Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Ekbis
Ternak Tokek Aneka Warna, Pemuda Ini Raup Rp 7 Juta/Bulan

Ekbis - - Selasa, 16/10/2018 - 10:09:25 WIB

SULUHRIAU- Berbeda dengan tokek pada umumnya, tokek jenis Leopard Gecko ini punya warna kulit yang beragam. Bentuknya yang lucu dan karakternya yang jinak, membuat tokek Pakistan ini banyak digandrungi pecinta reptil di tanah air.

Itu lah yang dimanfaatkan Yoseph Dio (23) untuk mendulang rupiah. Dibantu rekannya Devy Putri (26), lulusan pendidikan Sastra Inggris ini mengelola sebuah peternakan Gecko atau tokek hias di sebuah rumah sederhana yang terletak di Kemasan gang 5, Kelurahan Blooto, Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.

Salah satu sudut ruang tamu rumah sederhana ini dipenuhi dengan kotak plastik. Puluhan kotak yang biasa untuk menyimpan makanan itu ternyata menjadi kandang bagi tokek hias hasil penangkaran Yoseph dan Devy.

Berbeda dengan tokek biasa, Gecko yang dikembangbiakkan oleh Yoseph mempunyai beragam warna kulit, mulai dari putih, merah muda, hijau, kuning, hingga krem.

"Beragam warna tokek hias atau Gecko ini dari hasil kawin silang. Misalnya warna kuning dengan albino sehingga tercipta bentuk-bentuk baru yang bagus. Jadi, bukan hasil suntikan," kata Yoseph kepada wartawan di peternakan Gecko miliknya, Senin (15/10/2018).

Selain warna kulitnya yang beragam, lanjut Yoseph, Gecko juga mempunyai karakter berbeda dengan tokek biasa. Salah satunya, tokek hias ini tak bisa memanjat tembok serta tak menggigit manusia sehingga menjadi teman bermain yang asyik bagi para pecinta reptil.

Terlebih lagi biaya perawatan Gecko tergolong murah. Agar tokek hias itu selalu sehat, pemelihara cukup memberinya makan berupa jangkrik dan air matang untuk minumnya. Kotak makanan dari plastik atau akuarium sudah cukup menjadi kandangnya.

"Gecko ini hampir tak mengeluarkan bunyi seperti tokek biasa. Bagian ekornya agak besar untuk menyimpan cadangan makanan," ungkap pemuda berkacamata ini.

Tak ayal peminat Gecko di tanah air cukup tinggi. Yoseph mengaku kerap melayani pembeli tokek hias dari sejumlah daerah di Indonesia. Seperti Surabaya, Jakarta, Bandung, Medan dan Banjarmasin. "Omzet penjualan Gecko saya saat ini rata-rata Rp 7 juta setiap bulannya," ujarnya.

Gecko koleksi Yoseph dan Devy dijual dengan harga beragam. Untuk mengadopsi reptil ini, pembeli cukup menyediakan dana antara Rp 120 ribu hingga Rp 2,5 juta. "Harga Gecko tergantung motif, ukuran dan tren di dunia reptil," tegasnya.

Yoseph merintis bisnis ternak Gecko ini sejak tahun 2015. Pemuda pecinta reptil ini mengaku sempat terpuruk pada awal memulai bisnisnya. Namun, keuletan membuatnya kini bisa merasakan manisnya berbinis tokek hias tersebut.

"Awalnya saya beli 17 ekor indukan Gecko seharga Rp5 juta, sempat bangkrut karena mati semua. Saya coba lagi dengan membeli 10 ekor indukan seharga Rp2,5 juta. Bisa berkembang sampai sekarang," terangnya.

Tak sekadar memelihara, di peternakan miliknya, Yoseph dan Devy juga mengembangbiakkan Gecko. Di sudut ruang tamu lainnya, terdapat rak khusus untuk menetaskan telur tokek hias.

"Setiap betina indukan dalam setahun hanya mampu bertelur 2-10 butir. Kami buatkan media khusus supaya telurnya menetas semua," tandasnya.

Sumber: detikFinance | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved