Minggu, 28 April 2024
Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji | Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis!
 
Nusantara
Heboh Pilot Batik Air Tertidur Saat Terbang Bawa Ratusan Penumpang

Nusantara - - Sabtu, 09/03/2024 - 21:01:11 WIB

SULUHRIAU- Ramai diperbincangkan soal Pilot dan Kopilot Batik Air tertidur saat pesawat sedang terbang.

Bahkan, sampai Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis laporan soal insiden itu.

Mirisnya, di dalam rilis laporan itu, diceritakan Kopilot sempat merasakan turbulensi saat Pilot tertidur.  

Namun sebelumnya, KNKT menceritakan selengkapnya soal insiden pilot dan kopilot Batik Air rute Kendari-Jakarta tidur 28 menit saat terbang, pada tanggal 25 Januari 2024.  

Pilot yang tidur tersebut yakni pilot utama berusia 32 tahun dan seorang co-pilotnya berusia 28 tahun. Dalam insiden ini, ada dua istilah yang digunakan oleh KNKT, yaitu LT (local time/waktu setempat) dan UTC (Universal Time Coordinated).

Hal ini lantaran, ada perbedaan waktu plus 7 jam antara UTC dengan WIB dan 8 jam dengan WITa. KNKT ceritakan kronologi lengkapnya, pada pukul 01.25 waktu setempat, pesawat rute Jakarta - Kendari terjadwal lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Awaknya adalah pilot dan kopilot serta 4 orang pramugari. Namun sebelum persiapan terbang, kopilot curhat kekurangan istirahat, dia merasa kelelahan.  

Akhirnya, jadwal penerbangan pun mundur menjadi pukul 02.55 waktu setempat. Kemudian, pukul 03.14 waktu setempat, pesawat pun lepas landas.  

Hal ini terjadi karena berdasarkan dan rekomendasi sesuai aturan penerbangan. Setelah lepas landas, saat pesawat melajut di ketinggian 36.000 kaki. Selama terbang, pilot menawarkan untuk kopilot beristirahat karena kurang tidur tadi. Mendengar hal itu, kopilot beristirahat 30 menit.

Tugasnya memonitor pun diambil alih oleh pilot.  Lalu, Kopilot terbangun sebelum pesawat berancang mendarat di Bandara Haluuleo Kendari.  

Pada pukul 07.11 waktu setempat, pesawat Batik Air mendarat. Namun sebelum mendaran, dan saat pesawat mendekat ke Kendari, Air Traffic Control (ATC) Kendari menyarankan pesawat mendelay.

Hal ini lantaran ada faktor cuaca dan bandara disebut masih tutup. Pesawat pun bertahan di atas udara sebelum pendaratan selama 30 menit.  Pada pukul 07.48 waktu setempat, pesawat pun selesai boarding, dan pesawat mulai bergerak menuju tujuan penerbangan pulang dengan nomor penerbangan BTK6723.  

Kedua pilot menggunakan headset mereka untuk memantau udara komunikasi radio pengatur lalu lintas. Pengeras suara kokpit menyala dengan volume minimal. Nah, pada pukul 00.55 UTC, pesawat berangkat dari Kendari menuju Jakarta.

Dalam penerbangan ini, pilot dan kopilot menjalankan tugasnya masing-masing. Penumpang berjumlah 153 orang. Saat pesawat berada di ketinggian jelajah 22 ribu kaki, ATC Kendali memberikan instruksi ke ATC Makassar agar pesawat terus menanjak ke 36 ribu kaki.  

Kemudian, pada pukul 00.37 UTC, pesawat mencapai ketinggian jelajah 36.000 kaki. Setelah mempertahankan ketinggian jelajah, kedua pilot melepas headset dan volume pengeras suara kokpit berbunyi ditingkatkan.  

PIC kemudian meminta izin ke kopilot untuk tidur, kopilot pun mengizinkan. Saat itu kopilot mengambil alih tugas pilot. Setelah tidur, Pilot terbangun pada pukul 01.22 UTC.

Ia pun bertanya kepada kopilot, apakah butuh istirahat lagi atau tidak.  Namun, kopilot menolak dan menyatakan tidak ingin beristirahat. Keduanya kemudian ngobrol santai tak terkait tugas selama 30 menit. Setelah ngobrol, pilot tidur.

Tugas diambil alih kembali oleh kopilot.  Kopilot pun berkoordinasi dengan pihak ACC (Air Control Center) Makassar untuk terbang ke arah 275° untuk menghindari kondisi cuaca buruk.

Permintaan itu pun disetujui. Kopilot berkomunikasi dengan pramugari melalui interfon menanyakan kondisi penumpang karena dia merasa pesawat mengalami turbulensi ringan. Kata pramugari, penumpang baik-baik saja.

Kopilot melapor ke ACC Makassar bahwa pesawat sedang dalam tujuan dan melaporkan pesawat aman dari cuaca buruk. Pesawat kemudian melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.

ACC Makassar menginstruksikan kopilot untuk menghubungi ACC Jakarta. Ia pun langsung menghubunginya dan memberi tahu pesawat sudah aman. Kopilot membaca kembali instruksi dari ACC Jakarta.

Beberapa saat kemudian, dilaporkan KNKT, ia tak sengaja tertidur. 12 menit setelah rekaman terakhir tersebut, ACC Jakarta menanyakan ke awak Batik Air, berapa pesawat harus terbang pada arah yang dituju.

Namun tidak ada respons dari pilot maupun kopilot. ACC Jakarta menelepon pilot. Namun karena pilot memang sedang tidur, tidak ada respons.  

Beberapa kali ACC Jakarta juga mencoba mengontak pilot, tapi tidak ada satu pun panggilan yang direspons. Pilot tertidur, kopilot tertidur. Setelah 28 menit dari percakapan terakhir dengan kopilot, pilot yang tadi tidur terbangun.

Ia sadar ternyata pesawat berada pada jalur penerbangan yang tidak semestinya atau keluar jalur.  Pilot ternyata melihat kopilotnya tertidur, ia pun langsung membangunkannya.

Pada saat yang bersamaan ada panggilan masuk dari ACC Jakarta, pilot pun langsung menanggapi.  Saat itu pilot menyebut ada masalah di radio komunikasi sehingga ada waktu 28 menit tak bisa merespons.

Pesawat kemudian berhasil mendarat di Bandara Soetta.

Pilot Dinonaktifkan

Pihak Batik Air buka suara mengenai insiden pilot dan kopilot yang tertidur bersamaan saat sedang menerbangkan pesawat tujuan Kendari-Jakarta Januari lalu.

Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro mengatakan, atas insiden itu pihaknya sudah mengambil langkah tegas berupa menonaktifkan sementara pilot yang bertugas di penerbangan tersebut. Keduanya sudah dinonaktifkan sementara.

"Batik Air mengambil tindakan preventif dengan menonaktifkan sementara pilot penerbangan nomor ID-6723, rute Kendari ke Jakarta," kata dia, dalam siaran pers, dikutip Sabtu, (9/3/2024).

Kedua pilot sudah dinonaktifkan sejak 26 Januari 2024 atau satu hari setelah insiden tertidur saat terbang itu terjadi.

Danang menegaskan, keputusan menonaktifkan pilot yang bertugas adalah bentuk keseriusan Batik Air terkait keselamatan penumpang.

Pihak Batik Air juga berkomitmen untuk menjalankan investigasi secara menyeluruh mengenai insiden ini.

Lebih lanjut, Batik Air juga mengungkapkan pentingnya memberikan istirahat cukup terhadap semua awak pesawat.

"Dengan kebijakan waktu istirahat yang memadai, Batik Air menekankan kembali pemahaman akan pentingnya memaksimalkan waktu istirahat bagi awak pesawat agar tetap dalam kondisi prima sebelum melaksanakan tugas terbang," ujarnya.(tvonenews.com)

Editor: Khairul





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved