Kamis, 25 April 2024
Lagi, Satnarkoba Polres Kampar Tangkap Pelaku Narkoba di Kebun Sawit Desa Kualu | KPU Provinsi Riau Buka Sayembara Maskot dan Jingle Pemilihan Gubri-Wagubri 2024 | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop Publisher Rights Bersama Ketua Dewan Pers | Rangkaian HUT ke-7 Tahun, SMSI Riau Gelar Workshop ''Publisher | Cak Imin Nyatakan Kerja Sama dengan Prabowo di Pemerintahan Berikutnya | Prabowo-Gibran Resmi Ditetapkan Presiden-Wakil Presiden 2024-2029
 
Religi
KOLOM
Syawal, Meningkat atau Menurun?

Religi - - Kamis, 20/04/2023 - 11:25:19 WIB

SYAWAL merupakan bulan pembuktian nilai-nilai taqwa, artinya ajang untuk membuktikan orang-orang yang beriman mampu mempertahankan dan meningkatkan keimanannya setelah ditempa selama bulan Ramadhan.

Inilah yang akan menjadi tolak ukur berhasil atau gagal dalam menunaikan ibadah puasa Ramadhan.

Syawal adalah bulan ke 10 dalam kalender Islam setelah bulan suci Ramadan. Hari pertama di bulan Syawal dirayakan sebagai Idul Fitri. Dalam bahasa Arab, Syawal berasal dari kata syala yang artinya naik atau meninggi. Pada bulan Syawal ini, kedudukan dan derajat kaum muslimin meninggi di sisi Allah SWT.

Setelah menempuh ujian selama satu bulan, umat Muslim diharapkan bisa mempertahankan nilai-nilai amaliyah yang telah dilakukan pada Ramadan hingga datang Ramadan selanjutnya. Syawal bermakna sebagai bulan peningkatan ibadah dan amal saleh. Syawal juga merupakan bulan pembuktian nilai-nilai taqwa, artinya ajang untuk membuktikan umat Islam mampu mempertahankan dan meningkatkan keimanannya, tidak hanya sewaktu Ramadan saja.

Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk tetap memperbanyak ibadah sunah dibulan Syawal. Seperti puasa enam hari di bulan Syawal.  Sebagaimana diceritakan oleh Abu Ayyub, Rasulullah SAW berkata," Siapa saja yang berpuasa selama Ramadan kemudian diikuti enam hari saat Syawal maka seperti berpuasa seumur hidup."  (HR. Ibnu Majah).

Berhasil atau gagal dalam meraih predikat takwa sebagaimana tujuan kewajiban puasa Ramadan sebagaimana termaktub dalam al Quran surat al Baqarah ayat 183 tersebut, dapat dilihat secara kasat mata, sejak akhir Ramadan dan memasuki bulan Syawal. kelompok yang sukses dan yang gagal terlihat dari kelanjutan amalan yang mereka lakukan.

Amalan yang Disunnahkan

* Takbir

Takbir terbagi dua macam yakni takbir mursal dan takbir muqayyad. Takbir mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu sehingga dianjurkan sepanjang malam, seperti takbir di malam Idul Fitri dan Idul Adha. Sedangkan takbir muqayyad adalah takbiran yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai salat lima waktu selama hari raya Idul Adha dan hari tasyrik, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

* Puasa 6 Hari

Salah satu amalan penting di bulan Syawal ini biasanya dilakukan mulai hari kedua bulan Syawal, karena di hari pertama, yaitu saat Hari Raya Idul Fitri diharamkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Setelah menjalani puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan, puasa 6 hari di bulan Syawal ini menjadi pelengkap atau penyempurna amalan pada bulan Ramadan.

* Sedekah

Amalan sunah selanjutnya yang bisa dilakukan di bulan Syawal adalah bersedekah. Selain mendapatkan pahala yang berlimpah, sedekah juga ternyata memiliki manfaat lain untuk diri kita. Diketahui, sedekah mampu meningkatkan rasa empati seseorang, menghindarkan dari sifat kikir, melancarkan rezeki, melatih pikiran positif, dan meningkatkan rasa syukur.

* Menikah
 
Menikah pada tanggal berapapun dan pada hari apapun di bulan Syawal merupakan suatu kebaikan bagi yang melaksanakannya. Seperti yang dikisahkan dalam hadits muslim dari istri rasul Aisyah RA.

“Rasulullah SAW menikahiku saat bulan Syawal dan mengadakan malam pertama dengan aku di bulan Syawal. Manakah istri beliau yang lebih mendapatkan perhatian selain aku?,” (HR. Muslim, An Nasa’i). Jadi menikah di bulan Syawal merupakan salah satu sunah rasul, dimana Nabi Muhammad SAW menikah pada bulan Syawal.

* I’tikaf

Biasanya I’tikaf dilaksanakan seminggu terakhir di bulan Ramadan. Pelaksanaan I’tikaf banyak yang dilakukan saat malam hari saja, ada juga yang benar-benar melaksanakannya seharian penuh tanpa keluar dari masjid, kecuali untuk makan.

I’tikaf ternyata bisa juga dilakukan di bulan Syawal, apabila pada bulan Ramadan kamu tidak sempat melaksanakannya. Jadi amalan penting di bulan Syawal selanjutnya adalah sebagai waktu untuk mengganti ibadah I’tikaf yang terlewat atau tidak sempat dilaksanakan saat bulan Ramadan.

Keistimewaan

*Bulan kembali ke fitrah

Syawal adalah bulan kembalinya Umat Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya setelah melakukan ibadah Ramadhan sebulan penuh. Paling tidak, tanggal 1 Syawal Umat Islam "kembali makan pagi" dan diharamkan berpuasa pada hari itu.

Ketibaan Syawal membawa kemenangan bagi mereka yang berjaya menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadhan. Ia merupakan lambang kemenangan Umat Islam hasil dari "peperangan" menentang musuh dalam jiwa yang terbesar, yaitu hawa nafsu.

* Bulan Takbir

Tanggal 1 Syawal adalah Hari Raya Idul Fitri, seluruh Umat Islam di berbagai belahan dunia mengumandangkan takbir. Maka bulan Syawal pun merupakan bulan dikumandangkannya takbir oleh seluruh Umat Islam secara serentak, paling tidak satu malam yakni begitu malam memasuki tanggal 1 Syawal alias malam takbiran, menjelang shalat Idul Fitri.

Kumandang takbir merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh. Kemenangan yang diraih itu tidak akan tercapai kecuali dengan pertolonganNya. Oleh karena itu Umat Islam pun memperbanyak dzikir, takbir, tahmid, dan tasbih. "Dan agar kamu membesarkan Allah subhanahu wata'ala atas petunuk yang Ia berikan kepadamu dan agar kamu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan." (QS al-Baqarah: 185)

* Bulan Silaturrahim

Dibandingkan bulan-bulan lainnya, pada bulan inilah Umat Islam sangat banyak melakkukan amaliah silaturrahim, mulai mudik ke kampung halaman, saling bermaafan dengan teman atau tetangga, halal bihalal, kirim pesan atau telepon, dan lain-lainnya. Betapa Syawal pun menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah subhanahu wata'ala karena Umat Islam menguatkan tali silaturrahim dan ukhuwah Islamiyah.

* Bulan Ceria

Syawal adalah bulan penuh ceria. Di Indonesia bahkan identik dengan hal yang serba baru misalnya baju baru, sepatu baru, perabot rumah tangga baru, dan lain-lain. Orang-orang bersuka cita, bersalaman, berpelukan, bertangis bahagia, mengucap syukur yang agung, meminta maaf, memaafkan yang bersalah.

Begitu banyak do'a terlempar ke udara, begitu banyak cinta kasih saling diberikan antar seluruh umat manusia. Aura maaf tersebar di seluruh penjuru bumi, nuansa peleburan dosa, nuansa pencarian makna baru dalam hidup.

* Puasa Satu Tahun

Amaliah yang ditentukan Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam pada bulan Syawal adalah puasa sunnah selama enam hari, sebagai kelanjutan puasa Ramadhan. "Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh." (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah)

* Bulan Nikah

Syawal adalah bulan yang baik untuk menikah. Hal ini sekaligus mendobrak khurafat, yakni pemikiran dan tradisi jahiliyah yang tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal karena takut terjadi malapetaka. Budaya jahiliyah itu muncul disebabkan pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal, Allah subhanahu wata'ala menurunkan wabah penyakit sehingga banyak orang mati termasuk beberapa pasangan pengantin. Maka sejak itu, kaum jahiliyah tidak mau melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal.

Khurafat itu didobrak oleh Islam. Rasulullah shollallohu 'alaihi wasallam menunjukkan sendiri bahwa bulan Syawal baik untuk menikah. Sayyidatuna 'Aisyah radhiallohu'anha menegaskan,

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menikahi saya pada bulan Syawal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bulan Syawal, maka siapakah dari istri Beliau shallallahu 'alaihi wasallam yang lebih beruntung daripada saya?" Selain dengan Siti 'Aisyah Radhiallahu'anha, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam juga menikahi Ummu Salamah radhiallahu'anha juga pada bulan Syawal.

Menurut Imam An-Nawawi hadits tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal dan menolak tradisi jahiliyah dengan menganggap bahwa menikah pada bulan Syawal tidak baik.

* Bulan Peningkatan

Inilah keistimewaan bulan Syawal yang paling utama. Syawal adalah bulan "peningkatan" kualitas dan kuantitas ibadah. Syawal sendiri secara harfiyah artinya peningkatan, yakni peningkatan ibadah sebagai hasil training selama bulan Ramadhan. Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal kebaikannya pada bulan ini, bukannya malah menurun atau kembali ke "watak" semula yang jauh dari Islam, na'udzubillah.

* Bulan Pembuktian Taqwa

Inilah makna terpenting bulan Syawal. Setelah Ramadhan berlalu, pada bulan Syawallah "pembuktian" berhasil atau tidaknya ibadah Ramadhan, utamanya puasa yang bertujuan meraih derajat taqwa. Jika tujuan itu tercapai, sudah tentu seorang Muslim menjadi lebih baik kehidupannya, lebih shaleh perbuatannya, lebih dermawan, lebih bermanfaat bagi sesama, lebih khusu' ibadahnya, dan seterusnya. Paling tidak, semangat beribadah dan dakwah tidak menurun setelah Ramadhan.

Semoga kita mampu mempertahankan dan meningkatkan kualitas ibadah yang sudah ditempa selama bulan Ramadan, dan menjadi orang-orang yang takwa sampai ajal menjemput kelak. Aamiin Ya Rabbal’alamin. ***

___________
Penulis adalah: Ka Subbag Tata Usaha Kantor Kementerian Agama Kota Pekanbaru [Isi tulisan sepenuhnya tanggungjawab penulis]





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved