Jum'at, 26 April 2024
Polisi Gerebek Bandar Narkoba Kampung Dalam, Ada yang Mencebur ke Sungai dan Satu Orang Diamankan | Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau | Tak Kantongi Izin, Disperindag Pekanbaru Segel Dua Gudang di Komplek Pergudangan Avian | laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024
 
Daerah
Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Bisa Turunkan KDRT

Daerah - - Selasa, 23/04/2019 - 17:52:58 WIB

SULUHRIAU, Natuna- Kekerasan terhadap perempuan masih sangat tinggi pada masa sekarang ini, khususnya dalam rumah tangga.
Pemberdayaan ekonomi terhadap perempuan ditengarai bisa menurunkan angka kekerasan perempuan dalam rumah tangga. Karena nantinya perempuan menjadi lebih mandiri secara ekonomi bagi keluarganya.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Natuna, Hj. Kartina Riauwita, saat menyampaikan kata sambutan pada acara Peningkatan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan di Kabupaten Natuna, dalam momentum peringatan Hari Kartini tahun 2019 di Gedung Sri Serindit, Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, pada Selasa (23/4/2019).

Kartina menjelaskan, budaya patriarki yang masih kental di tengah-tengah masyarakat, menjadikan kaum perempuan masih rentan terhadap aksi kekerasan yang dilakukan oleh kaum lelaki, sebagai kepala keluarga.

Dikatakan, ketergantungan kepada kaum laki-laki atau kepada suami dalam berumah tangga, menjadikan perempuan bungkam ketika menerima perlakuan tidak menyenangkan ataupun kekerasan.

“Mereka takut jika bercerai dengan suaminya, akan mengalami kesulitan ekonomi, terutama terhadap kelangsungan hidup kedepan bagi anak-anak mereka,” ujar Kartina.

Meski demikian, ia juga meminta agar para perempuan tetap mengutamakan tanggungjawab mereka sebagai seorang istri atau ibu rumah tangga yang baik, dengan melayani suami dan mengurus anak-anak mereka.

“Suami boleh melarang istrinya untuk bekerja, asal dirinya mampu untuk mencukupi kebutuhan bagi keluarganya. Itu semua tergantung kepada kesepakatan bersama didalam keluarga,” katanya.

Tampak Ketua GOW Natuna, Hj Raja Peni Andriani saat menyampaikan pemaparan materi kepada peserta.
Namun, lanjut Kartina, peningkatan partisipasi perempuan dalam ekonomi untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi juga sangat penting.

Untuk itu ia berharap, perempuan kiranya dapat memanfaatkan peluang pesatnya perkembangan ekonomi, termasuk ekonomi digital saat ini. Sehingga dapat menjadi akselerator peningkatan partisipasi perempuan dalam perekonomian.

Masih kata dia, bahwa pemberdayaan ekonomi perempuan diperlukan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Kalau ekonomi perempuan meningkat, kesejahteraan keluarga pun pasti akan ikut meningkat. Jadi nanti perempuan tidak lagi jadi beban bagi suaminya, tapi justru jadi penguat ekonomi bagi keluarganya. Dan bisa menjadi sumberdaya manusia yang bisa diandalkan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Natuna,” terang Kartina.

Sementara itu, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Natuna, Hj. Raja Peni Andriani, yang juga merupakan narasumber dalam kegiatan tersebut menyampaikan, bahwa perempuan harus bisa memanfaatkan perkembangan tekhnologi untuk meningkatkan ekonomi bagi keluarganya, dengan cara menciptakan peluang usaha seperti industri rumahan dan lain sebagainya.

“Kita harus bisa memanfaatkan perkembangan tekhnologi saat ini, untuk mempermudah kita dalam memasarkan produk yang kita jual,” ungkap Raja Peni.

Mantan Ketua KPPAD Natuna itu juga menekankan, agar para perempuan yang menjadi pelaku usaha, harus bisa menangkap peluang bisnis, yang bisa dikembangkan di daerahnya. Misalnya harus bisa melihat apa yang diinginkan oleh konsumen saat ini, dan harus bisa membuat produk yang kita hasilkan menarik minat pembeli.

“Kita juga harus bisa memberikan pelayanan yang prima bagi konsumen. Yang terpenting kita juga harus selalu berperilaku jujur kepada setiap konsumen. Mungkin mereka tidak tahu kalau kita bohong, tapi Allah maha tahu. Hal kecil seperti ini juga harus kita perhatikan,” ujar Raja Peni.

Raja Peni juga menyarankan, agar pelaku industri rumah tangga juga memperhatikan masalah managemen keuangan. Dari mulai pengeluaran modal maupun laba yang dihasilkan. Agar bisa menjadi bahan evaluasi bagi kelanjutan usahanya kedepan.

Kegiatan yang mengangkat tema “Dengan Momentum Hari Kartini tahun 2019, Kita Tingkatkan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Menuju Keluarga Sejahtera di Kabupaten Natuna” itu, juga dihadiri oleh Psikolog Klinis dari P2TP2A Serindit Natuna, Sumarni. Serta para peserta dari seluruh organisasi wanita yang tergabung dalam GOW Natuna, yang merupakan mitra kerja Dinsos PPPA Natuna.(nur)







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved