Sabtu, 27 April 2024
Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama | Sumringahnya Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024 setelah Kalahka Korsel Melalui Adu Penalti
 
Sosial Budaya
Alumni Habibie Kecam Pesawat Gatotkaca Dimuseumkan

Sosial Budaya - - Jumat, 21/08/2020 - 17:45:03 WIB
Siswa berjalan menuruni anak tangga seusai mengamati mockup kokpit pesawat N250 yang dipamerkan dalam Orbit Habibie Festival di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (17/10/2019) (Foto:   republika.co.id)
TERKAIT:

SULUHRIAU- Penyerahan pesawat N250 Prototype Aircraft 01 (PA01) Gatotkaca rancangan BJ Habibie ke Museum Pusat Dirgantara Mandala (Muspusdirla), di Yogyakarta, mulai menuai kecaman keras. Salah satunya dari Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE).

Ketua IABIE Bimo Sasongko menilai, tindakan menaruh pesawat Gatotkaca di museum sangat menyakiti hampir empat ribu alumni yang merupakan anak-anak intelektual Habibie, para ilmuwan, dan generasi muda.

"Proses itu sangat tidak elok karena itu sama saja menguburkan cita-cita besar Pak Habibie yang membuat dan menerbangkan pesawat. Harusnya tak perlu dimuseumkan," ujar Bimo saat dihlansir dari republika.co.id Jumat (21/8/2020).

Terlebih, kata Bimo, penyerahan pesawat Gatotkaca ke museum dilakukan berdekatan dengan hari kemerdekaan dan hari teknologi nasional. Bimo mengatakan, para alumni program Habibie kaget dengan keputusan tersebut lantaran tidak pernah diajak bicara sebelumnya terkait hal ini.

"Tidak ada (pembicaraan) sama sekali, makanya kita ingin tahu pencetusnya siapa dan itu perintah siapa?", tanya Bimo.

Bimo menilai, pada hari kemerdekaan seharusnya pemerintah memberikan pernyataan untuk mengembangkan proyek pesawat tersebut, bukan malah mengandangkan di museum. Bimo menyebut pengembangan pesawat Gatotkaca belum tuntas. Pemerintah, kata Bimo, seharusnya mendukung agar pengembangan pesawat Gatotkaca kembali dilanjutkan. 

"Pemerintah seharusnya buat pernyataan bahwa pemerintah mendukung program ini lagi dan membuat pesawat yang lebih baik, anak-anak muda kirim ke luar kuasai sains dan teknologi, bukan malah dimuseumkan. Ini seakan-akan kita disuruh setop, jangan-jangan ada pihak yang tidak suka dengan kehebatan bangsa kita," lanjut Bimo.

Bimo menyampaikan, IABIE pada dasarnya masih terus berupaya untuk menyempurnakan pesawat Gatotkaca. Meski telah mampu terbang, kata Bimo, pesawat Gatotkaca masih memerlukan proses panjang untuk dapat diproduksi massal. Bimo mengatakan, pesawat Gatotkaca harus melewati sejumlah tahap agar mampu terbang secara penuh dan dipasarkan. 

"Saat itu baru kan tes perdana, kita bisa membuat dan menerbangkan pesawat tapi untuk dijual kita harus punya akreditasi/sertifikasi, butuh 1-3 tahun lagi prosesnya, termasuk pengembangan teknologinya," ucap Bimo. (***)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved