Minggu, 28 April 2024
Pekanbaru Raih Juara Umum MTQ XLII tahun 2024 Tingkat Provinsi Riau di Dumai | Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji | Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka
 
Religi
Petuah Ramadhan DR H Ahmad Supardi
Puasa Lahirkan Etos Kerja Baru

Religi - - Selasa, 12/03/2024 - 13:06:55 WIB

PUASA sebagaimana dimaksudkan dengan judul di atas, sepintas dan secara kasat mata akan menyebabkan seseorang mengalami kelelahan fisik sebagai akibat dari tidak makan dan tidak minum sepanjang hari.

Namun kenyataannya bahwa sesungguhnya orang yang berpuasa akan mendapatkan kondisi fisik dan kesehatan yang prima sebab puasa memberikan peluang kepada perut untuk beristirahat mencerna makanan yang selama ini tidak pernah berhenti.

Dengan puasa makanan dan minuman yang masuk ke dalam perut akan teratur dan mesin perutpun akan mendapatkan waktu istirahat yang memadai mencerna makanan. Kenyataan ini sejalan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan, “Puasalah agar kamu sehat”.


Apabila kondisi fisik sehat maka secara otomatis akan mendatangkan semangat baru untuk bekerja, dimana dalam ajaran agama Islam banyak sekali ajaran-ajaran yang menyebutkan, agar ummat Islam bekerja dan memiliki etos kerja serta memiliki kinerja yang tinggi, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat secara seimbang. Hal ini tercermin dari Firman Allah SWT yang tertuang di dalam Al-Qur’an:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan kampung akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi. Dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Q.S. Al-Qashash : 77).
 
Senada dengan Firman Allah SWT tersebut, adalah Hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW: “Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah kamu hidup selama-lamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu mati esok pagi”.
 
Kenyataan lain juga menunjukkan bahwa sukses-sukses besar yang didapatkan oleh ummat Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW adalah diperoleh pada bulan Ramadhan, di saat umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa ramadhan seperti kemenangan umat Islam atas kaum kuffar Quraisy dalam peperangan Badar yang terkenal dahsyat dan sangat tidak berimbang.

Sekalipun umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa ramadhan, namun justru puasa Ramadhan itulah yang memberikan dorongan, motivasi, dan etos kerja Islami kepada umat Islam untuk memperoleh kemenangan besar.  

Dari kenyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya puasa sekalipun secara kasat mata akan melemahkan fisik, namun secara hakiki justru memerteguh iman, memerkuat tekad, dan membakar dosa-dosa.

Iman yang teguh, tekad kuat, jiwa yang suci, mendorongnya untuk berdiri paling depan membela kebenaran. Bukankah tujuan utama puasa adalah “jihad melawan keinginan diri sendiri (hawa nafsu)? Hawa berarti keinginan dan nafsu berarti diri sendiri.

Karenanya, melawan hawa nafsu adalah berjuang menaklukan keinginan diri sendiri supaya keinginan tersebut tidak menguasai diri kita. Sekali saja keinginan itu menguasai diri, seketika itu pula manusia terjatuh menjadi hamba hawa nafsu alias hamba syahwat.
 
Oleh karena itulah sangat tepat apa yang disebutkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika bersama dengan sahabat-sahabatNya pulang dari perang Badar dengan kemenangan yang gemilang, toh beliau masih juga mengingatkan bahwa ada perang yang lebih besar dari perang yang baru saja kita hadapi ini.

Tentu saja para sahabat kaget. Maka terjadilan dialog berikut ini:
 
“Kita baru saja pulang dari peperangan kecil dan akan menuju ke peperangan besar.” Para sahabat bertanya, “Peperangan besar apa lagi itu, ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Peperangan melawan hawa nafsu.”

Hadits Nabi ini memberikan penjelasan bahwa sesungguhnya musuh utama yang paling besar dan abadi ada pada diri masing-masing yaitu hawa nafsu. Melawan hawa nafsu ini, yang paling utama untuk mengalahkannya adalah dengan berpuasa.

Oleh karena itulah maka puasa ramadhan diwajibkan oleh Allah SWT, bukanlah untuk mengendorkan semangat, tetapi sebaliknya untuk mendatangkan semangat baru dan motivasi baru untuk meningkatkan disiplin dan kinerja dalam semua sektor kehidupan masyarakat, seperti kita hadapi dewasa ini.
 
Dengan demikian, maka tidak ada alasan bagi setiap insan, apakah ia pegawai negeri sipil, anggota TNI/POLRI, karyawan BUMN, BUMD dan perusahaan Swasta, untuk meninggalkan pekerjaannya atau tidak memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan alasan berpuasa, sebab ibadah puasa ramadhan itu sendiri justru untuk meningkatkan kinerjanya sebagai realisasi dari fungsi dan peranannya sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Wallahu ‘alam. ***
________
Penulis: Dr. H. Ahmad Supardi Hasibuan, M.A.
(Kepala Biro AUAK IAIN Metro)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved