SULUHRIAU- Tsunami menerjang Selat Sunda yang berdampak ke wilayah Banten dan Lampung. Sejauh ini ada 281 korban tewas.
"Prioritas penanganan darurat saat ini adalah koordinasi, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, pelayanan kesehatan, penanganan pengungsi, perbaikan darurat sarana prasarana yang rusak," kata Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Senin (24/12/2018).
Tsunami terjadi pada Sabtu malam (22/12) lalu. Penyebab tsunami diduga adalah longsor lereng Gunung Anak Krakatau.
Berikut data sementara tsunami di Selat Sunda yang melanda Banten dan Lampung Selatan:
5 Kabupaten Terdampak
Ada 5 kabupaten terdampak tsunami Selat Sunda di Banten dan Lampung. Untuk di Banten, wilayah yang terdampak yakni Pandeglang dan Serang. Sedangkan di Lampung yang kena dampak yakni Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.
281 Korban Tewas
Hingga Senin pagi (24/12), jumlah korban tewas 281 orang. Jumlah ini berasal dari 5 kabupaten terdampak.
"Data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga 24 Desember 2018 pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia," kata Sutopo.
1.016 Orang Luka-luka, 57 Hilang
Selain korban jiwa, Sutopo juga menyebutkan jumlah korban luka-luka. Sementara ini tercatat ada 1.016 orang luka-luka.
Tak hanya itu, masih ada pula korban yang dinyatakan hilang. Sebanyak 57 orang masih dinyatakan hilang.
11.687 Pengungsi
BNPB mencatat sejauh ini ada 11.687 pengungsi akibat tsunami di Selat Sunda. 3.050 di antaranya berada di Pandeglang dan 2.500 mengungsi di Kantor Gubernur Lampung.
31 Alat Berat Dikerahkan
Proses pencarian korban masih terus dilakukan. Sedikitnya 31 alat berat dikerahkan untuk mengevakuasi korban.
Alat berat itu di antaranya adalah 7 unit excavator, 12 unit dump truck, 2 unit loader. Dalam mobilisasi ke lokasi bencana 1 unit excavator, 1 dozer, 1 loader, 1 grader, 2 tronton, dan 4 dump truck.
Tinggi Gelombang Tsunami 0,9 Meter
Gelombang tertinggi tsunami di Selat Sunda tercatat oleh BMKG setinggi 0,9 meter. Tinggi gelombang ini berbeda-beda di tiap titiknya.
"Jadi untuk tsunami ini ada beberapa tempat ada tide gauge penunjukan di Serang, pantai Jambu pukul 21.27 padahal erupsi 21.03 dengan ketinggian tsunami 0,9 meter, di pelabuhan Ciwandar pada 21.33 ketinggian 0,9 meter atau 90 cm. Kemudian di Banten pada 21.33 WIB ketinggian 0,3 meter, di Lampung Kota Agung 21.35 WIB tercatat 0,30 meter, pelabuhan Panjang 21.53 0,28 meter ketinggian tetapi masih berproses jadi ini masih berlangsung dan erupsi terjadi getaran tremor di Gunung Anak Krakatau sehingga kita terus memonitor dengan PVMBG sejauh apa yang terjadi di sana," papar Deputi bidang Geofisika BMKG Muhamad Sadly dalam jumpa pers di kantornya, Minggu dini hari (22/12).
Luas Longsoran Anak Krakatau Diduga 64 Ha
Luas longsoran Gunung Anak Krakatau diduga 64 hektare. Angka itu didapat setelah Kemenko Maritim mengumpulkan para pakar dari BMKG, LIPI, Badan Geologi, BIG, dan BPPT.
"Kita akan melakukan survei laut, survei laut itu untuk membuktikan adanya endapan-endapan material longsor yang tadi diduga itu. Jadi kalau ada tadi kan dugaannya kurang lebih 64 hektare yang longsor," kata Deputi Infrastruktur Kemenko Maritim Ridwan Djamaluddin usai pertemuan di kantornya, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (23/12/2018).