Rabu, 08 Mei 2024
Beralih Pengelolaan dari Dishub ke Disperindag, Tarif Parkir Pasar Tradisional Turun Jadi Rp1.000 | Torehkan Prestasi Tingkat Kepercayaan Publik, Dirlantas Polda Riau Raih Presisi Award dari Lemkapi | Mertua Temukan Menantu Tergantung Sudah tak Bernyawa di Kamarnya | Kembalikan Formulir ke NasDem, Nasir Day: Terpanggil Pimpin Pekanbaru | Terlibat Peredaran Sabu, Tiga Orang Pria di Bangkinang Diringkus Polisi | PWI Riau Terima Surat Dukungan Resmi untuk HPN 2025 dari Pemprov Riau
 
Ekbis
Benarkan Pendapat Ahok
Pakar Energi Ini Sarankan Pemerintah Fokus Kuasai Kebutuhan Baterai Dunia

Ekbis - - Rabu, 01/12/2021 - 06:20:20 WIB

SULUHRIAU- Pakar Energi Terbarukan, Riza Mutyara membenarkan apa yang disampaikan Komisaris Utama Basuki Tjahaja Purnama terkait rencana IBC membeli perusahaan mobil listrik Jerman.

"Ahok benar. Sebagai pemilik deposit nikel terbesar dunia, Indonesia sebaiknya menjadi produsen baterai dunia dan mengembangkan teknologi baterai lebih canggih, lebih kuat dan lebih kecil," ungkap Riza Mutyara di Medan, Selasa (30/11/2021).

Riza menerangkan, dengan menguasai baterai, kendaraan listrik atau electric vihicle (EV) ]lebih bagus dikembangkan sendiri di dalam negeri dengan memakai designer body yang bagus dengan cara mengirim designer ITS atau ITB ke Jerman, Itala, dan Perancis untuk memperdalam design body.

"Jadi tidak perlu beli merek EV dari Jerman, China, India atau Amerika Serikat," ungkap Riza.

Lebih lanjut Riza mengatakan, dengan menjadi produsen baterai kelas dunia, Indonesia akan mudah meningkatkan energi terbarukan solar cell dan meningkatkan PLTS Atap.

"Semua rumah mempunyai Solar Cell untuk program PLTS. Pemilik tanah kosong bisa menjual listrik tenaga surya ke PLN dan PLTU bisa dipersiunkan," jelas Riza.

Riza mengatakan, tidak penting hanya beli design body scooter dari jerman. "Dengan komputer sekarang yang begitu canggih, orang bisa mendesain apa saja," imbuhnya.

Dalam EV, terang Riza, jantungnya di baterai, bukan di body, chasis, ban, kaca dan tambahan pernak-pernik, yang sama saja dengan membeli  barang rongsokan. "Kalau tidak ada baterai mana bisa jalan," ujarnya.

Menurut Riza, EV model baru yang didesain dengan tambahan macam-macam pernak-pernik semakin membingungkan dan di luar kebutuhan manusia.

"Yang paling penting IBC harus mengeluarkan biaya riset atau penelitian peningkatan kekuatan baterai yang otomatis. IBC akan menjadi pemain penting global di baterai. Juga harus berani membayar gaji peneliti lebih tinggi," tutup Riza.(rls)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved