Minggu, 05 Mei 2024
Sakit Hati Tak Beri Tahu Jual Tanah Orangtua, Adik Bacok Leher Abang Kandung dengan Parang | Genre Natuna Terbaik di Kepri, Wan Siswandi: Saya akan Terus Dukung Putra-putri Daerah Berprestasi | Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT
 
Nusantara
Dokter Sunardi Ditembak Mati Densus 88 Dikaitkan dengan Teroris, Ini 6 Pernyataan IDI

Nusantara - - Sabtu, 12/03/2022 - 13:00:43 WIB

SULUHRIAU-  Seorang dokter yang menjadi tersangka teroris bernama Sunardi (54) tewas ditembak Tim Densus 88 Antiteror di Sukoharjo, Jawa Tengah.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Sukoharjo, dr Arif Budi Satria, mengaku terkejut saat mengetahui dokter Sunardi disebut terlibat dalam jaringan terorisme.

Bagaimana status dokter Sunardi di IDI Sukoharjo dan pernyataan Ketua IDI Sukoharjo terkait lelaki 54 tahun yang ditembak mati oleh Densus 88/Antiteror saat hendak ditangkap di wilayah Sukoharjo pada Rabu (9/3) malam.

Aktif Berpraktik

Menurut dr Arif, dr Sunardi terdaftar sebagai anggota IDI Cabang Sukoharjo dan teregister sebagai dokter yang aktif berpraktik. Sunardi juga sempat bertugas di luar Jawa. Mengenai kapan Sunardi terdaftar di IDI Sukoharjo, Arif mengatakan pihaknya harus mencek ulang data dulu karena perpindahan anggota IDI itu terbilang aktif.

"Karena beliau itu sempat tugas di luar Jawa, sempat PNS, kemudian beliau informasinya mengundurkan diri dari PNS, terus baru pulang ke Jawa. Ini sedang kami lacak sejak mulai kapan masuknya, karena kan tiap berapa tahun sekali kan diperbarui database itu," kata Arif saat dihubungi wartawan, Jumat (11/3/2022).

Baca juga:IDI Sukoharjo Temui Keluarga dr Sunardi yang Ditembak Densus, Bahas soal Ini

Fokus pada Masalah Profesi

Usai menemui keluarga dr Sunardi di Gayam, Sukoharjo, Jumat (11/3), dr Arif menyatakan IDI berfokus pada masalah profesi dr Sunardi. Sedangkan soal kasus yang menyeret nama Sunardi, IDI menyerahkan kepada penegak hukum.

"Kita tahu berita kemarin bagaimana bahwa highlight yaitu masalah dokter. Sebenarnya kasus ini kan bukan dokternya ya kan, jadi kita memisahkan masalah profesi dengan kasus itu sendiri," ucap Arif kepada wartawan di dekat kediaman Sunardi, Jumat (11/3).

Asas Praduga Tak Bersalah

IDI Cabang Sukoharjo berpegang pada asas praduga tak bersalah terhadap kasus yang menimpa dr Sunardi. "Di samping itu, hukum pun juga ada asas praduga tak bersalah, sejauh ini kami dari IDI ya praduga tak bersalah karena kami belum memahami, belum tahu permasalahan apa itu," kata Arif.

Arif juga menyampaikan, keterkaitan IDI dengan dugaan terorisme menjadi kontradiktif. "Bahwa kita bersumpah akan menjadi kemanusiaan tapi kok melakukan tindakan terorisme itu nggak jelas, kontradiktif. Jangan sampai ada distorsi dan lain-lain," beber Arif.

Baca juga:Detik-detik Menegangkan Densus Tembak Tersangka Teroris Dokter Sunardi

Tempuh Advokasi

IDI Sukoharjo akan mengambil langkah advokasi terkait kasus dugaan terorisme yang menyeret dr Sunardi. Advokasi tersebut untuk mencegah agar profesi dokter tidak dikait-kaitkan dengan terorisme.

"Dari IDI kami mendapatkan tugas dari wilayah dan pusat untuk mengadvokasi dari sisi profesi. Jangan sampai ada distorsi bahwa ini kaitannya dengan dokternya begitu, padahal bukan, tapi dari sisi kemanusiaannya kami fokus di sana," ujar Arif, Jumat (11/3).

Difabel sejak 2006

Dokter Sunardi selama ini berjalan menggunakan alat bantu karena kakinya cedera saat menjadi relawan yang terjun langsung membantu korban bencana gempa Jogja 2006 silam.

"Baru tadi dapat informasi dari pihak keluarga bahwa beliau tahun 2006 pernah kecelakaan saat membantu korban gempa Bantul," terang Arif, Jumat (11/3). Namun, Arif mengaku tidak tahu secara detail tentang cedera tersebut.

Sering Pengobatan Gratis

Menurut juru bicara keluarga, Endro Sudarsono, dokter Sunardi memiliki jiwa sosial yang tinggi. Semasa hidupnya, Sunardi disebut kerap menyelenggarakan pengobatan gratis di kliniknya yang berada di wilayah Pasar Kliwon, Solo.

"Pada event-event tertentu ada pengobatan gratis, ambulans gratis, dan beberapa pelayanan kesehatan, termasuk mengirimkan relawan-relawan tanggap bencana sekitar Solo Raya maupun di Jawa atau luar Jawa," kata Endro, Jumat (11/3).

Pernyataan Endro tentang tingginya jiwa sosial dokter Sunardi itu diamini Ketua IDI Sukoharjo, Arif Budi Satria.

"Kami di IDI Cabang Sukoharjo terkejut juga karena selama ini kan beliau terkenal sisi sosialnya, sering praktik gratis, seperti itu. Jadi ya kaget, anggota banyak yang kaget," kata Arif, Jumat (11/3).

Seperti diberitakan, Polri menjelaskan terkait proses penangkapan dokter Sunardi.

Dokter Sunardi tewas ditembak Densus 88 dalam penyergapan yang dilakukan di Jalan Bekonang-Sukoharjo, Rabu (9/3/2022) malam.

Polisi melumpuhkan dr Sunardi dengan tembakan karena dinilai melawan saat akan ditangkap dan menabrakkan mobilnya ke mobil petugas maupun kendaraan warga yang melintas.

"Untuk diketahui dan ditegaskan lagi bahwa Tersangka melakukan perlawanan bukan dengan fisiknya," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Jumat (11/3/2022).

Aswin menyebut bahwa dr Sunardi menabrakkan kendaraannya kepada aparat yang menghentikan. Lalu, kata Aswin, dr Sunardi melarikan diri dan menabrak beberapa kendaraan masyarakat saat terjadi pengejaran oleh polisi.

"Tersangka menabrakkan kendaraannya kepada petugas yang menghentikannya dan kendaraan petugas tersebut. Kemudian melarikan diri dan menabrak beberapa kendaraan milik masyarakat yang kebetulan berada di jalan juga tersebut. Sehingga sangat membahayakan jiwa bagi petugas dan masyarakat," ucapnya.

Adapun Polri pun menjelaskan beberapa hal terkait proses penangkapan ini.

1. Tersangka Teroris
Polri mengungkap dr Sunardi sudah berstatus tersangka tindak pidana terorisme sebelum dilakukan penangkapan. Sunardi bukan terduga teroris lagi.

"Yang perlu kami sampaikan bahwa status Tersangka SU sebelum dilakukan penangkapan adalah tindak pidana terorisme, bukan terduga. Saya ulangi bahwa sebelum dilakukan penangkapan, status Saudara SU adalah tersangka tindak pidana terorisme, bukan terduga," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers, Jumat (11/3/2022).

2. Anggota HASI Hingga Penasihat Amir JI
Ramadhan mengungkap sejumlah keterlibatan Sunardi dalam jaringan teroris di Tanah Air. Menurut Ramadhan, dr Sunardi merupakan anggota Jamaah Islamiyah (JI). Dia pernah menjabat sebagai Amir Khidmat JI, Deputi Dakwah dan Informasi, penasihat Amir JI, dan penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

"Hilal Ahmar Society ini adalah sebuah yayasan atau organisasi terlarang yang terafiliasi dengan jaringan organisasi terorisme JI yang tugasnya adalah merekrut, mendanai, dan memfasilitasi perjalanan pengikut FTF (foreign terrorist fighter) ke Suriah," ucapnya.

"Dan yayasan ini berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri Jakpus pada 2015 adalah organisasi terlarang," tambahnya.

3. Penembakan Sudah Sesuai Prosedur
Polisi menegaskan tindakan Densus 88 tersebut sudah sesuai aturan. Hal ini diatur dalam KUHP hingga UU No 2 Tahun 2002.

"Petugas mengambil tindakan terukur pada Tersangka SU. Tindakan yang dilakukan kepolisian, dalam hal ini Densus 88, sudah sesuai dengan prosedur, yaitu yang diatur oleh KUHP, KUHAP, UU No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Perkap Polri No 1 Tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalam tindakan kepolisian," kata Ramadhan.

4. Sunardi Melawan
Ramadhan menyebutkan pihak kepolisian melakukan tindakan itu lantaran tersangka SU saat penangkapan berupaya melakukan perlawanan. Dia mengatakan SU sudah mengancam keselamatan masyarakat dan petugas kepolisian.

"Melakukan tindakan tegas dan terukur dengan alasan tindakan tersebut dilakukan karena tindakan Tersangka sudah membahayakan atau mengancam keselamatan jiwa masyarakat dan petugas Polri," lanjutnya.

5. Densus 88 Sudah Kenalkan Diri
Saat Penangkapan
Dia juga menjelaskan pihak Densus 88 telah memperkenalkan diri kepada SU saat penangkapan. Kemudian petugas berusaha menghentikan kendaraan Sunardi, namun dia melawan.

"Mengetahui mobilnya dihentikan oleh petugas, Tersangka melakukan perlawanan dengan agresif, yaitu dengan menabrakkan mobilnya ke arah petugas yang sedang menghentikan tersangka," ujarnya.

Polisi sempat mencoba membujuk Sunardi dengan cara mendekat melalui bak belakang mobilnya. Namun Sunardi berniat mencelakai petugas dengan berkemudi secara zigzag.

"Petugas mencoba naik ke, naik ke bak belakang mobil yang dikemudikan SU, dengan maksud untuk kembali mencoba memberikan peringatan agar Tersangka menghentikan laju mobil tersangka. Namun Tersangka tetap menjalankan mobilnya dan melaju dengan kencang. Serta menggoyangkan setir ke kiri ke kanan atau zigzag, yang tujuannya untuk menjatuhkan petugas yang ada di belakang," jelasnya.

6. Bikin Petugas Terluka
Dalam proses penangkapan itu, Sunardi juga diketahui membuat dua petugas yang ada di belakang bak mobilnya terjatuh hingga terluka. Bahkan Sunardi juga menabrak kendaraan masyarakat.

"Terdapat dua anggota yang terluka akibat tersenggol atau jatuh. Kemudian tersangka juga menabrak kendaraan roda 4 dan roda 2 milik masyarakat yang sedang melintas," tuturnya.

Sumber: detik.com
Editor: Khairul






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved