Kamis, 25 April 2024
Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029
 
Nusantara
Heboh Awan Mirip UFO di Aceh, BMKG: Berbahaya

Nusantara - - Rabu, 07/07/2021 - 10:51:35 WIB

SULUHRIAU- Sebuah fenomena awan mirip unidentified fliying object (UFO) yang terlihat di langit di kawasan Desa Punge, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh pada Selasa (6/7/2021) sore. Hal itu membuat heboh masyarakat.

Merespons hal tersebut, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menegaskan, awan itu termasuk awan yang berbahaya bagi penerbangan.

“Awan berbentuk UFO ini disebut wan Lenticularis atau biasa disebut awan topi atau awan tudung. Bagi penerbangan dampaknya sangat berbahaya,” kata Prakirawan Stasiun BMKG Meulaboh-Nagan Raya Rezky P Hartiwi di Meulaboh, Rabu, (7/7/2021).

Ia menjelaskan, awan Lenticularis sangat berbahaya bagi pesawat terbang karena bisa menyebabkan turbulensi atau goncangan secara vertikal yang kuat. Karena pesawat bisa mengalami penurunan tekanan udara secara drastis.

"Khusus bagi pesawat yang terbang dengan level ketinggian yang rendah, biasanya pilot sangat menghindari awan Lenticularis ini, katanya.

Sedangkan dampak bagi masyarakat, kata dia, biasanya awan tersebut dapat menyebabkan terjadinya angin kencang, dan hujan. Namun seiring berjalannya waktu awan ini akan luruh.

“Kalau untuk masyarakat menghindari awan ini biasanya harus tetap di dalam rumah ya, kalau pun ada yang mengharuskan beraktivitas di luar, dimohon untuk tetap waspada dan hati-hati,” imbaunya.

Lebih lanjut Rezky juga menjelaskan, awan ini biasanya tumbuh di sekitar gunung atau bukit akibat hembusan angin di kawasan pegunungan.

“Awan Lenticularis ini dapat menyebabkan adanya turbulensi atau putaran angin secara vertikal yang kuat, sehingga sangat berbahaya bagi penerbangan dengan level rendah,” katanya.

Fenomena awan topi atau tudung ini biasanya terjadi pada saat saat tertentu atau disebut bersifat momentum. Awan ini terjadi akibat adanya massa udara yang basah melintasi daerah pegunungan.

BMKG mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada serta bisa mendapatkan informasi yang akurat mengenai fenomena semacam ini. (Ant)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved