Kamis, 25 April 2024
KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029 | Maju Pilgubri, Edy Natar Nasution Daftar di Partai Demokrat Riau
 
Religi
Apakah Orang Saleh Dijamin Aman dari Godaan Setan?

Religi - - Senin, 22/02/2021 - 07:18:11 WIB

SULUHRIAU– Setan memiliki banyak cara untuk merusak akhlak umat Muslim. Meski seorang Muslim berupaya menjadi saleh dengan menjalankan perintah Allah SWT, misalnya menjauhi riba dan harta yang haram, namun setan tetap punya cara agar orang saleh itu terjerumus dalam perangkapnya.

Caranya adalah dengan menggoda orang-orang saleh untuk memamerkan kebaikan-kebaikan mereka, atau disebut riya. Seorang ulama salaf terdahulu berkata, "Riya adalah salah satu yang paling berbahaya bagi jiwa dan memiliki intrik yang luar biasa sehingga bisa merasuki setiap diri manusia. Perbuatan ini dikutuk ulama dan ahli ibadah.”

Riya menutup pintu ibadah dan melukai ahli ibadah. Dalam kitab Taysir al-Aziz al-Hamid dikatakan bahwa kemunafikan itu lebih menakutkan bagi orang-orang saleh ketimbang fitnah dajjal. Rasulullah SAW telah menyampaikan sabda terkait perbuatan riya, sebagaimana hadits riwayat Ahmad. Kepada para sahabat, Nabi Muhammad SAW berkata:

"Haruskah aku sampaikan tentang apa yang saya takuti daripada fitnah dajjal?" Lalu Nabi Muhammad SAW melanjutkan, bahwa apa yang dimaksud dirinya adalah syirik tersembunyi, di mana seorang pemuda berdiri menunaikan sholat ketika dia dilihat oleh orang lain.”

أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِمَا هُوَ أَخْوَفُ عَلَيْكُمْ عِنْدِي مِنَ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ؟)، قَالَ: قُلْنَا: بَلَى، فَقَالَ: (الشِّرْكُ الْخَفِيُّ، أَنْ يَقُومَ الرَّجُلُ يُصَلِّي، فَيُزَيِّنُ صَلَاتَهُ، لِمَا يَرَى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ

Dalam hadits panjang riwayat Muslim dari jalur Abu Hurairah, Rasulullah bersabda:

إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ، رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ: كَذَبْتَ. وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ: جَرِيءٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ، وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ، وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ: عَالِمٌ، وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ: هُوَ قَارِئٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ. وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ، وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ، فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا، قَالَ: فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟ قَالَ: مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ. قَالَ: كَذَبْتَ، وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ: هُوَ جَوَادٌ، فَقَدْ قِيلَ، ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ، ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّار

"Orang yang pertama kali diputuskan pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid di jalan Allah. Lalu dia didatangkan, kemudian Allah memperlihatkan kepadanya nikmat-Nya, maka dia pun mengenalinya.

Allah berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?' Orang tersebut berkata, 'Aku telah berperang di jalan-Mu sampai aku mati syahid.' Lalu Allah SWT berkata, 'Engkau dusta, akan tetapi engkau melakukan itu supaya disebut sebagai seorang pemberani dan ucapan itu telah dilontarkan.' Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah), sampai dia pun dilemparkan di neraka.

Kemudian ada orang yang belajar agama dan mengajarkannya, serta membaca Alquran. Lalu orang itu didatangkan, lalu Allah SWT memperlihatkan nikmat-Nya dan orang itu pun mengenalinya. Allah berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?' Orang itu menjawab, 'Aku telah belajar agama, mengajarkannya dan aku telah membaca Alquran.'

Allah berkata, 'Engkau dusta, akan tetapi engkau belajar agama supaya disebut orang alim dan engkau membaca Alquran supaya disebut qari’ dan ucapan itu telah dilontarkan.' Kemudian diperintahkan agar orang tersebut dibawa, maka dia pun diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah) sampai dia pun dilemparkan di neraka.'

Kemudian ada seorang laki-laki yang diberikan kelapangan oleh Allah dan menganugerahinya segala macam harta. Lalu dia pun didatangkan, lalu Allah memperlihatkan nikmat-Nya itu dan orang itu pun mengenalinya. Allah SWT berkata, 'Apa yang telah engkau lakukan dengan nikmat itu?'

Orang itu mengatakan, 'Aku tidak meninggalkan satu jalan pun sebagai peluang untuk berinfak melainkan aku berinfak di situ semata-mata karena-Mu.' Allah SWT berkata, 'Kau bohong, kau melakukan seperti itu supaya disebut dermawan dan ucapan itu telah dilontarkan.' Maka orang itu diperintahkan untuk dibawa, lalu dia pun diseret dengan wajahnya (terjerembab di tanah), kemudian dia dilemparkan di neraka.".

Sumber: Khazanah Rpc
Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved