Kamis, 25 April 2024
Tak Kantongi Izin, Disperindag Pekanbaru Segel Dua Gudang di Komplek Pergudangan Avian | laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher
 
Ekbis
Temukan 15 Kg Batu Mulia Langka, Penambang Kecil Mendadak Jadi Miliarder

Ekbis - - Jumat, 26/06/2020 - 09:01:40 WIB

SULUHRIAU– Seorang penambang skala kecil di Tanzania mendadak menjadi miliarder setelah menjual dua batu Tanzanite kasar, yang terbesar yang pernah ditemukan di negara itu.

Saniniu Laizer memperoleh USD3,4 juta (sekira Rp48 miliar) dari Kementerian Pertambangan Tanzania untuk batu permata, yang totalnya memiliki berat 15 kg.

"Besok akan ada pesta besar," kata Laizer kepada BBC dilansir dari okezone.com.

Pria yang memiliki empat istri dan lebih dari 30 anak itu mengatakan akan menyembelih salah satu sapinya untuk merayakan.

Dia juga berencana untuk berinvestasi di komunitasnya di Distrik Simanjiro di Manyara.

"Aku ingin membangun pusat perbelanjaan dan sekolah. Aku ingin membangun sekolah ini di dekat rumahku. Ada banyak orang miskin di sini yang tidak mampu membawa anak-anak mereka ke sekolah," ujarnya.

"Saya tidak berpendidikan tetapi saya suka hal-hal berjalan secara profesional. Jadi saya ingin anak-anak saya menjalankan bisnis secara profesional."

Dia juga mengatakan bahwa kekayaan yang diperolehnya tidak akan mengubah gaya hidupnya, dan dia akan tetap menjaga sendiri 2.000 sapinya

Batu Tanzanite hanya ditemukan di Tanzania utara dan digunakan untuk membuat ornamen. Batu itu merupakan salah satu batu permata paling langka di bumi dan diperkirakan pasokannya mungkin habis dalam 20 tahun ke depan.

Daya tarik batu mulia terletak pada ragam warnanya, termasuk hijau, merah, ungu dan biru. Nilainya ditentukan oleh kelangkaan, semakin halus warna atau kejernihannya, semakin tinggi harganya.

Laizer menambang kedua batu, masing-masing seberat 9,2 kilogram dan 5,8 kilogram, itu pekan lalu, tetapi baru dijual pada Rabu (24/6/2020) di sebuah acara perdagangan di Manyara, utara Tanzania.

Sampai sekarang batu Tanzanite terbesar yang pernah ditambang memiliki berat 3,3 kg.

Presiden John Magufuli menelepon untuk memberi selamat kepada Laizer atas penemuannya.

"Ini adalah manfaat penambang skala kecil dan ini membuktikan bahwa Tanzania kaya," kata sang presiden.

Beberapa penambang skala kecil seperti Laizer memperoleh lisensi pemerintah untuk menambang di wilayah prospek bagi tanzanite, tetapi penambangan ilegal banyak terjadi terutama di dekat tambang yang dimiliki oleh perusahaan besar.

Pada 2017, Presiden Magufuli memerintahkan militer untuk membangun tembok sepanjang 24 km di sekitar lokasi penambangan Merelani di Manyara, yang diyakini sebagai satu-satunya sumber Tanzanite di dunia.

Setahun kemudian, pemerintah melaporkan peningkatan pendapatan di sektor pertambangan dan menghubungkan kenaikan itu dengan pembangunan tembok tersebut.

Magufuli berkuasa pada tahun 2015 berjanji untuk melindungi kepentingan negara di sektor pertambangan dan meningkatkan pendapatan pemerintah dari itu. (***)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved