Sabtu, 27 April 2024
Sambut Tokoh-tokoh Kampar di Pekanbaru, Pj Bupati Dukung Bagholek Godang Masyarakat Kampar | Polsek Tambang Tangkap Pelaku Narkoba di Depan SPBU Rimbo Panjang | Mantan Bupati Inhil Indra Muchlis Adnan Meninggal Dunia, Pj Gubri Sampaikan Ucapan Duka | Kapolda Riau M Iqbal: Jangan Ada Lagi Diksi Kampung Narkoba di Pekanbaru, Sikat Habis! | Peringatan 78 Tahun TNI AU Masyarakat Riau akan Disuguhi Aneka Atraksi di Lanud Roesmin Nurjadin | SULUHRIAU, Pekanbaru – Ribuan pendaftar calon anggota Polri dari 12 kabupaten/kota memenyhi halama
 
Kesehatan
Pekanbaru Duduki Peringkat Pertama Kasus Penyakit 'Musuh dalam Selimut' di Riau

Kesehatan - - Selasa, 12/03/2024 - 19:23:28 WIB

SULUHRIAU, Pekanbaru- Penanganan kasus demam berdarah dengue (DBD) di banyak daerah termasuk di Pekanbaru, Riau hingga hari-hari ini nyaris belum bisa teratasi secara baik.

Setiap panca robah penyakit disebabkan nyamuk Aedes aegypti ini cenderung melonjak. Segerombolan virus dibawa nyamuk yang kerap ada di rumah dan pekarangan tertentu bagai musuk dalam selimut.

Vrus itu tiba-tiba menjadi hantu pencabut nyawa di wilayah ini. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Ria, dari 12 Kabupaten Kota se Provinsi Riau, Kota Pekanbaru menduduki peringkat pertama Kasus DBD terbanyak se Provinsi Riau pada awal tahun 2024 ini.

Sepanjang Januari 2024, tercatat total kasus DBD di Pekanbaru mencapai 67 kasus. Sementara di urutan kedua Kampar 41 kasus, ketiga Pelalawan 38 kasus.

Sementara untuk urusan keempat dan seterusnya masing-masing diduduki oleh Siak 23 kasus, Inhil 13 kasus, Kuansing 9 kasus, Dumai dan Bengkalis masing-masing 8 kasus, Inhu 7 kasus, Rohul 5 kasus, Rohil 4 kasus dan di urutan terakhir adalah Kabupaten Kepulauan Meranti 3 kasus.

Angka-angka teror DBD ini bukan mustahil terus melaju sampai musim hujan reda.

Melihat tingginya angka kasus DBD di Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau secara umum, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Sri Sadono Mulyanto, menginstruksikan kepada petugas kesehatan ditingkat paling bawah, yakni di Puskesmas untuk turun langsung ke permukiman.

Ia minta kader di Puskesmas turun ke langsung tengah masyarakat dan secara masif menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana mencegah penyakit demam berdarah ini dengan menerapkan 3M plus dan membentuk kader Jumantik.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Ibeng ini mengatakan, terjadi peningkatan kasus DBD di Riau jika dibandingkan dengan periode yang sama, yakni antara Januari 2023 dengan Januari 2024.

"Pada Januari 2023 lalu ditemukan kasus DBD sebanyak 200 kasus. Sedangkan pada Januari 2024 ini total kasus DBD di Riau mencapai 226 kasus. Artinya ada peningkatan 26 kasus jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya," katanya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih.

Agar kasus DBD tidak terus bertambah, pihaknya mengimbau agar setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (jumantik) yakni anggota keluarga di masing - masing rumah.

"Jadi 3 M itu yang harus digiatkan. Mulai dari kamar mandi tempat bersarang. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk," katanya.

Sebagai informasi, dalam kurun waktu satu tahun, selama tahun 2023 lalu, total ada 15 warga Riau yang meninggal dunia akibat penyakit DBD. Pada tahun 2023 lalu, Dinas Kesehatan Riau mencatat ada 1.743 kasus DBD di Riau. (mcr, src)





 
 
 
Home | Daerah | Nasional | Internasional | Hukrim | Gaya Hidup | Politik | Sport | Pendidikan | Metropolis | Sosial Budaya | Kesehatan | Ekbis
Religi | Kupas Berita |Tokoh | Profil | Opini | Perda | DPRD Kota Pekanbaru | Tanjung Pinang-Kepri | Indeks
Pedoman Media Siber | Kode Etik Internal Perusahaan Pers |Redaksi
Copyright 2012-2021 SULUH RIAU , All Rights Reserved