Sabtu, 27 April 2024
Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama
 
Internasional
Gempar! Jasad Alien Dipamerkan di Sidang Parlemen Meksiko

Internasional - - Kamis, 14/09/2023 - 11:50:47 WIB
Jasad makhluk 'bukan manusia' yang diduga alien diperlihatkan saat sidang kongres di Mexico City, Selasa (12/9/2023) waktu setempat. (REUTERS)
TERKAIT:

SULUHRIAU- Jasad yang diklaim sebagai alien dihadirkan dalam sidang luar biasa di Parlemen Meksiko. Hal itu menandai acara kongres pertama di negara Amerika Latin mengenai UFO.

Dalam sidang pada hari Selasa di FANI, akronim bahasa Spanyol untuk apa yang sekarang disebut Unidentified Anomalous Phenomena (UAP), para politisi diperlihatkan dua artefak yang diklaim oleh jurnalis Meksiko dan penggila UFO sejak lama, Jaime Maussan, sebagai mayat makhluk luar angkasa.

Maussan mengatakan spesimen tersebut tidak ada hubungannya dengan kehidupan apapun di Bumi.

Dua tubuh kecil yang ditampilkan dalam kotak, memiliki tiga jari di masing-masing tangan dan kepala memanjang. Maussan mengatakan mereka ditemukan di Peru dekat Garis Nazca kuno pada 2017.

Dia mengatakan bahwa mereka berusia sekitar 1.000 tahun, dianalisis melalui proses penanggalan karbon oleh Universitas Otonomi Nasional Meksiko (UNAM).

Temuan serupa di masa lalu ternyata adalah sisa-sisa mumi anak-anak.

Maussan mengatakan ini adalah pertama kalinya bukti semacam itu dihadirkan.

"Saya pikir ada bukti jelas bahwa kita berurusan dengan spesimen nonmanusia yang tidak ada hubungannya dengan spesies lain di dunia kita dan semua kemungkinan terbuka bagi lembaga ilmiah manapun untuk menyelidikinya," kata Maussan.

"Kami tidak sendirian," tambahnya, dilansir Reuters, Kamis (14/9/2023).

Jose de Jesus Zalce Benitez, Direktur Institut Ilmiah untuk Kesehatan angkatan laut Meksiko, mengatakan sinar-X, rekonstruksi 3-D, dan analisis DNA telah dilakukan pada sisa-sisa tersebut.

"Saya dapat menegaskan bahwa badan-badan ini tidak ada hubungannya dengan manusia," katanya.

UNAM pada Kamis menerbitkan kembali pernyataan yang pertama kali dikeluarkan tahun 2017, yang mengatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh Laboratorium Nasional Spektrometri Massa dengan Akselerator (LEMA) hanya dimaksudkan untuk menentukan usia sampel.

"Kami sama sekali tidak dapat mengambil kesimpulan tentang asal usul sampel tersebut," kata pernyataan itu.

Anggota parlemen juga mendengar dari mantan pilot Angkatan Laut AS Ryan Graves, yang telah berpartisipasi dalam dengar pendapat Kongres AS tentang pengalaman pribadinya dengan UAP dan stigma dalam melaporkan penampakan tersebut.

Anggota Kongres Sergio Gutierrez, dari partai Morena yang berkuasa di bawah Presiden Andres Manuel Lopez Obrador, mengatakan dia berharap sidang tersebut akan menjadi yang pertama dari acara serupa lainnya di Meksiko.

"Kita hanya punya refleksi, kekhawatiran, dan jalan untuk terus membicarakan hal ini," kata Gutierrez.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah AS telah mengubah informasi publik tentang UAP setelah berpuluh-puluh tahun diam dan membantah.

Pentagon telah secara aktif menyelidiki penampakan yang dilaporkan dalam beberapa tahun terakhir oleh para penerbang militer, sementara panel independen NASA yang mempelajari UFO adalah yang pertama dilakukan oleh badan antariksa tersebut.

NASA akan membahas temuan dari penelitian tersebut pada Kamis.

Maussan menghadapi reaksi keras dan kritik dari orang-orang skeptis yang mempertanyakan keaslian presentasinya.

"Hal ini dapat menghambat upaya untuk menangani masalah ini dengan serius," kata seorang pengguna platform media sosial X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. "Mengapa mereka tidak menunggu sampai sebuah karya ilmiah siap untuk diterbitkan?" (***)

Sumber:  CNBC Indonesia.com
Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved