Rabu, 24 April 2024
Cabang Fahmil Qur’an Putri Kota Pekanbaru Sabet Juara Pertama di MTQ ke 42 Tingkat Provinsi Riau | Polsek Tapung Hilir Tangkap Pelaku Narkoba beserta Sejumlah Barang Bukti di Desa Kota Garo | KPU Atur Jumlah Pemilih Maksimal 600 Orang per TPS di Pilkada 2024 | Bawaslu Dumai Buka Pendaftaran Calon Anggota Panwaslu Kecamatan | Bawaslu Riau Lakukan Evaluasi dan Rekrutmen Panwascam untuk Pilkada 2024, Ini Jadwalnya | Membanggakan, Aurellie Anak Asal Pekanbaru Harumkan Indonesia di Kompetisi Sanremo Junior di Italy
 
Daerah
Pengikut Tarekat Syattariyah Mulai Puasa Hari Ini

Daerah - - Selasa, 07/05/2019 - 10:03:14 WIB

SULUHRIAU- Jamaah Syattariyah di Sumatera Barat baru memulai ibadah puasa hari ini setelah melihat hilal Senin 6 Mei 2019 sore di 15 titik yang ada di wilayah Sumatera Barat.

Setelah melihat bulan secara kasat mata (manilkiak bulan), sidang isbat digelar di Masjid Ulakan, Kabupaten Padang Pariaman.

“Kami kemarin di Pantai Ulakan sudah melihat hilal pada sore hari dimulai sejak Pukul 17.00 WIB sampai Magrib, hasilnya bulan nampak dan memutuskan 1 Ramadhan jatuh pada hari ini sebagai tanda kita mulai puasa hari ini,” Ulama Tarekat Syattariyah, Tuanku Ali Amran Selasa (7/5/2019).
Untuk melihat bulan, pihaknya mengamati hilal di 15 titik yang ada di beberapa kabupaten di Sumbar. Pengamatan dlakukan di Pantai Ulakan, Koto Tuo, Tanah Datar, Agam, Pesisir selatan, Solok, Pesisir Selatan, Sijunjung, Dharmasraya dan tempat lainnya.

“Bulan terlihat di seluruh titik pengamatan itu. Laporan dari seluruh titik pengamatan, bulan tampak. Sehingga, tadi malam langsung dilaksanakan Salat Tarawih,” katanya.

Tuanku Ali menambahkan, metode melihat bulan ini dinamakan hisab Taqwim Khamsiah, berdasar metode hisab ini, 29 Sya’ban bertepatan dengan Senin (6/5/2019).

“Jadi hilal baru dilihat kemarin. Kalau hilal sudah terlihat, maka keesokan harinya langsung puasa. Bila tidak, Sya’ban dicukupkan 30 hari, berarti puasanya besok, tapi karena sudah melihat bulan kemarin maka puasa dimulai hari,” ujarnya.

Begitu juga saat menentukan Idul Fitri, ketika sudah 29 hari puasa, sore hari akan melihat bulan. Jika bulan terlihat, maka hari raya keesokan harinya. Namun jika tidak, maka akan dibulatkan puasa 30 hari.

Tarekat Syattariyah ini disiarkan oleh Syekh Burhanuddin pada abad ke-17. Syattariyah adalah pengembang Islam pertama dari pesisir barat Sumbar, sampai saat ini tarekat ini terus berkembang di pelosok Sumbar. Bahkan kuburan Syekh Buharnuddin yang ada di Ulakan sering diziarah oleh pengikutnya.

Sumber: Okezone.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved