Jum'at, 29 Maret 2024
Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan
 
Sosial Budaya
Ustadz Ariful Bahri Lc MA Asal Kampar Isi Kajian Rutin di Masjidil Nabawi Madinah

Sosial Budaya - Editor: Khairul - Sabtu, 24/08/2019 - 08:57:36 WIB

SULUHRIAU-  Ustadz Ariful Bahri Lc MA asal Bangkinang, Kabupaten Kampar Provinsi Riau, dipercaya Kerajaan Arab Saudi untuk menjadi pemateri kajian berbahasa Indonesia di pintu 21 Masjid Nabawi, Madinah.

Ustadz Ariful Bahri Lc MA merupakan Mahasiswa Doktoral Jurusan Aqidah di Universitas Islam Madinah, kemudian diberi kesempatan oleh Kerajaan Arab Saudi satu-satunya orang Indonesia memberikan kajian dalam bahasa Indonesia di Masjidil Nabawi di pintu 21, menggantikan kajian selama ini yang dilaksanakan oleh Ustadz DR Firanda Lc MA dan Ustadz DR Abdullah Roy Lc MA.

Kajian ini disediakan oleh Masjid Nabawi bagi jamaah umroh Indonesia, sehingga jamaah umroh bisa menghadiri kajian di masjid Nabawi dengan pemateri yang dipercayakan kepada orang Indonesia juga, kali ini adalah Ustadz Ariful Bahri Lc MA asal Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Ustadz Ariful Bahri Lc MA mendapat izin menggantikan Ustadz Dr Firanda Andirja dan Ustadz Dr Abdullah Roy yang sebelumnya mengisi kajian tersebut, dikarenakan keduanya sudah menyelesaikan program doktoral di Madinah dan kembali ke Indonesia, sehingga beberapa saat kemarin kajian sempat terhenti, dan kembali dilaksanakan sekarang oleh Ustadz Ariful Bahri Lc MA yang merupakan mahasiswa doktoral Aqidah Universitas Islam Madinah. Kajian ini rutin dilaksanakan setiap hari, ba'da Maghrib sampai Isya'.

Dilansir dari @PPMI Madinah, ada sebuah amalan di Masjid Nabawi yang terhitung sebagai jihad di jalan Allah ta'ala, yaitu datang ke Masjid Nabawi dengan niatan menuntut ilmu.

Hanya dengan niat belajar saat melangkahkan kaki menuju Masjid Nabawi, itu laksana berjihad di jalan Allah ta'ala. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ جَاءَ مَسْجِدِي هَذَا، لَمْ يَأْتِهِ إِلاَّ لِخَيْرٍ يَتَعَلَّمُهُ أَوْ يُعَلِّمُهُ، فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ. وَمَنْ جَاءَ لِغَيْرِ ذَلِكَ، فَهُوَ بِمَنْزِلَةِ الرَّجُلِ يَنْظُرُ إِلَى مَتَاعِ غَيْرِهِ

Barangsiapa mendatangi masjidku ini, ia tidak datang kecuali untuk kebaikan yang ingin dia pelajari atau diajarkan, maka kedudukannya seperti mujahid di jalan Allah. Dan barangsiapa datang untuk selain itu, maka ia laksana orang yang hanya memandang barang orang lain. [HR. Ibnu Majah no. 227]

Memandang barang orang lain maksudnya adalah ia seperti orang yang masuk ke pasar, tapi tidak menjual atau membeli, dan hanya memandang barang orang lain sehingga tidak mendapatkan apa-apa.

Oleh karena itu, untuk para jama'ah umroh yang tidak bisa berbahasa Arab bisa menghadiri kajian berbahasa Indonesia di masjid Nabawi. Usahakan ketika hendak keluar dari hotel atau penginapan menuju Masjid Nabawi tidak lepas dari niat mempelajari kebaikan atau mengajarkannya, agar dapat meraih pahala jihad yang telah Nabi Shalallahu Alaihi Wa sallam janjikan. (khr)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved