Minggu, 05 Mei 2024
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT | Hebat!, 10 ribu Penari Riau Pecahkan Rekor Muri di Gebyar BBI BBWI Provinsi Riau 2024 | Gebyar BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Prov Riau Perhelatan Spektakuler, Pj Gubri: Ini Potensi
 
Internasional
Laporan PBB: 2.000 Anak yang Direkrut Houthi Yaman Tewas dalam Pertempuran

Internasional - - Senin, 31/01/2022 - 15:46:55 WIB

SULUHRIAU- Perserikatan Bangsa-bangsa atau PBB menyatakan hampir 2.000 anak yang direkrut oleh pemberontak Houthi Yaman telah tewas di medan perang. Kelompok tersebut mendapatkan komponen kunci untuk sistem senjata dari perusahaan-perusahaan di Timur Tengah, Eropa dan Asia.

Dalam laporan tahunan kepada Dewan Keamanan yang diedarkan pada hari Sabtu, para ahli PBB mengatakan telah menemukan bukti bahwa Houthi menggunakan beberapa kamp musim panas dan sebuah masjid untuk menyebarkan ideologi mereka.

Houthi merekrut anak-anak untuk melawan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional, yang didukung oleh pemerintah yang dipimpin koalisi Arab Saudi. Sebuah laporan PBB menemukan anak-anak berusia antara 10 dan 17 tahun dibujuk untuk melawan pemerintah Yaman.

"Anak-anak diinstruksikan untuk meneriakkan slogan Houthi matilah Amerika, matilah Israel, kutuk orang-orang Yahudi, kemenangan bagi Islam," kata empat anggota panel ahli PBB. “Di satu kamp, anak-anak berusia 7 tahun diajari membersihkan senjata dan menghindari roket.”

Panel tersebut mengatakan menerima daftar 1.406 anak-anak yang direkrut oleh Houthi yang tewas di medan perang pada 2020. Sebannyak 562 tentara anak terbunuh antara Januari dan Mei 2021.

“Mereka berusia antara 10 dan 17 tahun,” kata para ahli. Sejumlah besar korban anak-anak itu terbunuh di Amran, Dhamar, Hajjah, Hodeidah, Ibb, Saada dan Sanaa.

Para ahli mengecam penggunaan tentara anak dalam konflik selama tujuh tahun. Semua pihak diminta menahan diri dari menggunakan sekolah, kamp musim panas dan masjid untuk merekrut anak-anak. Mereka merekomendasikan untuk menjatuhkan sanksi kepada pelakunya.

Laporan setebal 300 halaman itu juga menemukan para pemberontak, yang menguasai ibu kota Sanaa. Kelompok pemberontak itu terus mendapatkan komponen penting untuk sistem senjata mereka dari perusahaan-perusahaan di Eropa dan Asia, menggunakan jaringan perantara yang kompleks untuk mengaburkan rantai penjagaan.

“Semua pasukan militer dan paramiliter yang setia kepada otoritas yang berbasis di Sanaa termasuk dalam definisi ini karena melanggar embargo senjata yang diberlakukan PBB," katanya.

Sebagian besar jenis kendaraan udara tanpa awak (drone), alat peledak improvisasi yang ditularkan melalui air, dan roket jarak pendek, dirakit di daerah yang dikuasai Houthi. Komponen seperti mesin dan elektronik bersumber dari luar negeri. Mereka menggunakan jaringan perantara yang kompleks di Eropa, Timur Tengah dan Asia.

Laporan itu tidak mengkonfirmasi tuduhan oleh Amerika Serikat dan Arab Saudi bahwa Iran terlibat langsung dalam pelanggaran tersebut. Teheran mengakui mendukung Houthi secara politis tetapi menyangkal telah membantu mereka mendapatkan senjata.

Para ahli mengatakan bukti menunjukkan komponen senjata dan peralatan militer terus dipasok melalui darat ke pasukan Houthi oleh individu dan entitas yang berbasis di Oman. Oman, yang berbatasan dengan Yaman, adalah satu-satunya negara di kawasan itu selain Iran yang mempertahankan hubungan resmi dengan kelompok bersenjata itu.

Sumber: tempo.co
Editor: Khairul





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved