Rabu, 24 April 2024
KPU Atur Jumlah Pemilih Maksimal 600 Orang per TPS di Pilkada 2024 | Bawaslu Dumai Buka Pendaftaran Calon Anggota Panwaslu Kecamatan | Bawaslu Riau Lakukan Evaluasi dan Rekrutmen Panwascam untuk Pilkada 2024, Ini Jadwalnya | Membanggakan, Aurellie Anak Asal Pekanbaru Harumkan Indonesia di Kompetisi Sanremo Junior di Italy | Dihadiri Kapolda, Ketua PWI Pusat Buka Pelaksanaan UKW PWI Riau di Pekanbaru | KPU Kota Pekanbaru Buka Pendaftaran PPK untuk Pilkada Tahun 2024
 
Hukrim
Datangi Kejari, Istri Mantan Sekda Bawa Segepok Uang

Hukrim - - Senin, 08/10/2018 - 22:57:25 WIB

SULUHRIAU- Endang Setiyowati, istri mantan Sekda Magetan Abdul Aziz, mendatangi Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Magetan. Kedatanganya sambil menenteng sebuah tas plastik hitam yang ternyata berisi tumpukan uang pecahan Rp 100 ribu.

Tumpukan uang itu diserahkan kepada Kepala Kejari Magetan Atang Pujiyanto. Uang apa itu?

"Jadi ibu ini istri dari terpidana korupsi pengadaan lahan untuk Kawasan Industri Rokok (KIR) yakni mantan Sekda Magetan Abdul Aziz. Datang ke sini (Kejari Magetan) untuk memilih membayar denda. Yakni menukar subsider selama enam bulan," terang Atang kepada wartawan di kantornya Senin (8/10/2018).

Total uang yang dibawa istri terdakwa, kata Atang, Rp 190 juta dari Rp 200 juta yang sebelumnya sudah di cicil Rp 10 juta. Uang denda itu lanjut Atang sebagai sebagai pilihan terdakwa daripada menanggung hukuman penjara enam bulan.

"Beliau terpidana kasus korupsi pengadaan lahan untuk proyek pembuatan pabrik rokok tahun 2010. Terdakwa telah divonis oleh PN Magetan hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 200 juta. Putusan itu sejak Desember 2015 dan kalau tidak dibayar maka terdakwa harus ditambah kurungan enam bulan penjara,"kata Atang.

Atang mengatakan dalam praktiknya terdakwa yang melakukan tindak pidana korupsi bersama dua rekannya telah merekayasa pembangunan Kawasan Industri Rokok (KIR) di Kecamatan Bendo. Dari perbuatan terdakwa kerugian negara mencapai Rp 834 juta.

"Ada dua nama lain yang juga menjadi terpidana. Yakni Camat Bendo Wiji Suharto dan adiknya Yudi Hartono. Dalam kasus tersebut, para terpidana merekayasa kepemilikan lahan yang akan digunakan untuk membangun KIR. Tanah yang sejatinya merupakan aset pemkab Magetan itu diubah menjadi milik perseorangan. Sehingga pemkab harus mengeluarkan uang untuk membebaskan lahan tersebut," kata Atang.

Dari data yang dihimpun detikcom, dalam kasus korupsi pengadaan lahan KIR delapan tahun silam itu, sejumlah pejabat Pemkab Magetan juga turut diperiksa oleh Kejari Kabupaten Magetan.

Mereka adalah Asisten I Setdakab Magetan Bidang Pemerintahan Soewadji; Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan Venly Tomy Nicolas; Kepala Bagian Administrasi Pemerintahan Umum Eko Muryanto; dan Kasi Industri Logam dan Pangan Disperindag Kabupaten Magetan Awang Arifaini.

Pengadaan lahan bangunan Kawasan Industri Rokok (KIR) tahun 2010 itu menelan anggaran dana hingga Rp 2,1 miliar. Bahkan saat ini lahan tersebut tidak digunakan sesuai rencana dan dibiarkan mangkrak sejak 2012 silam.

Sejak Kejari mengusut adanya kasus korupsi itu, bangunan tersebut sempat dijadikan arena bermain bulu tangkis oleh warga setempat. Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) yang menjadi leading sector pembangunannya belum mengambil langkah untuk melanjutkan proyek tersebut.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved