Kamis, 25 April 2024
Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029
 
Sosial Budaya
Penambahan Kasus Covid-19 Tinggi, Dokter Rekomendasikan Hiburan Malam di Riau Ditutup

Sosial Budaya - - Minggu, 13/09/2020 - 12:05:31 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak diberlakukan di Pekanbaru, tempat hiburan malam serta taman-taman mulai buka.

Saban hari, khususnya jelang akhir pekan, taman dan tempat hiburan malam seperti karaoke, pub ataupun diskotek menjadi tempat kerumunan.

Buktinya dari razia pendisiplinan protokol kesehatan oleh Polda Riau dan Polresta Pekanbaru akhir pekan lalu. Dari sejumlah tempat karaoke dan diskotek, petugas menemukan puluhan orang berkerumun di lantai dansa.

Hal ini menjadi perhatian dari dokter spesialis paru, dr Indra Yovi yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Riau.

Secara pribadi dan mewakili organisasi profesi tempat dirinya bernaung (Ikatan Dokter Indonesia), Indra menyarankan agar tempat hiburan malam dan taman kota ditutup.

Alasannya sangat jelas. Salah satunya, Riau saat ini menjadi daerah lima besar penambahan konfirmasi Covid-19 per hari. Sudah dua hari Riau berada di bawah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Tempat-tempat kerumunan seperti hiburan malam itu seharusnya tutup saja, itu pendapat pribadi dan IDI sudah lama menyarankan ini," terang Indra.

Ditambah lagi, Pekanbaru sebagai ibu kota provinsi selalu menjadi daerah penyumbang terbanyak. Bahkan kota berjuluk Madani Bertuah ini sudah menyatakan kekurangan tenaga medis, kurang ruang perawatan dan berencana menambah tenaga kesehatan kontrak.

"Namun lagi-lagi itu bukanlah solusi akan mengurangi, yang penting itu mengadang laju penyebaran," kata Indra.

Dia menjelaskan, memperlambat laju Covid-19 sudah menjadi kampanye sejak kasus ini pertama kali menghampiri Indonesia. Yaitu memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga kebersihan ataupun menjaga jarak dengan yang lain.

Di sisi lain, pengelola tempat hiburan selalu mengumbar pemberlakuan protokol kesehatan saat mulai beroperasi. Pengunjung diwajibkan pakai masker dan menjaga jarak ketika berada di diskotek ataupun ruangan karaoke.

"Bagaimana ceritanya, orang di diskotek itu selalu masker dan menjaga jarak, mungkin gak," tegas Indra.

Menurut Indra, anak-anak muda masuk ke diskotek dan karaoke sangat berisiko menularkan Covid-19 kepada orangtua ataupun keluarga di rumah. Anak muda lebih bisa bertahan karena imunnya yang kuat.

"Lihat saja pasien di rumah sakit itu, rata-rata berusia 40 tahun ke atas, kalau anak muda tinggal isolasi mandiri saja," kata Indra, dilansir dari merdeka.com, Ahad (13/9/2020).

Sejauh ini belum ditemukan adanya kluster dari tempat hiburan malam. Hanya saja, sebagian besar pasien Covid-19 di Riau terinfeksi tanpa pernah melakukan perjalanan ke luar negeri atau tidak diketahui terinfeksi dari mana.

Sebagai informasi, total konfirmasi Covid-19 di Riau hingga 11 September 2020 mencapai 3.343 kasus. Dari jumlah itu ada 1.559 pasien sembuh dan 58 orang meninggal dunia.

Hingga Jumat malam, masih ada 651 pasien Covid-19 di Riau dirawat di rumah sakit dan 1.075 orang isolasi mandiri. ***







 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved