Jum'at, 29 Maret 2024
Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
 
Sosial Budaya
Imam Besar Salawat Wahidiyah Kediri KH Abdul Latif Madjid Meninggal

Sosial Budaya - - Senin, 23/11/2020 - 12:05:33 WIB

SULUHRIAU- Kabar duka datang dari Kota Kediri, Jawa Timur (Jatim). KH Abdul Latif Madjid, pengasuh Perjuangan Salawat Wahidiyah dan Pondok Pesantren Kedunglo, Bandar Lor, Mojoroto, Kota Kediri, tutup usia.

Ketua PCNU Kota Kediri KH Abu Bakar atau Gus AB membenarkan kabar meninggalnya tokoh Salawat Wahidiyah yang biasa dipanggil Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid.

"Inalillahi wainailaihi rojiun. Iya benar (meninggal dunia)," ujar Gus AB kepada wartawan Senin (23/11/2020). Kepergian Kiai Abdul Latif cukup mengejutkan, terutama bagi para pengamal Salawat Wahidiyah.

Sebab, imam besar pengamal Salawat Wahidiyah tersebut sebelumnya masih terlihat di acara pernikahan. "Tadi malam masih melaksanakan akad nikah di pondok," ujar Gus AB.

nformasi yang dihimpun, sebelum meninggal dunia, Kiai Abdul Latif sempat dilarikan ke Rumah Sakit Gambiran Kota Kediri. Hal itu terlihat dari adanya rombongan kendaraan pondok dan mobil jenazah yang meluncur dari rumah sakit menuju rumah duka. Belum diketahui penyakit penyebab meninggalnya almarhum.

Rencananya jenazah dimakamkan di kompleks permakaman keluarga di lingkungan pondok. Menurut Gus AB, almarhum dikenal sebagai pejuang yang teguh dalam mengamalkan salawat Wahidiyah.

Salawat Wahidiyah merupakan salawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad yang ritualnya diucapkan dengan suara keras serta cucuran air mata. Salawat Wahidiyah pertama kali didirikan oleh almarhum KH Abdul Madjid Ma'roef (wafat 1989), yakni ayah KH Abdul Latif Madjid. Selain pejuang salawat yang gigih, almarhum Abdul Madjid juga dikenal sebagai pejuang kemandirian ekonomi yang mumpuni.
Sebut saja digelarnya mujahadah kubro salawat Wahidiyah yang selalu dihadiri ribuan pengamal salawat Wahidiyah. Acara rutin tersebut selalu berdampak positif bagi ekonomi warga sekitar pondok pesantren.
Sebagai pengasuh Ponpes Kedunglo, sosok Kiai Abdul Latif dikenal dekat dengan masyarakat. Almarhum juga sangat dihormati. "Kami ikut berbela sungkawa atas meninggalnya Kanjeng Romo KH Abdul Latif Madjid," kata Gus

Sementara dari informasi yang dihimpun proses pemakaman yang dilakukan juga tetap mengedepankan protokol kesehatan, terutama menyangkut pembatasan jumlah pentakziah yang datang ke rumah duka. Para pentakziah yang bisa masuk diprioritaskan keluarga, santri dan warga sekitar. Hal itu mengingat santri pengamal salawat Wahidiyah berjumlah ribuan. Kapolsek Mojoroto Kompol Sartana mengatakan, sekitar 30 personel polsek ditambah personil Polres Kediri Kota diterjunkan ke lokasi. "Pembatasan pentakziah untuk menjaga ketertiban protokol kesehatan," ujar Sartana.

Sumber: Inews.id
Editor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved