Minggu, 19 Mei 2024
Kabar Duka, Tokoh Pers dan Perfilman Nasional Prof Salim Said Meninggal Dunia | Terungkap, Wanita Diduga Lesbi Pelaku Penikaman Milik Group LGBT Sejak SMA | Sempat Tertunda, Jemaah Haji Atas Nama Atun Jaali Genggam Akhirnya Berangkat Hari Ini ke Tanah Suci | Debit Air PLTA Koto Panjang Tinggi, Pj Bupati Kampar Himbau Masyarakat Selalu Waspada Banjir | Kasubbag TU Kemenag Pekanbaru Jenguk Jamaah Haji Kloter BTH 03 yang Tertunda Berangkat | Pj Wako Muflihun Buka Taekwondo Cup VII, Diharapkan Muncul Bibit Atlet Unggul
 
Sosial Budaya
Gus Miftah Selawatan di Klub Malam, Ketua Dakwah MUI: Tak Sopan

Sosial Budaya - - Kamis, 13/09/2018 - 08:31:33 WIB

SULUHRIAU- Gus Miftah mengajak orang-orang di klub malam berselawat. Banyak dari mereka bergaun seksi. Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai selawat tanpa menutup aurat itu tidak sopan.

"Apakah etis kita berselawat, beribadah, sedangkan kita dalam keadaan tidak menutup aurat? APalagi terkesan buka-bukaan," kata Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Cholil Nafis, kepada detikcom, Kamis (13/9/2018).

Selawat adalah sesuatu yang baik dan bernilai ibadah. Allah SWT juga berselawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ada tata cara yang sopan untuk berselawat, yakni termasuk menutup aurat.

"Jadi memang ini tidak sampai murtad dan keluar dari Islam, tapi berselawat dalam kondisi yang tidak sopan secara ibadah, tidak menutup aurat, di tempat yang tak layak itu mengurangi etika dan sopan santun berselawat kepada Rasulullah," tutur Cholil.

Dia menyarankan kepada Gus Miftah agar menggunakan metode dakwah yang lebih baik, tanpa tak melanggar etika beragama.

"Sebaiknya menggunakan metode dakwah yang lebih elegan dan tidak melanggar etika beragama," kata Cholil.

Aksi Gus Miftah atau KH Miftah Maulana Habiburrahman menjadi viral setelah video kajian keagamaannya di sebuah klub malam di Bali beredar di internet. Gus Miftah adalah pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Dia sudah delapan tahun menekuni dakwah di klub malam, 14 tahun berdakwah di kawasan prostitusi Yogyakarta, Pasar Kembang.

Sumber: detik.com | Editor: Jandri





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved