Kamis, 28 Maret 2024
303 Akademisi Ajukan Amicus Curiae, Minta MK Adil di Sengketa Pilpres | Nekat Bobol Warung, Seorang Remaja Tertangkap Warga dan Diserahkan ke Polsek Siak Hulu | Koramil 02 Rambah Kodim 0313/KPR Rohul Berbagi Takjil pada Masyarakat | Tak Patut Ditiru, Viral Video Pungli Trotoar untuk Hindari Kemacetan | Nuzul Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan | Guru SD Ditemukan Membusuk di Desa Rimbo Panjang, Diduga Ini Penyebab Korban Meninggal
 
Religi
Kolom
Menyambut Tahun Baru 1444 Hijriyah: Introspeksi Diri

Religi - - Jumat, 29/07/2022 - 08:10:23 WIB

TANPA disadari  waktu terus berlalu. Kini sudah berada di penghujung Bulan Muharram 1443 Hijriyah dan segera masuk tahun baru 1444 Hijriyah.

Setiap pergantian tahun-bahkan bulan ataupun hari, sejatinya dijadikan momentum untuk introspeksi diri menuju hari esok lebih baik.

Menumbuhkan semangat baru untuk berbuat amal kebajikan. Sebagaimana dalam Sabda Rasulullah Muhammad,  SAW:  "Orang yang merugi, jika hari ini sama dengan hari kemarin dan hari esok lebih buruk dari hari ini. Dan kamu akan termasuk kaum yang beruntung jika hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini."

Pemahaman itu memberikan keyakinan bagi kita, bahwa waktu bukan sekadar kumpulan angka-angka yang tertera pada jarum jam atau di kalender (Almanat) yang menyibukkan hari-hari kita.

Tetapi waktu adalah sesuatu yang harus dipertanggungjawabkan kelak. Di pergantian tahun mestinya juga bisa pula dijadikan momentum perubahan budaya secara individual (ibda’ binafsih), keluarga dan masyarakat serta pemerintahan untuk lebih baik dimasa mendatang.

Perubahan ini bisa terjadi apabila setiap jiwa mampu ‘menghijrahkan’ seluruh kekuatannya (pemikiran dan tindakannya) bagi kemajuan dalam kehidupan secara pribadi, keluarga maupun bermasyarakat.

Selain itu, masih dalam suasana tahun baru 1443 H ini patut kiranya perubahan yang berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan (ma’rufat) dan membersihkannya dari pelbagai kejahatan (munkarat).

Ma’rufat mencakup segala kebajikan (virtues) dan seluruh kebaikan (good qualities) yang diterima oleh manusia sepanjang masa, sedangkan munkarat menunjuk pada segenap kejahatan dan keburukuan yang selalu bertentangan dengan nurani manusia.

Nilai kebaikan bisa diejawantahkan dengan bekerja atau berbuat dengan prinsip nilai kejujuran dan profesionalitas.

Jujur dapat berperilaku yang baik. Pribadi yang jujur merupakan roh kehidupan yang teramat fundamental, karena setiap penyimpangan dari prinsip kejujuran pada hakikatnya akan berbenturan dengan suara hati nurani.

Dengan demikian, momentum tahun baru hijriyah ini dinilai tepat untuk mengukir prestasi secara individu serta kelompok dalam berbagai sisi.

Pesan mendalam dari tahun baru hijriyah ini, diharapkan umat muslim memaknai hijrah dengan cara berusaha menghidari konflik antar umat beragama di tengah kemajemukan dan sesama umat Islam sendiri.

Sebagai muslim juga harus menunjukkan eksistensi menjadi umat yang lebih baik. Karena Islam juga mengajarkan, bahwa hari-hari yang dilalui hendaknya selalu lebih baik. Semoga*

Penulis: Khairullah, S.Ag (Jurnalis)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved