Minggu, 05 Mei 2024
Jepang Juara Piala Asia U23 2024, Putus Rekor Uzbekistan | DPD PKS Pekanbaru Rekomendasikan DR Muhammad Ikhsan Balon Walikota ke DPP | KPU Riau Siap Mutakhirkan 4.854.034 DP4 untuk Pilkada 2024 | Keji, Suami Pelaku Mutilasi Istri Sempat Tawarkan Daging Korban ke Ketua RT | Hebat!, 10 ribu Penari Riau Pecahkan Rekor Muri di Gebyar BBI BBWI Provinsi Riau 2024 | Gebyar BBI/BBWI dan Lancang Kuning Carnival Prov Riau Perhelatan Spektakuler, Pj Gubri: Ini Potensi
 
Pendidikan
Manfaatkan Aset Lokal, Dosen Sosiologi UNRI Berdayakan Warga Desa Pulau Terluar “Putri Sembilan"

Pendidikan - - Minggu, 20/08/2023 - 17:50:57 WIB

SULUHRIAU, Bengkalis- Besarnya potensi aset pulau terluar Desa Putri Sembilan, Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis, salah satu peluang meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Atas potensi itu, Dosen Sosiologi Universitas Riau melalui kegiatan Pengabdian yang didanai oleh PNBP FISIP bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bengkalis memberdayakan masyarakat Desa Putri Sembilan dengan Model ABCD (Assesment Based Community Development).

Mereka terdiri dari Kelompok Jabatan Fungsional Dosen Sosiologi yang diketuai oleh Drs. Yoskar Kadarisman, M.Si, Dr. Nurhamlin, MS, Rina Susanti, S.Sos., M.Si, dan Drs. Jonyanis, M.Si sebagai anggota dengan melibatkan dua mahasiswa akhir jurusan Sosiologi, yaitu Indra Arya Putra dan Oni Andriani Putri.

Kegiatan pengabdian diawali dengan pengidentifikasi potensi lima aset penghidupan Masyarakat Desa Putri Sembilan. Aset yang dominan dan unggul dilakukan pengembangan dan pelatihan, memproduksi olahan buah kedabu, sehingga mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

Ketua Pengabdian Dosen Sosiologi Unri, Drs Yoskar Kadarisman mengatakan,  mengolah hasil hutan bukan kayu dari ekosistem mangrove yaitu buah Pedada (Soneratia Sp) atau oleh masyarakat setempat dikenal dengan Kedabu menjadi produk makanan yang memiliki nilai ekonomis berupa dodol, sirup, hingga selai.

Mungkin gambar 3 orang dan teks

Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama 4 hari dari tanggal 13 Agustus 2023, puncaknya pada hari Rabu, 16 Agustus 2023 dilaksanakan pelatihan pengolahan buah Kedabu bersama kelompok Perempuan dan Kelompok Konservasi Lingkungan Pesisir Putri Sembilan, jumlah peserta 23 orang.

Ini dipilih karena masih banyak masyarakat desa yang tidak mengenali buah kedabu. Masyarakat tersebut dilatih untuk membuat dodol, selai, sirup kedabu. Sehingga masyarakat bisa memperkenalkan aset alam desa kepada orang luar.

Selain ketersediaan buah kedabu yang melimpah, faktor lain yang menjadi pertimbangan tim untuk menghadirkan inovasi dari buah kedabu adalah kandungan gizi dan vitamin yang baik.

Dimana, setiap 100 gram Pedada segar mengandung 56 mg vitamin atau setara dengan kandungan dalam satu buah jeruk, 77% karbohidrat dan 9% protein.

Pelestarian Mangrove

Desa Putri Sembilan yang terletak di Kecamatan Rupat Utara, yang juga merupakan salah satu pulau kecil terluar di Indonesia, saat ini terus menggencarkan aksi untuk pelestarian ekosistem mangrove.

Total luas mangrove di desa ini mencapai 307 hektar. Umumnya, mangrove berfungsi sebagai pelindung kawasan pesisir dari ancaman abrasi.

"keberadaan ekosistem mangrove seharusnya menjadi fokus bersama untuk terus dilestarikan," kata Yoskar, Minggu (20/8/2023). 

Mungkin gambar 5 orang

Yoskar Kadarisman berharap, pelatihan yang diberikan kiranya bisa dilanjutkan oleh masyarakat Desa Putri Sembilan.

“Harapan kami, ini bukan sekedar pelatihan yang berupa formalitas saja. Kami berharap masyarakat Desa Putri Sembilan bisa mengaplikasikan produksi olahan buah kedabu sehingga mampu meningkatkan taraf perekonomian," pungkasnya.

Dapat Respon dari Warga

Kegiatan pelatihan inovasi produk olahan buah kedabu mendapat respon positif dari masyarakat Desa Putri Sembilan, terlebih bagi kelompok perempuan yang berperan sebagai pelaku UMKM, Sumiatun salah satunya.

“Saya sebagai pelaku UMKM disini senang betul ade tim dari UNRI datang, apalagi ngasih pelatihan gini. Sebab, saya pernah pergi ke salah satu desa di Kabupaten Bengkalis, mereka ada membuat olahan dari mangrove juga tapi bukan dodol, jadi saya juga pengen tahu bagaimana cara membuatnya,” kata Sumiatun.

Rasa keingintahuan yang besar dari Sumiatun serta peserta lain ini terbukti saat proses pelatihan. Mereka sangat antusias bahkan turut andil dalam proses pembuatan dodol, sirup, juga selai.

Di akhir kegiatan, hasil olahan buah kedabu dikemas dan dibagikan kepada seluruh peserta pelatihan guna meyakinkan bahwa buah kedabu benar-benar memiliki nilai jual yang tinggi yang mampu meningkatkan UMKM dengan tetap memanfaatkan sumber daya yang ada. (rls)

Editor: Khairul






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved