Jum'at, 29 Maret 2024
PHR Kembali Gelar Lomba Karya Jurnalistik PENA untuk Wartawan Riau | Mesjid Taqwa Muhammadiyah Tuah Madani 6 Gelar Shalat Jumat Perdana | Menguak Misteri Lailatul Qadar | Safari Ramadhan, Komut Beri Apresiasi Kinerja PLN Icon Plus SBU Sumbagteng | 303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu
 
OPINI

Busro, S.Pd.I
Gembira Sambut Ramadhan

TINGGAL beberapa hari lagi bulan suci ramadhan tiba. Kita kembali berkumpul di rumah kedamaian, kebaikan baik yang berhubungan dengan Allah SWT maupun sosial.

Momentum satu kali setahun bagi kaum muslimin muslimat di suluruh dunia ini amat berarti. Ini tamu kehormatan bagi umat muslim dengan membawa berbagai macam sentuhan kabaikan dan menawarkan produk-pruduk ibadah yang melembutkan hati bernuansakan syurga dunia dan syurga akhirat.

Maka tentutlah sikapkaum muslim menyambut tamu kehormatan ramadhan dengan rasa syukur yang diaktulisasikan pada value keta'atan sebuah manifestasi personil dalam menyambut bulan suci ramadhan ini.

Rasa gembira dengan kehadiran bulan ramadhan, bukan sekedar letupan euforia berlibihan bagi umat Islam.

Namun, lebih dari substansi yang dapat disimpulkan sebagai nilai tauhid, sehingga tamu yang hadir ini dan kita yang menanti berada dalam sebuah chemistry yang mengharukan karena kedalaman rindu yang sudah lama tidak berjumpa.

Ada beberapa instruksi agama tentang bahagia atau gembira menyambut ramadhan;

Pertama, menyambut ramadhan dengan gembira menjadi sebuah penentu kualitas ibadah disaat kita berada pada bulan ramadhan.

Ini tertuang dalam hadist Rasulullah SAW. Telah ada contoh dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau dahulu memberi berita gembira pada para sahabatnya dengan kedatangan Ramadhan. Beliau bersabda;

جاءكم شهر رمضان, شهر رمضان شهر مبارك كتب الله عليكم صيامه فيه تفتح أبواب الجنان وتغلق فيه أبواب الجحيم... الحديث

"Telah datang pada kalian bulan Ramadhan, bulan Ramadhan bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa didalamnya. Pada bulan itu dibukakan pintu-pintu surga serta ditutup pintu-pintu neraka," (HR. Ahmad)

Dan sungguh demikian pula as-salaf ash-shalih dari kalangan sahabat dan tabi'in, mereka sangat perhatian dengan bulan Ramadhan dan bergembira dengan kedatangannya. Maka kebahagiaan manakah yang lebih agung dibandingkan dengan berita dekatnya bulan Ramadhan, moment untuk melakukan kebaikan serta diturunkannya rahmat.

Pada Hadist yang lain juga disampaikan;

مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلَى النِّيْرَانِ

"Barangsiapa yang bergembira dengan kedatangan bulan Ramadhan niscaya Allah mengharamkan jasadnya dari neraka"

Dari penjelasan hadis diatas kegembiraan yang berlanjut pada keta'atan dibulan ramadhan yang memanpaatkan diri untuk memperbanyak ibadah-ibadah mahdah maupun ghairu mahdah dengan penuh kekhusyukan serta keikhlasan, tentu beroutput pada garani tuhan tentang suaka safety pembebasan diri dari api neraka dunia dan akhirat.

Kedua, membersihkan diri baik zahir maupun bathin

Diri dan jiwa yang bersih menjadi hal urgensitas dalam mendulang kebaikan, perintah tentang hidup besih banyak kita temukan didalam Alqur'an dan hadist. Dalam itab Hadist Arba'in Nabawiyah Rasul bersabda; Islam agama yang bersih maka bersihkanlah dirimu, maka sesungguhnya tidak masuk surga melainkan ia bersih. Ramadhan bulan yang suci untuk menyambutnta tentunya diri dan jiwa mesti pula suci agar ia bersinergi sehingga kebaikan Ramdhan tertanam pahalanya dikedalam kesucian jiwa.

Termasuk juga membersihkan rumah dan lingkungan. Hal ini terbukti dengan perintah membersihkan diri dan tempat ibadah, terutama ketika ketika kita mau shalat atau melakukan ibadah lainnya.

Terlebih lagi, bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Tentu kita menginginkan suasana ibadah yang nyaman dan khusyuk dalam shalat lima waktu dan tarawih. Allah berfirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya." (Al-Mukminun: 1-2).

Ketiga, Persiapan Finansial dan Mental

Selain persiapan itu, ada yang tak kalah pentingnya. Yakni persiapan finansial (keuangan) dan mental.
 
Bulan Ramadhan merupakan bulan amal shalih. Di antara shalih shalih yang sangat digalakkan pada bulan Ramadhan adalah berinfak dan bersedekah. Hal ini sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw. Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbas ia berkata,

"Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan, dan sikap kedermawaaannya semakin  bertambah pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya untuyk mengajarkan al-Quran kepadanya. Dan biasanya Jibril mendatanginya setiap malam pada bulan Ramadhan untuk mengajari al-Quran. Sungguh keadaan Jibril sangat dermawan pada kebaikan melebihi angin yang berhembus." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka, sudah sepatutnya seorang muslim dalam Ramadhan mengikuti kedermawaan Rasulullah Saw.

Agar dapat memanfaatkan keberkahan bulan Ramadhan, maka sepatutnya seorang muslim menyiapkan sebahagian hartanya sebelum kedatangan bulan Ramadhan untuk diinfakkan dan disedekahkan pada bulan Ramadhan nantinya. Selain itu, persiapan finansial ini juga sangat bermanfaat untuk keperluan bersahur dan berbuka puasa.

Jiwa dan mental juga perlu persiapan. Hendaklah kita menyambut bulan Ramadhan dengan rasa penuh kegembiaraan dan tulus hati serta jiwa yang bersih (taubat). Siapkan diri untuk melakukan berbagai amal shalih dan ibadah pada bulan Ramadhan. Karena pada bulan ini kita akan beribadah puasa dan lainnya dengan optimal dan fulltime selama sebulan penuh.
Jiwa dan mental kita harus dipersiapkan dengan penuh keimanan dan ketulusan hati (ikhlas) dalam beribadah. Dengan demikian, maka kesulitan dan sikap malas dalam ibadah bisa diatasi dan dihilangkan.

Ibadah pun menjadi terasa mudah dan menyenangkan.  Selain itu, hendaklah menyucikan jiwa kita  dengan cara bertaubat kepada Allah Swt, agar jiwa kita bersih dari noda dosa. Begitu pula kita hendaklah membiasakan diri untuk melakukan ibadah-ibadah sunnah, seperti puasa sunnat, shalat sunnat dan memperbanyak membaca Al-Quran. Sehingga kita terlatih dan terbiasa melakukan ibadah yang optimal.

Keempat, saling meminta maaf

Jibril berdo'a kepada tuhan bagi manusia yang tidak meminta maaf kepada sesama suami istri, anak dan tetangga maka ditolak ibadah puasanya. Sudah semestilah bagi kita umat muslim saling merelakan, mema'afkan karena dalam kita berkeluarga, bermasyarakat banyak kesalahan.

Demikianlah di antara berbagai persiapan yang dapat kita lakukan dalam rangka menyambut kedatangan tamu yang agung dan mulia yang bernama Ramadhan. Mari kita sambut kedatangan bulan Ramadhan dengan penuh kegembiraan, keimanan dan ketulusan hati. Raihlah berbagai  keutamaan yang dibawa oleh Ramadhan dengan melakukan berbagai amal shalih dan ibadah secara optimal. Semoga.....

Penulis adalah Busro, S.PdI Imam Besar Masjid Al-Huda Paripurna Kampung Bandar Senapelan- Pekanbaru


 
 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved