Sabtu, 27 April 2024
Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama | Sumringahnya Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 setelah Kalahka Korsel Melalui Adu Penalti
 
Hukrim
Menkopolhukam Wiranto Ditusuk, Dua Pelaku Gunakan Senjata Berupa Pisau

Hukrim - - Kamis, 10/10/2019 - 20:20:36 WIB
Suasana kejadian penyerangan terhadap menkopolhukam Wiranto [Foto: Int]
TERKAIT:

SULUHRIAU- Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto ditusuk dua pelaku dengan menggunakan dua pelaku gunakan senjata berupa pisau.

Direktur RSUD Berkah, Pandeglang Firman mengatakan, bahwa Menkopolhukam Wiranto mengalami luka tusuk di perut kiri bagian bawah. Dia mengaku sudah memeriksa luka tersebut usai Wiranto diserang dengan senjata tajam pelaku. "Luka yang didapat itu di perut kiri bagian bawah," tutur Firman dilansir CNNIndonesia.com Kamis (10/10/2019).

Dua pelaku penyerangan dan penusukan Menkopolhukam Wiranto telah diamankan pihak kepolisian. Dua pelaku yang disebut merupakan pasangan suami istri (pasutri) masih diperiksa secara intensif oleh Polda Banten dibantu oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

Kedua yakni SA alias Abu Rara dan FD. Abu Rara kelahiran Medan berusia 31 tahun tinggal di Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumut. Sedangkan FD kelahiran Brebes, Jawa Tengah, berusia 21 tahun berdomisili di Kampung Sawah, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandenglang, Banten.

Kapolda Banten, Irjen Pol Tomsi Tohir mengatakan bahwa kedua pelaku baru tinggal di Menes, Pandenglang, Banten. "Pelaku baru dua bulan di sana (tinggal di Menes)," kata dia di RSUD Banten, Kamis, (10/10/2019).

Senjata tajam digunakan pelaku yang diamankan berupa pisau berwarna hitam dengan gagang terlilit tali merah.

Pelaku Abu Rara awalnya menusukkan pisah ke arah Wiranto, namun mengenai ajudan Danrem 064/Maulana Yusuf. Setelah itu, melukai salah satu pengurus Mathla'ul Anwar bernama Fuad Syauqi.

Sementara pelaku perempuan yang ikut menerobos penjagaan berhasil dihentikan oleh Kapolsek Kasemen. Namun Kapolsek terluka akibat serangan sajam dari pelaku perempuan.

Polisi sendiri masih menelusuri jenis senjata yang digunakan pelaku ini. "Kedua pelaku membawa senjata tajam apakah berbentuk pisau atau semacam gunting yang jelas sudah dipersiapkan," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di kantornya, Kamis.

Saat ini, pihak polisi masih terus menyelidiki oknum tertentu yang terlibat dalam penusukan Wiranto. Seperti diketahui, Wiranto ditusuk di bagian perut saat menghadiri peresmian gedung baru Mathla'ul Anwar di Menes, Pandenglang, Banten sekitar pukul 11.55 WIB, Kamis, 10 Oktober 2019 tersebut.

Wiranto saat ini tengah menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Sebelumnya, dia sempat mendapat perawatan di RSUD Banten.  

BIN: Penusuk Wiranto Anggota JAD

Sementara itu, pasangan suami istri penyerang dan penusuk Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto sudah diamankan kepolisian dan sedang diperiksa secara intensif.

Ternyata SA alias Abu Bara dan FD  merupakan anggota Jamaah Ansharud Daulah atau JAD jaringan Bekasi.

Hal tersebut berdasarkan hasil identifikasi, seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. "Kita sudah mengidentifikasi bahwa pelaku adalah kelompok JAD Bekasi," kata dia di RSPAD Gatot Soebroto, Kamis (10/10/2019.

Budi menjelaskan, SA sebelumnya terdata dalam jaringan JAD Kediri, Jawa Timur. Kemudian, dia pindah ke Bogor, Jawa Barat. Usai bercerai dengan istri pertamanya, Syahril pindah ke Menes, Pandeglang, Banten.

Saat ini, sedang dilakukan pengembangan untuk menangkap jaringan JAD. Deteksi terkait jaringan itu sudah dilakukan. Penggerebekan pun sudah dilakukan polisi di Bogor, Jawa Barat.

Sementara polisi masih mendalami apakah penyerang Wiranto terkait dengan kelompok JAD Cirebon atau Sumatera. Hal itu diungkapkan Karopenmas Divhumas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Menurut dia, pelaku diduga terpapar paham radikal ISIS. Orang yang terkena paham tersebut akan menyerang pejabat publik, terutama aparat kepolisian lantaran melakukan penegakan hukum terhadap mereka.

"Karena aparat kepolisian dan pejabat publik yang setiap saat melakukan penegakan hukum terhadap kelompok tersebut," ujarnya.

Kedua pelaku dikenal tertutup, pendiam, dan jarang bersosialisasi dengan tetangga di lingkungannya, RT 04, RW 01, Kampung Sawah, Desa Menes, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten. Menurut Ketua RT 01, Mulyadi, mereka ke luar rumah cuma untuk membeli makanan dan membuang sampah.

Dia mengaku tak pernah melihat SA shalat Jumat berjamaah atau ikuti pengajian dengan warga sekitar di masjid. Kendati demikian, pakaian yang dikenakannya mengesankan dia sosok yang religius. Soal profesinya, pasangan suami istri itu pun mengaku jual pulsa dan bisnis online.

Penusukan terjadi pada Kamis 10 Oktober 2019 sekitar pukul 11.55 WIB di Pintu Gerbang Lapangan Alun-alun Menes Desa Purwaraja, Pandeglang. Wiranto bersama rombongan yang hendak meninggalkan Hellypad lapangan alun-alun Menes Desa Purwaraja, Kabupaten Pandeglang.


Editor: Jandri
Sumber: Viva.co.id, liputan6, CNNIndonesia.com







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved