Rabu, 24 April 2024
Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029 | Maju Pilgubri, Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau | Kantongi 7,50 Gram Sabu, Sat Narkoba Polres Kampar Tangkap Warga Aur Sati, Disebut Barang Dapat dari | Cabang Fahmil Qur’an Putri Kota Pekanbaru Sabet Juara Pertama di MTQ ke 42 Tingkat Provinsi Riau | Polsek Tapung Hilir Tangkap Pelaku Narkoba beserta Sejumlah Barang Bukti di Desa Kota Garo
 
Ekbis
Ketika Belalang Seharga 1 Juta Dollar Pendeteksi Bom

Ekbis - - Kamis, 20/08/2020 - 17:26:57 WIB

SULUHRIAU– Tim penelitian yang didanai oleh angkatan laut menemukan penggunaan antena pada belalang. Antena yang sensitif ini, diketahui dapat membedakan aroma TNT dan bahan peledak lainnya.

Dikutip viva.co.id dari Military Kamis (20/8/2020), suatu hari nanti hewan belalang yang memiliki antena itu, dapat digabungkan dengan teknologi. Mereka juga dapat diperbanyak secara elektronik.

Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Washington University di St. Louis, adalah bukti perkembangan yang terus terjadi di bidang militer. Perkembangan ini bertujuan untuk memanfaatkan antena pada belalang.

Office of Naval Research dan profesor teknik biomedis Barani Raman mendanai penelitian ini dengan total lebih dari 1 juta Dollar Amerika. Mereka percaya bahwa perkembangan ini berpotensi untuk menghasilkan pelacak biorobotik.

Profesor Raman dengan labnya, telah mempelajari tentang sensor biologis canggih itu. Selama 4 tahun pula, ia ingin mengetahui bagaimana sensor itu bisa ditiru dan digabungkan dengan daya komputer modern.

“TNT dan DNT memang tidak ada arti bagi serangga, tapi serangga memiliki sensor yang sangat bagus. Karena mereka dapat menangkap sebagian dari bau ini pada konsentrasi yang sangat rendah,” ujar Raman.

Belalang Amerika yang digunakan dalam penelitian ini tampaknya bekerja lebih baik sebagai pengendus bom saat berada dalam kawanan. Studi ini mengandalkan teknik yang telah dikembangkan para peneliti sebelumnya, yaitu dengan memanfaatkan otak serangga.

Otak serangga relatif sederhana, memungkinkan implan yang ditanam untuk merekam aktivitas dan algoritma yang dapat dilatih. Meski hidung anjing tetap menjadi standar sebagai pendeteksi bom.

Tapi di sisi lain, belalang menawarkan beberapa keuntungan seperti murah, berlimpah, dan tidak memerlukan pengkondisian perilaku yang mahal. Keuntungan lainnya adalah belalang dapat membawa muatan.

Tim peneliti masih mengembangkan elemen lain dari sistem, seperti tas kecil untuk membawa elektronik yang diperlukan dalam merekam aktivitas saraf. Mereka juga mengembangkan prosedur pembedahan baru untuk memasang elektroda ke otak.

Sehingga belalang dapat bergerak dan makan, saat data sensorik direkam. Selain itu penelitian ini juga memungkinkan bahwa nantinya belalang dapat dikendalikan dari jarak jauh. (*)

Editor: Khairul






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved