Kamis, 28 Maret 2024
303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan | Guru SD Ditemukan Membusuk di Desa Rimbo Panjang, Diduga Ini Penyebab Korban Meninggal
 
Internasional
Tragedi 9/11: Ini Isi Rekaman Suara Pramugari Pesawat di Udara

Internasional - - Minggu, 12/09/2021 - 10:45:01 WIB

SULUHRIAU- Minggu  11 September 2001, 20 tahun lalu di mana dua pesawat American Airlines dan United Airlines dengan tipe Boeing 767, dibajak dan ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center (WTC) di New York, AS.

Rekaman suara dari dalam pesawat terkait peristiwa mengerikan itu pun dirilis The New York Times. Tragedi mengerikan itu dikenal dengan 9/11.

Informasi penting sempat disampaikan pramugari sekira pukul 08.19, sekitar 30 menit sebelum pesawat yang dibajak ditabrakkan, pramugari American 11 bernama Betty Ong menelepon pusat reservasi maskapai dengan Airfone yang tersedia di pesawat.

Betty yang berbicara dengan agen reservasi, Nydia Gonzales.

"Saya pramugari nomor 3 di belakang, kokpit tidak menjawab, seseorang telah ditusuk di kelas bisnis, sepertinya kami sedang dibajak," kata Betty.

"Anda berada di penerbangan yang mana," tanya petugas American Airlines.

"Penerbangan 11."

"Bisa dijelaskan siapa yang ada di kelas bisnis?"

"Saya duduk di belakang, sebentar ada yang baru dari kelas bisnis. (Betty bertanya ke rekannya), ada yang tahu siapa menusuk siapa?"

"Aku tidak tahu, tapi Karen dan Bobby (purser dan pramugara) telah ditusuk," ujar suara lain di belakang.

Kemudian, Betty berkata kepada petugas American Airlines, "(Awak kabin) nomor 1 kami, purser kami ditusuk, tidak tahu siapa yang menusuk, kami tidak berani ke depan. Awak kabin nomor 5 juga ditusuk. Kami tidak bisa masuk ke kokpit."

"Mereka tidak menjaga agar kokpit steril?"

"Para pembajak ada di dalam sana. Mereka sepertinya mengganjal pintunya. Tidak ada yang bisa masuk atau menelepon kokpit," ujar Betty.

Sepertinya, mereka tidak sadar pesawat yang mereka tumpangi sedang diarahkan ke salah satu menara WTC. Nydia, petugas reservasi yang menjadi perantara Betty dengan pusat krisis American Arilines, tidak lagi mendengar suara Betty.

Pada pukul 08.24 waktu setempat, pembajak American Airlines 11 mulai bersuara. Suara itu kemudian diketahui dari daftar manifes bernama Mohammad Atta secara tidak sengaja melakukan kontak dengan ATC. Tak lama, dia menyadarinya.

"Kami menguasai pesawat, tetap tenang! Kita akan baik-baik saja, kita akan kembali ke bandara,"


"American 11, kalian baru saja memanggil?" kata petugas ATC.

"Jangan ada yang bergerak, semua akan baik-baik saja. Jika ada yang bergerak, kalian akan mencelakakan diri kalian sendiri dan pesawat ini. Duduk diam saja."

Petugas FAA yang menyadari bahwa itu adalah peristiwa pembajakan pun langsung menghubungi komando pertahanan Amerika, NORAD, mengabarkan bahwa peristiwa pembajakan telah terjadi di American 11.

FAA kemudian meminta NORAD untuk melepas (scramble) pesawat tempur F-16 untuk mengejar American 11 yang hilang dari radar. Namun, tanpa transponder yang menyala, NORAD kesulitan melacak keberadaan American 11.

American 11 hanya terdeteksi oleh radar primer, yang kedipannya hanya muncul di layar beberapa saat saja, tanpa informasi ketinggian, kecepatan, dan sebagainya.

"Apakah ini betulan terjadi atau cuma latihan?"

"Bukan, ini bukan latihan, bukan tes."

Pada pukul 08.47 waktu setempat, ledakan hebat terlihat dari salah satu menara gedung WTC.

"Boston kehilangan kontak, frekuensi kami menunjukkan ada ancaman pembajak."

"Konfirmasi, New York juga kehilangan kontak, dan kami mendapat sinyal ELT (sinyal yang dipancarkan black box pesawat jika ada benturan) di area tersebut."

"Kalian serius? Itu area kami kehilangan jejak pesawat," kata petugas ATC.

Tak lama, United 175 juga menabrak menara selatan pukul 09.01 waktu setempat, FAA baru mendapat laporan bahwa ada pesawat kedua yang hilang, yaitu United 175.

Pejabat FAA meminta keterlibatan militer dengan segera mengirim jet-jet tempur untuk mencari dan mencegah pesawat yang hilang.

Namun, pada pukul 09.02, petugas menara pengawas terminal radar approach control (tracon) di New York melihat secara langsung obyek pesawat yang menabrak menara selatan gedung WTC.

"Hei, lihat ke luar jendela, lihat di ketinggian 4.000 kaki arah timur bandara."

"Ya, aku lihat, ia turun dengan cepat... 4.500 kaki sekarang. Ia turun 800 kaki dengan begitu cepat."

"Ada yang tahu tipe pesawatnya?"

"Satu lagi menabrak kencang, satu pesawat lagi menabrak World Trade Center,"

Saat itulah jutaan warga New York dan seluruh dunia menyaksikan siaran langsung gedung WTC yang ditabrak pesawat lewat televisi menyadari, mereka sedang diserang.

Suasan amencekan terus berlangsung. Satu jam berikutnya, dua pesawat diketahui hilang. Mereka adalah B757 American Airlines nomor penerbangan 77 dan B757 United Airlines nomor penerbangan 93.

American 77 diketahui ditabrakkan di markas angkatan bersenjata Amerika Serikat, Pentagon, pada pukul 09.38 pagi. Sementara itu, United 93, berkat perlawanan para penumpang di dalamnya, gagal menuju target yang dituju pembajak, dan jatuh di sebuah ladang di Shanksville Pensylvania, sekira 240 mil barat laut Washington. Dugaan yang mencuat selama ini, target pembajak dalam penerbangan United 93 adalah Gedung Putih.

Sumber: Okezone.com
Editor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved