Jum'at, 26 April 2024
Polisi Gerebek Bandar Narkoba Kampung Dalam, Ada yang Mencebur ke Sungai dan Satu Orang Diamankan | Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau | Tak Kantongi Izin, Disperindag Pekanbaru Segel Dua Gudang di Komplek Pergudangan Avian | laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024
 
Daerah
Anak Ini Tewas Tersedak Saat Makan Sempol

Daerah - - Senin, 29/07/2019 - 10:30:51 WIB

SULUHRIAU- Seorang bocah di Blitar dikabarkan meninggal mendadak. Diduga, anak tersebut tersedak saat makan jajanan sempol. Keluarganya mengaku korban memiliki kebiasaan makan terburu-buru.

Korban diketahui bernama Moh Adil Fikri Amruloh. Bocah berusia 8 tahun ini warga Dusun Bakalan Rt 4 Rw 5, Desa/Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar. Korban adalah anak dari pasangan Abdul Mutolip (50) dan Khusnul Khotimah (46).

Keterangan beberapa saksi, korban diketahui membeli jajanan sempol di Bu Bentik, dekat rumahnya. Korban membeli sempol Rp 4000 dan mendapatkan delapan biji sempol.

"Kejadiannya Minggu (28/7/2019) sekitar pukul 13.30 wib. Tiga saksi melihat, korban makan sempol tersebut habis enam biji. Tiba-tiba mereka melihat korban memukul-mukul dadanya dan minta minum," jelas Kapolsek Wonodadi, AKP Yoni, Senin (29/7/2019).

Mengetahui kondisi korban makin mengkhawatirkan, saksi lalu memboncengnya naik motor dan dibawa ke Puskesmas Wonodadi. Namun pihak puskesmas menyatakan tidak mampu menangani. Selanjunya korban langsung dirujuk ke RS Itihad Togokan, Srengat. 

"Namun setelah sampai di rumah sakit dan mendapatkan perawatan, korban dinyatakan meninggal dunia.

Hasil keterangan dr Hernanda yang memeriksanya, korban meninggal karena tersedak makanan dan kemungkinan penyakit epilepsi," ungkapnya.

Yoni menambahkan, dari keterangan beberapa keluarganya, korban memang doyan makan. Namun punya kebiasaan buruk. Jika makan seperti terburu-buru, seringkali makan belum habis ditenggorokan langsung dijejali makanan lagi.

Karena orang tuanya tidak bersedia jenazah korban diotopsi, mereka membuat surat pernyataan bermaterei. Mereka mengikhlaskan kepergian korban sebagai musibah. Jenazah korban langsung dimakamkan, setelah tiba di rumah duka.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved