Kamis, 28 Maret 2024
303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan | Guru SD Ditemukan Membusuk di Desa Rimbo Panjang, Diduga Ini Penyebab Korban Meninggal
 
Internasional
Kericuhan di Paris, 1000 Orang Ditangkap 135 Luka-luka

Internasional - - Minggu, 09/12/2018 - 10:12:08 WIB

SULUHRIAU- Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengatakan aksi demonstrasi di Paris dalam kendali aparat keamanan.

Hampir 1.000 orang ditahan dan 135 orang luka-luka pada aksi protes yang terjadi di Paris pada Sabtu, (8/12/2018). 17 korban luka diantaranya adalah aparat Kepolisian.

Castaner memperkirakan ada 10.000 demonstran Rompi Kuning di Paris pada hari Sabtu, di antara sekitar 125.000 demonstran yang tersebar seantero Prancis.

Para pengunjuk rasa menghancurkan jendela toko dan membakar kendaraan. Krisis itu membuat aparat menembakkan gas air mata sepanjang hari di Ibu Kota Prancis.

Sekelompok pengunjuk rasa yang datang ke Paris dari Normandia pada Sabtu, mengatakan mereka melihat orang-orang mengenakan Rompi Kuning berpaling di stasiun kereta api sepanjang rute mereka.

Seorang juru bicara polisi nasional mengaku berpatroli di stasiun kereta di seluruh Prancis untuk memastikan tidak ada kerusakan properti dan korban jiwa.

Polisi mencari orang-orang di seluruh zona pusat kota Paris dan menyita kacamata, masker gas dari para wartawan yang digunakan para demonstran untuk melindungi terhadap gas air mata.

Tiga wartawan Associated Press yang memiliki kacamata gas dan pelindung jadi sasaran penyitaan aparat, meskipun telah mengeluarkan kartu pers yang dikeluarkan pemerintah. Peralatan tersebut memungkinkan wartawan untuk menutupi kekerasan antara polisi dan para demonstran ketika gas air mata ditembakkan.

Sebelumnya, hampir 90.000 personel keamanan dikerahkan menjaga keamanan di Prancis. Pemerintah Prancis tidak akan memberikan toleransi terhadap siapapun, termasuk demonstran untuk melakukan kekerasan.

Aksi ini memprotes kebijakan Presiden Emmanuel Macron atas kenaikan pajak bahan bakar, listrik pada 2019 dan pemotongan pajak warga kelas atas. Tapi sejumlah menteri mengatakan gerakan itu telah dibajak oleh para pengunjuk rasa dengan ideologi kekerasan.

Pekan lalu, ratusan orang ditangkap dan puluhan terluka dalam bentrokan di Paris, yang beberapa di antaranya merupakan bentrokan jalanan terburuk di ibu kota Prancis selama beberapa dekade.

Sumber: Viva.co.id | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved