULUHRIAU- Ratna Sarumpaet mengaku berbohong telah mengalami penganiayaan di Bandung. Ratna menyampaikan permintaan maafnya kepada semua pihak. Dalam jumpa pers di rumahnya, kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018), Ratna menyatakan kebohongan berawal hanya untuk mencari alasan ke anak-anaknya. Sebenarnya, Ratna berkunjung ke rumah sakit untuk keperluan sedot lemak.

Sambil terisak, Ratna meminta maaf kepada capres nomor urut 02, Prabowo Subianto yang telah membelanya. Ia berharap dari pengakuannya, kegaduhan segera berakhir.

Dalam jumpa pers itu Ratna menyampaikan dia merasa telah melakukan kesalahan. Ia mohon semua saling memaafkan.

Dijelaksannya, tanggal 21 ia mendatangi rumah sakit khusus bedah, menemui dokter Sidik, ahli bedah plastik. Kedatangannya sepakat menyedot lemak di pipi kiri-kanan. Dokter Sidik adalah dokter ahli bedah plastik yang saya percaya, yang saya sudah 3, 4 kali ke sana.

Tetapi setelah operasi dijalankan pada tanggal 21, tanggal 22 nya pagi bangun, saya melihat muka lebam-lebam secara berlebihan atau tidak seperti yang alami biasanya.
"Ke dokter Sidik, saya tanya ini kenapa begini, dia bilang itu biasa. Intinya begitu. Jadi apa yang saya katakan ini akan menyanggah bahwa ada penganiayaan," katanya.
"Seperti ada... apa ya? kebodohan, yang saya nggak pernah bayangkan, bisa lakukan dalam hidup saya".

Saat pulang seperti membutuhkan alasan kepada anak saya di rumah. Kenapa muka saya lebam-lebam? "Dan memang saya ditanya dan jawab saya dipukul orang. Jawaban pendek itu dalam satu minggu ke depannya akan terus dikorek terus, namanya juga anak, lihat muka ibunya lebam-lebam, kenapa?,"

Dan  nggak tahu kenapa, katanya tidak pernah membayangkan ia akan terjebak dalam kebodohan seperti ini. "Saya terus mengembangkan ide pemukulan itu dengan beberapa cerita," katanya.

Jadi selama seminggu lebih sebenarnya cerita itu hanya berputar-putar di keluarga saya dan hanya untuk kepentingan berhadapan dengan anak-anaknya. Tidak ada hubungannya dengan politik. Tidak ada hubungan yang luas. "Setelah sakit di kepala saya mereda, dan saya berhubungan dengan pihak luar. Saya nggak tahu bagaimana saya memaafkan ini kelak, tetapi saya kembali saya melakukan kesalahan itu. Saya kembali ke cerita itu bahwa saya dipukuli," katanya".

"Mohon jangan dikira saya mau mencari pembenaran, nggak. Ini salah. Apa yang saya lakukan adalah sesuatu yang salah. Sampai ketemu Fadli Zon datang ke sini, cerita itu yang sampai ke dia. (Iqbal saya panggil ke sini) cerita itu juga yang berkembang di percakapan," ujarnya.  "Yang terjadi adalah hari Selasa tahu-tahu foto saya sudah beredar di seluruh media sosial. Saya nggak sanggup baca itu".

Saya ada beberapa peristiwa yang membawa ke Pak Djoko Santoso, lalu membawa saya ke Pak Prabowo bahkan di depan Pak Prabowo, orang yang saya perjuangkan, orang saya cita-citakan memimpin bangsa ini ke depan, mengorek apa yang terjadi pada saya, saya juga masih melakukan kebohongan itu.

Sampai kita keluar dari Lapangan Polo kemarin saya tetap diam, saya biarkan semua bergulir dengan cerita itu. Di Lapangan Polo saya sebenarnya merasa betul ini salah. Waktu saya berpisah dengan Pak Prabowo dan Pak Amien Rais, saya sebenarnya tahu di hati saya ini salah. Tapi saya nggak coba ngoreksi.

Itu  lah yang terjadi, jadi tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayalan yang diberikan oleh setan mana ke saya dan berkembang seperti itu. Saya tidak sanggup melihat bagaimana Pak Prabowo membela saya dalam jumpa pers, saya nggak sanggup melihat sahabat-sahabat saya membela saya dalam pertemuan yang digelar di Cikini.

Saya salat malam tadi malam berulang kali dan tadi pagi saya mengatakan pada diri saya setop. Saya panggil anak-anak saya, saya minta maaf kepada anak-anak saya dan minta maaf kepada orang-orang yang membantu saya di rumah ini yang sekian harinya saya selalu bohong.

Bohong itu sebuah perbuatan salah dan saya tidak punya jawaban mengatasi kebohongan kecuali mengakui dan memperbaikinya. Mudah-mudahan dengan itu semua pihak yang terdampak oleh perbuatan saya ini, mau menerima bahwa saya hanya manusia biasa, perempuan yang dikagumi banyak orang itu juga bisa tergelincir.

Untuk itu, melalui forum ini juga saya dengan sangat memohon maaf kepada Pak Prabowo, terutama Pak Prabowo Subianto yang kemarin dengan tulus membela saya, membela kebohongan yang saya buat. Saya nggak tahu apa rencana Tuhan dari semua ini.

Tapi saya berjanji akan memperbaiki yang memberikan perjuangan kami yang sekarang sedang terhenyak. Saya memohon maaf kepada Bapak Amien Rais yang juga dengan sabar mendengar kebohongan saya kemarin dan ikut jumpa pers, saya meminta maaf kepada teman-teman seperjuangan di koalisi, saya melukai hati kalian, saya ini membuat kalian marah.  Saya juga minta maaf kepada ibu-ibu, emak-emak yang selalu menyebut nama saya di dalam perjuangannya. Aku tahu kalian kecewa, tapi begitulah hidup kita lihat, bukan bagaimana anda melihat aku tapi bagaimanan kita melihat rakyat.

Saya juga meminta maaf kepada semua pihak yang selama ini mungkin dengan suara keras saya kritik dan kali ini berbalik ke saya, kali ini saya pencipta hoaks terbaik ternyata, menghebohkan semua negeri.

Sumber: liputan TV, detik.com | Editor: Jandri




 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved