Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Daerah
4 Gubernur Calon Ibu Kota Baru Diundang ke Istana Presentasikan Daerahnya

Daerah - - Senin, 06/05/2019 - 17:14:46 WIB

SULUHRIAU- Empat kepala daerah yang digadang-gadang menjadi lokasi ibu kota baru diundang ke Istana untuk menjelaskan keunggulan wilayahnya masing-masing.

Mereka berdiskusi bersama Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Keempatnya yakni Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Ali Baal Masdar, Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) Sahbirin Noor, Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran, dan Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) yang diwakili Kepala Bidang Prasarana Wilayah Bappeda (Kaltim), Yusliando.

Baca juga: Calon Ibu Kota Baru: Lokasi di Tengah, Dekat Pantai, Minim Konflik

Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar mengaku siap jika ibu kota di pindahkan ke Sulbar. Dia mengataakn wilayah Sulbar terletak pada posisi yang sangat strategis.

"Kalau di Sulbar lokasinya sudah ada, gratis semuanya, tidak merusak yang lain tapi kita dorong itu bagaimana ibu kota ini nanti dibangun dengan mudah dan cepat. Insyaallah ya kalau ini jadi kami Sulbar juga siap untuk itu," ujar Ali Baal di Kantor Staf Presiden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).

Sekretaris Daerah Sulbar Muhammad Idris menambahkan Sulbar merupakan wilayah yang belum padat penduduk. Selain itu, memiliki ketersediaan sumber daya alam yang baik.

"Air, material, aspek keamanan negara itu tidak berbatasan dengan negara manapun. Dilihat dari segi keamanan dari bencana, saya kira kita jauh dari Palu sebagai patahan, jauh dari bencana, misalnya dari gunung berapi. Memang ada gempa dan itu skalanya sangat kecil," jelas Idris.

Sementara itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengatakan masyarakat di wilayahnya sangat ramah dan terbuka terhadap siapapun yang ingin membangun Kalsel. Menurut Sahbirin, Kalsel juga memiliki bebatuan yang berumur sangat tua sehingga menyebabkan provinsi itu terhindar dari bencana geologi.

"Begitu tuanya bebatuan, dan dampaknya kita lihat ini sejarah bencana di republik ini. Dampaknya dengan bebatuan yang tua secara geologi, maka musibah atau bencana gempa nihil di Kalsel. Ini juga potensi besar untuk menempatkan sebuah negara yang jauh dari bencana," ucap Sahbirin.

Sahbirin menyebut ketersediaan air bukan menjadi masalah di daerahnya. Sebab, Kalsel dikeliling oleh pegunungan Meratus dengan konstruksi tanah yang kuat.

Senada dengan Sahbirin, Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran juga menjelaskan di wilayahnya ketersediaan air sangat melimpah karena dikelilingi daerah aliran sungai (DAS). Dengan luas wilayah Kalteng yang 1,5 kali luas Pulau Jawa, Sugianto menawarkan tiga lokasi untuk menjadi ibu kota baru.

"Tapi kalau Presiden berkenan saya ajukan di tiga tempat, yaitu di Palangkaraya 66 ribu hektare lebih, Kabupaten Katingan 120 ribu hektare lebih, di Kabupaten Gunung Mas ada 121 ribu hektare lebih. Kita siapkan antara 300-500 ribu hektare," terangnya.

Di sisi lain, Kepala Bidang Prasarana Wilayah Bappeda Kaltim, Yusliando, mengatakan ada empat lokasi di Kaltim yang diusulkan sebagai ibu kota baru, yaitu Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kabupaten Kutai Kartanegara.

"Aksesibilitas mudah. Dari segi kebencanaan tidak pernah ada bencana gempa. Kami cenderung tidak terpengaruh oleh ring of fire," tuturnya.

Selain itu, Yusliando mengatakan pihaknya memiliki konsep Forest City karena memiliki kawasan hutan yang luas. Kaltim juga disebutnya memiliki sejumlah infrastruktur yang sudah ada (existing), seperti bandara, bendungan, hingga rumah sakit.

"Keunggulan Kaltim, kurang lebih 70 persen kawasan hutan. Tidak pernah ada gejolak sosial dan keamanan, jadi tidak menjadi masalah apabila ada urbanisasi. Di lokasi (usulan) ibu kota negera penduduknya masih sedikit," pungkasnya.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved