Minggu, 28 April 2024
UMRI Puncaki Proposal Lolos Terbanyak Program P2MW Kemendikbudristek Tahun 2024 | Mandi di Sungai Desa Kualu Nenas, Bocah 9 Tahun Tenggelam dan Ditemukan Meninggal | HUT ke-78 TNI AU, Ribuan Warga Antusias Saksikan Berbagai Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbar | Pekanbaru Raih Juara Umum MTQ XLII tahun 2024 Tingkat Provinsi Riau di Dumai | Pelaku Pembunuhan Wanita Tanpa Busana di Kampar Ditangkap, Ini Motifnya | 1.500 CJH Riau Ikuti Launching Senam Haji dan Launching Batik Haji
 
Internasional
Bikin Geger, 75.000 Tenaga Kesehatan AS Mogok Kerja-Berunjuk Rasa

Internasional - - Kamis, 05/10/2023 - 11:45:35 WIB

SULUHRIAU- Puluhan ribu tenaga layanan kesehatan di Amerika Serikat (AS) melakukan mogok kerja massal dan berunjuk rasa saat ketidakpuasan dalam sektor buruh terus berlanjut di negara tersebut.

Aksi mogok kerja ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar pada sektor ini dalam beberapa tahun terakhir.

Seperti dilansir AFP, Kamis (5/10/2023), mogok kerja oleh lebih dari 75.000 tenaga kesehatan yang berlangsung selama tiga hari sejak Rabu (4/10/2023) waktu setempat itu terjadi saat melonjaknya inflasi yang mendorong aksi industri di berbagai wilayah AS, mulai dari aktor-aktor Hollywood hingga para pekerja otomotif di Detroit.

Puluhan tenaga kesehatan yang mogok kerja itu merupakan pekerja pada Kaiser Permanente, organisasi layanan kesehatan nirlaba terbesar di AS.

Para tenaga kesehatan yang berunjuk rasa di Los Angeles pada Rabu (4/10/2023) waktu setempat mengatakan mereka dibayar rendah dan mendapatkan beban kerja terlalu besar atau overworked.

"Sejak pandemi melanda, kami kehilangan banyak anggota dan kami tidak pernah mengembalikan mereka. Dan sekarang kita berada di tepi jurang, kita berada di jurang yang curam," tutur seorang teknisi sinar-X, Armando Velasco, kepada AFP.

Seorang perawat bernama Kathy Lozoya menuturkan bahwa biaya hidup yang meroket di wilayah California bagian selatan membuat kehidupan semakin sulit.

"Kaiser Permanente melaporkan keuntungan miliaran dolar, jadi yang kami minta dari para CEO Kaiser adalah membagikan keuntungan tersebut dengan para pekerja garis depan. Yang kami minta hanyalah kontrak yang adil agar kami bisa hidup," ujarnya.

Rekan perawat lainnya, Scarleth Rocha, mengatakan dirinya khawatir kekurangan staf tidak akan baik bagi para pasien di rumah sakit.

"Bekerja dalam shift 12 jam, bekerja dengan 26 pasien per satu perawat tidaklah ideal, dan tidak aman bagi para perawat untuk bekerja dengan banyak pasien di satu tempat," sebutnya.

Kaiser Permanente yang berlokasi di California, Colorado, Oregon dan negara bagian Washington diperkirakan akan terkena dampak mogok kerja selama tiga hari tersebut. Sejumlah kecil pekerja di Washington DC dan Virginia dilaporkan akan mogok kerja selama 24 jam.

Juru bicara Kaiser Permanent mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan terus berlanjut dengan serikat pekerja. Sang juru bicara mengklaim bahwa 'beberapa kesepakatan mengenai ketentuan tertentu telah dicapai' dengan Koalisi Serikat Pekerja Kaiser Permanente.

Dia menambahkan bahwa para perunding siap untuk bertemu sepanjang waktu 'sampai kita mencapai kesepakatan yang adil dan setara'.

Koalisi Serikat Pekerja Kaiser Permanent menyebut aksi mogok kerja ini menjadi yang terbesar oleh para pekerja kesehatan dalam sejarah AS. Mereka menegaskan tuntutan kenaikan gaji dan perlindungan terhadap subkontrak dan outsourcing tenaga kerja.

Serikat pekerja bahkan mengancam akan melakukan aksi mogok kerja lebih lanjut pada November mendatang 'jika Kaiser terus melakukan praktik perburuhan yang tidak adil'.

Sumber: detik.com
Editor: Jandri






 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved