Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Internasional
Kematian Dikonfirmasi, Isu Mutilasi Khashoggi Masih Jadi Misteri

Internasional - - Senin, 22/10/2018 - 07:39:51 WIB

SULUHRIAU- Tabir gelap kematian wartawan Arab Saudi Jamal Khashoggi perlahan tapi pasti terkuak.

Setelah dua pekan bersikeras menyebut Khashoggi telah meninggalkan gedung Konsulat, pemerintah Saudi akhirnya mengkonfirmasi kematian jurnalis kawakan tersebut.

Pengakuan tersebut diungkap Pemerintah Saudi pada Sabtu (21/10/2018) pasca Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz pada Jumat (19/10/2018) malam waktu setempat.

Kantor berita resmi kerajaan SPA mengatakan, berdasarkan hasil penyelidikan wartawan tersebut hilang setelah terjadi 'pertarungan tinju' di dalam Konsulat Arab Saudi di Turki. Kendati demikian, Saudi tidak memberikan bukti-bukti yang mendukung pernyataan tersebut.

"Sebuah argumen meletus antara dia (Khashoggi) dan yang lain yang dia temui di konsulat Saudi di Istanbul yang menyebabkan perkelahian tinju yang menyebabkan kematiannya," SPA melaporkan.

Pemerintah Saudi juga mengumumkan penangkapan 18 warga Saudi dan pemecatan dua pejabat yang dekat dengan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian Khashoggi. Namun hingga kini pemerintah Saudi tidak menyebut di mana jasad jurnalis kawakan tersebut.

Atas ketidakjelasan informasi terkait kematian dan jasad Khashoggi itu, banyak pihak yang tak puas dan mendesak pemerintah Saudi jujur. Sebab, sebelumnya, pejabat-pejabat Turki telah mengatakan bahwa mereka punya bukti Khashoggi disiksa, dibunuh dan jasadnya dimutilasi di gedung Konsulat Saudi. Kepolisian Turki bahkan tengah melakukan pencarian di kawasan hutan Istanbul dan sebuah kota dekat Laut Marmara untuk mencari jasad jurnalis pengkritik kebijakan pemerintah Saudi itu.

Desakan kemudian muncul dari pemerintah negara tetangga seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Presiden AS Donald Trump menyatakan ketidakpuasannya atas penjelasan Saudi meski ia menilai, pengakuan tersebut merupakan langkah pertama yang baik dan harus diapresiasi.

"Tidak, saya tidak puas sampai kami menemukan jawabannya. Tapi itu adalah langkah pertama yang besar, itu adalah langkah pertama yang baik. Tapi saya ingin mendapatkan jawabannya," ujar Trump kepada wartawan di sela kunjungan kerjanya di Elko, Nevada, AS, Minggu (21/10) seperti dilansir Reuters.

Senada dengan Trump, Kanselir Jerman Angela Merkel menyebut penjelasan Saudi dalam mengenai tewasnya Khashoggi kategori 'tidak memadai'. Hal yang sama dilakukan Prancis dan Uni Eropa yang menginginkan investigasi mendalam mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada Khashoggi setelah sang pewarta masuk ke konsulat Saudi di Turki pada 2 Oktober 2018 lalu.

Ketidakpuasan atas penjelasan 'tanggung' Saudi atas kematian Khashoggi juga datang dari teman-teman sesama jurnalis Arab Saudi dan sang tunangan Hatice Cengiz. Teman-teman Khashoggi menuntut pemerintah Arab Saudi untuk mengembalikan jenazah Khasoggi. Mereka ingin memakamkan jasad tersebut.

"Beri kami Jamal, supaya kita bisa mengadakan pemakaman baginya. Agar semua orang yang peduli padanya, pemimpin dunia, bisa datang ke sini ke Istanbul untuk menghadiri pemakaman," kata Kepala Asosiasi Media Arab Turki dan seorang teman Khashoggi, Turan Kislakci kepada media di depan konsulat Arab Saudi di Istanbul, seperti dilansir CNN, Minggu (21/10/2018).

Sementara Hatice dalam sebuah pesan perpisahan atas terbunuhnya Khashoggi menuntut keadilan untuk tunangannya itu. Dia menilai ditetapkannya 18 orang tersangka atas tewasnya Jamal Khashoggi tidaklah cukup. Dia meminta otak pembunuhan itu juga harus diadili. "Kami menginginkan keadilan untuk Jamal. Delapan belas (tersangka) tidak cukup. Kami juga ingin mereka yang memerintahkan," kata Hatice Cengiz lewat Twitter pada Sabtu (20/10) malam seperti yang dilansir oleh CNN pada Minggu (21/10/2018).

Hingga saat ini, Pemerintah Saudi belum menjawab desakan dari para pemimpin negara-negara di dunia dan teman serta tunangan Khashoggi itu.

Kebenaran apakah jurnalis kawakan itu dimutilasi seperti yang diungkap pejabat Turki ataukah memang tewas dalam perkelahian di Konsulat Arab Saudi di Turki masih menjadi misteri.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved