Kamis, 25 April 2024
Ketua LPTQ: Pekanbaru Berpeluang Besar Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Tingkat Provinsi Riau | Tak Kantongi Izin, Disperindag Pekanbaru Segel Dua Gudang di Komplek Pergudangan Avian | laku Pencabul Bocah Hingga Hamil dan Melahirkan Ditangkap Polsek Siak Hulu | Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers
 
Sosial Budaya
Instiawati Ayus: Harus Ada Menteri dari Riau di Kabinet Jokowi!

Sosial Budaya - - Selasa, 07/07/2020 - 13:42:19 WIB

SULUHRIAU- Presiden RI Harus memasukkan seorang Menteri dari Riau pada reshuffle Kabinet Kerja Jilid 2. Kontribusi Bumi Lancang Kuning ke NKRI sangatlah besar dan harus dikompensasikan dengan minimal satu kursi Menteri.

Isu reshuffle atau perombakan kabinet belakangan menghangat dan menjadi bola liar usai Presiden RI Joko Widodo memarahi para menterinya di sidang kabinet 18 Juni lalu. Menurut Anggota DPD RI Asal Riau, Dr. Hj. Intsiawati Ayus, SH., MH., ini harus dijadikan momentum untuk membangkitkan semangat Bumi Lancang Kuning untuk kembali mengajukan proposal kepada Presiden agar, putra Riau diberi kepercayaan menjadi menteri.

“Bukan hanya untuk percepatan pembangunan, tapi juga meningkatkan kelas Riau di kancah perpolitikan dan pembangunan nasional,” tegasnya.

Riau sebagai salah satu penyumbang devisa terbesar di negeri ini seharusnya menjadi pertimbangan Presiden dalam menyusun kabinet. Besarnya kontribusi Riau, baik dari segi kekayaan alam dan posisi strategis Riau di lintas perdagangan dunia harus dapat porsi lebih.

“Bali, Sumatera Barat, Aceh, Sulawesi Selatan bahkan Papua selalu langganan mendapat ‘jatah’ Menteri saat penyusunan kabinet. Sementara sepanjang Indonesia merdeka, Riau hanya tiga kali kebagian Menteri,” lanjut Intsiawati.

Sampai saat ini, baru Syarwan Hamid, Darwin Saleh dan Lukman Edy, putra Riau yang pernah menduduki posisi Menteri. Syarwan menjabat Menteri Dalam Negeri di Kabinet Reformasi Pembangunan  tahun 1998, Lukman Edy Menteri Menteri Percepatan Daerah Tertinggal era SBY 2007-2009 dan Darwin Saleh sebagai Menteri ESDM 2009-2011. Setelah itu tidak pernah ada lagi Menteri dari Riau. Kalah dengan Bali dan Sumatera Barat yang tidak pernah absen masuk kabinet.

Disadari Intsiawati, Budaya balas jasa sangat kental dalam dunia politik. Partai selaku pengusung tentu mendapat prioritas dalam penyusunan kabinet. Namun kontribusi daerah juga harus dipertimbangkan oleh Presiden saat menentukan pembantu-pembantunya.

“Orang Riau juga banyak yang memiliki kualitas dan kompetensi di segala bidang. Track recordnya juga banyak yang bagus-bagus.  Dan jika Presiden butuh masukan saya siap membantu,” tandasnya.

Menurut Senator yang akrab disapa Iin ini, sudah saatnya Presiden RI memberi perhatian lebih pada Riau. Diharapkan dengan adanya Pos Menteri yang dijabat oleh putra asli Riau, bisa memberikan kesejahteraan pada Provinsi ini.

Riau sudah sejak dulu menyumbang banyak hal pada NKRI, sudah saatnya mendapat prosi dan kue pembangunan yang lebih besar.  (rls)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved